Elkan Baggott bersama klub barunya di kasta ketiga Liga Inggris, Blackpool, untuk musim 2024/2025. (Instagram @elkanbaggott)

Elkan Baggott bersama klub barunya di kasta ketiga Liga Inggris, Blackpool, untuk musim 2024/2025. (Instagram @elkanbaggott)

Berandascoped-by-BerandaSportsscoped-by-SportsDebut Elkan Baggott di Premier League Tertunda Lagi Usai Dipinjamkan ke Kasta 3 

Debut Elkan Baggott di Premier League Tertunda Lagi Usai Dipinjamkan ke Kasta 3 

Inggris | Selasa, 6 Agustus 2024

PIFA, Sports - Bek asal Indonesia, Elkan Baggott, harus menunda mimpinya untuk menjalani debut bersama Ipswich Town di Premier League. Dia kembali dipinjamkan ke klub kasta ketiga Liga Inggris, Blackpool untuk musim 2024/2025.

Ipswich Town baru saja promosi ke Premier League untuk musim 2024/2025. Klub asal Elkan ini akan bersaing dengan tim-tim terbaik di Inggris.

Elkan Baggott memiliki peluang besar untuk mencatat sejarah sebagai pemain Indonesia pertama yang bermain di liga elite Inggris tersebut. Namun, harapan Elkan untuk bermain di Premier League harus kembali tertunda.

Ia tidak masuk ke dalam skuad utama Ipswich Town dan akan melanjutkan karirnya dengan status pinjaman di Blackpool.

Ipswich melalui laman resminya telah mengonfirmasi bahwa Elkan dipinjamkan ke Blackpool yang bermain di League One atau Divisi Tiga Inggris.

"Elkan Baggott telah menyelesaikan proses peminjaman ke Blackpool," bunyi keterangan resmi Ipswich seperti dikutip PIFA.

"Bek Town, yang tampil reguler untuk tim asuhan Kieran McKenna selama pramusim, akan menghabiskan musim 2024/25 bersama klub League One tersebut." lanjut pernyataan klub.

Meski demikian, Ipswich membubuhkan opsi kesepakatan untuk menarik kembali Elkan lebih cepat dari masa peminjaman di jendela transfer Januari mendatang.

Elkan Baggott selama ini lebih banyak dipinjamkan ke klub lain ketimbang bermain di skuad utama Ipswich. Ia pernah dipinjamkan ke King's Lynn Town, Gillingham, Cheltenham Town, dan Bristol Rovers. Bek 21 tahun tersebut mengaku tak sabar menjalani petualangan baru bersama Blackpool.

"Sangat senang berada di sini untuk menjalani musim @blackpool," tulis Elkan Baggott di Instagram pribadinya.

Rekomendasi

Foto: Pelanggan Setia, Bakir Ghozali Tak Menyangka Dapat Hadiah Motor saat Gebyar Sobek Label Yamalube di Fortuna Jaya Motor Sintang  | Pifa Net

Pelanggan Setia, Bakir Ghozali Tak Menyangka Dapat Hadiah Motor saat Gebyar Sobek Label Yamalube di Fortuna Jaya Motor Sintang

Sintang
| Rabu, 26 Februari 2025
Foto: Pakar: Mencampur BBM Berbeda RON Bisa Merusak Mesin dan Lingkungan | Pifa Net

Pakar: Mencampur BBM Berbeda RON Bisa Merusak Mesin dan Lingkungan

Indonesia
| Kamis, 27 Februari 2025
Foto: Resep Es Timun Serut, Minuman Andalan untuk Buka Puasa Ramadan | Pifa Net

Resep Es Timun Serut, Minuman Andalan untuk Buka Puasa Ramadan

Indonesia
| Senin, 3 Maret 2025
Foto: Lemang, Kuliner yang Selalu Diburu saat Ramadhan di Pontianak | Pifa Net

Lemang, Kuliner yang Selalu Diburu saat Ramadhan di Pontianak

Pontianak
| Rabu, 5 Maret 2025
Foto: Vadel Sempat Bersumpah Tidak Pernah Berhubungan Badan dengan LM, Begini Kata Razman | Pifa Net

