Foto: Dok. PIFA/Tangkapan Layar MyPertamina

Berita Nasional, PIFA - Rating Aplikasi MyPertamina di Google PlyaStore terjun bebas hingga hingga 1,1 bintang saja. Netizen ramai-ramai memberikan bintang 1 di ulasan aplikasi tersebut, salah satu penyebabnya karena MyPertamina dianggap inovasi yang menyusahkan rakyat.

Selain dianggap menyusahkan, MyPertamina juga disebut netizen sebagai aplikasi yang tak siap pakai karena masih banyak errornya. Berdasarkan pantauan PIFA, beberapa ulasan di Playstore rata-rata mengeluhkan terkait aplikasi yang sering eror dan lemot.

Satu diantara pengguna yang memberikan ulasan, Roh Widono menilai aplikasi tersebut menyusahkan, ia pun meminta agar tampilan UI aplikasi diperbaiki agar bisa digunakan dengan baik dan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat.

"App yang menyusahkan, ada biaya platform juga dan masih sering crash juga. Tolong diperbaiki UI nya biar benar2 bisa digunakan dengan baik dan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat," tulis Roh Widiono, Rabu (29/6/2022).

"Aplikasi ga siap pakai! Penuh kecacadtan! Udah daftar pake nomor & password yg bener malah ga bisa² login/masuk. Pas di "lupa pin" malah ga ada SMS samsek udh 8x nyoba masih ga bisa," tulis akun Fathuryp 30.

Cahyo Adhi N juga menganggap Aplikasi MyPertamina menyusahkan dalam penggunaannya. Sementara itu, ada juga yang menyebut aplikasi tersebut tidak berguna.

"Aplikasi gak guna, Masa iya gak bisa scan, mesin spot nya eror. Saldo lebih dari cukup, masa iya gak bisa payment. Yang harus nya mempercepat payment malah memperlambat, hadeuh. Capek deh....," ujar Yuli Prasetyo di kolom komentar ulasan.

"Aplikasi ga berguna, gabisa di pake ko di suruh pake, tulisannya coba lagi coba lagi, kalo server masih belum mampu gausah sok menjalankan, minimal jgn menyusahkan lah seni adalah ledakan," sambung Fadli Muhammad Muhram.

Meski banyak ulasan negatif, ada juga netizen yang memberikan bintang 5 dengan ulasan positif.

"Daftar saja susah.. Bagaimana bisa pertamina membuat syarat beli pertalite dgn aplikasi ini? Sebaiknya aplikasinya diperbaiki dulu kalau benar2 sudah siap baru jadi syarat pembelian pertalite untuk mobil. Mohon segera diperbaiki agar tidak ada kendala saat aplikasi ini jadi syarat utama pembelian pertalite mobil," pungkas akun Vic Mendrova.

"Thanks saya tetap mengapresiasi dgn bintang 5 karena membuat aplikais memang tdk mudah," lanjut Mendrova dengan emotikon jempol diakhir komentarnya.

Sebagai informasi, kebijakan pembelian BBM jenis Pertalite dan Solar yang dibatasi mulai uji coba pada hari ini, Jumat (1/7) di 11 daerah Indonesia. Ke-11 daerah tersebut diantaranya Kota Bukit Tinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kota Banjarmasin, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Manado, Kota Yogyakarta, dan Kota Sukabumi.

"Dalam menyalurkan BBM subsidi ada aturannya, baik dari sisi kuota atau jumlah maupun dari sisi segmentasi penggunanya. Saat ini, segmen pengguna Solar subsidi ini sudah diatur, sedangkan Pertalite segmentasi penggunanya masih terlalu luas. Sebagai badan usaha yang menjual Pertalite dan Solar, kami harus patuh, tepat sasaran dan tepat kuota dalam menyalurkan BBM yang disubsidi pemerintah,” jelas Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution saat menjelaskan kegunaan MyPertamina pada Selasa (28/6) lalu.

Berita Nasional, PIFA - Rating Aplikasi MyPertamina di Google PlyaStore terjun bebas hingga hingga 1,1 bintang saja. Netizen ramai-ramai memberikan bintang 1 di ulasan aplikasi tersebut, salah satu penyebabnya karena MyPertamina dianggap inovasi yang menyusahkan rakyat.

Selain dianggap menyusahkan, MyPertamina juga disebut netizen sebagai aplikasi yang tak siap pakai karena masih banyak errornya. Berdasarkan pantauan PIFA, beberapa ulasan di Playstore rata-rata mengeluhkan terkait aplikasi yang sering eror dan lemot.

Satu diantara pengguna yang memberikan ulasan, Roh Widono menilai aplikasi tersebut menyusahkan, ia pun meminta agar tampilan UI aplikasi diperbaiki agar bisa digunakan dengan baik dan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat.

"App yang menyusahkan, ada biaya platform juga dan masih sering crash juga. Tolong diperbaiki UI nya biar benar2 bisa digunakan dengan baik dan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat," tulis Roh Widiono, Rabu (29/6/2022).

"Aplikasi ga siap pakai! Penuh kecacadtan! Udah daftar pake nomor & password yg bener malah ga bisa² login/masuk. Pas di "lupa pin" malah ga ada SMS samsek udh 8x nyoba masih ga bisa," tulis akun Fathuryp 30.

Cahyo Adhi N juga menganggap Aplikasi MyPertamina menyusahkan dalam penggunaannya. Sementara itu, ada juga yang menyebut aplikasi tersebut tidak berguna.

"Aplikasi gak guna, Masa iya gak bisa scan, mesin spot nya eror. Saldo lebih dari cukup, masa iya gak bisa payment. Yang harus nya mempercepat payment malah memperlambat, hadeuh. Capek deh....," ujar Yuli Prasetyo di kolom komentar ulasan.

"Aplikasi ga berguna, gabisa di pake ko di suruh pake, tulisannya coba lagi coba lagi, kalo server masih belum mampu gausah sok menjalankan, minimal jgn menyusahkan lah seni adalah ledakan," sambung Fadli Muhammad Muhram.

Meski banyak ulasan negatif, ada juga netizen yang memberikan bintang 5 dengan ulasan positif.

"Daftar saja susah.. Bagaimana bisa pertamina membuat syarat beli pertalite dgn aplikasi ini? Sebaiknya aplikasinya diperbaiki dulu kalau benar2 sudah siap baru jadi syarat pembelian pertalite untuk mobil. Mohon segera diperbaiki agar tidak ada kendala saat aplikasi ini jadi syarat utama pembelian pertalite mobil," pungkas akun Vic Mendrova.

"Thanks saya tetap mengapresiasi dgn bintang 5 karena membuat aplikais memang tdk mudah," lanjut Mendrova dengan emotikon jempol diakhir komentarnya.

Sebagai informasi, kebijakan pembelian BBM jenis Pertalite dan Solar yang dibatasi mulai uji coba pada hari ini, Jumat (1/7) di 11 daerah Indonesia. Ke-11 daerah tersebut diantaranya Kota Bukit Tinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kota Banjarmasin, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Manado, Kota Yogyakarta, dan Kota Sukabumi.

"Dalam menyalurkan BBM subsidi ada aturannya, baik dari sisi kuota atau jumlah maupun dari sisi segmentasi penggunanya. Saat ini, segmen pengguna Solar subsidi ini sudah diatur, sedangkan Pertalite segmentasi penggunanya masih terlalu luas. Sebagai badan usaha yang menjual Pertalite dan Solar, kami harus patuh, tepat sasaran dan tepat kuota dalam menyalurkan BBM yang disubsidi pemerintah,” jelas Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution saat menjelaskan kegunaan MyPertamina pada Selasa (28/6) lalu.

0

0

You can share on :

0 Komentar