Vadel Sempat Bersumpah Tidak Pernah Berhubungan Badan dengan LM, Begini Kata Razman

Jakarta
| Selasa, 18 Februari 2025
Foto: Momen Ahok Diperiksa KPK Soal Dugaan Korupsi LNG Pertamina | Pifa Net

Momen Ahok Diperiksa KPK Soal Dugaan Korupsi LNG Pertamina

Indonesia
| Kamis, 9 Januari 2025
Foto: Menteri Satryo Hindari Wartawan Usai Rapat Tertutup 3 Jam di DPR | Pifa Net

Menteri Satryo Hindari Wartawan Usai Rapat Tertutup 3 Jam di DPR

Nasional
| Jumat, 24 Januari 2025
Foto: Garuda Muda Siap Tempur di Piala Asia U-20 2025, Indra Sjafri Fokus Matangkan Strategi | Pifa Net

Garuda Muda Siap Tempur di Piala Asia U-20 2025, Indra Sjafri Fokus Matangkan Strategi

China
| Selasa, 11 Februari 2025
Foto: Ini Daftar Event Menarik di Pontianak Tahun 2025, Ada Cap Go Meh hingga Festival Kopi | Pifa Net

Ini Daftar Event Menarik di Pontianak Tahun 2025, Ada Cap Go Meh hingga Festival Kopi

Pontianak
| Kamis, 9 Januari 2025
Foto: Garuda Muda Matangkan Persiapan Jelang Duel Kontra Iran di Piala Asia U-20 | Pifa Net

Garuda Muda Matangkan Persiapan Jelang Duel Kontra Iran di Piala Asia U-20

China
| Rabu, 12 Februari 2025

Berita Terkait

Lokal

Foto: Karang Taruna Tebar 450 Kg Lele, Warga Pontianak Antusias Ikuti Lomba Mancing di Parit | Pifa Net

Karang Taruna Tebar 450 Kg Lele, Warga Pontianak Antusias Ikuti Lomba Mancing di Parit

PIFA.CO.ID, LOKAL - Ratusan warga berbondong-bondong meriahkan lomba memancing di tepian parit Jalan PGA Kota Baru Pontianak, pada Minggu (12/1/2024) pagi. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa terlihat antusias mengikuti lomba memancing tersebut.Turnamen ini digelar oleh Karang Taruna Kecamatan Pontianak Kota. Diikuti sekitar 1.200 peserta.Ketua Karang Taruna Kecamatan Pontianak Kota, Eko Febriyanto mengatakan, awal mula dilaksanakan kegiatan ini, berangkat dari keresahan warga yang meminta untuk diadakan event sebagai ajang berkumpul bersama keluarga ataupun keluarga lainnya. "Jadi kami menggarap itu dengan atas dasar keresahan yang ada di masyarakat. Oleh sebab itu, kami membuat event mancing Karang Taruna Fishing Cup 1. Peserta ditargetkan 1.500  dari berbagai komunitas dan warga Pontianak," ujarnya.Panitia sebelumnya telah menebarkan 450 kg ikan lele di sepanjang parit tersebut. Para peserta hanya tinggal membawa peralatan pancing.Pada lomba mancing ini juga penilaian, dimana peserta yang berhasil mendapatkan ikan terbesar akan menjadi juaranya. “Bagi peserta yang mendapat juara, diberikan hadiah berupa uang tunai,” ujarnya.Perlombaan ini dihadiri oleh Anggota DPRD Provinsi Kalbar Zulfydar Zaidar Mochtar. Ia mengapresiasi lomba mancing yang digelar oleh Karang Taruna. Ia menilai, selain menjadi wadah mengekspresikan bakat memancing, juga menjadi wadah silaturahmi antar warga sekaligus rekreasi."Maka kami sebagai anggota DPRD provinsi Kalbar mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini dalam rangka untuk menumbuhkan semangat rasa kebersamaan, rasa persatuan, rasa komunikasi dan silaturahmi, jadi tidak hanya soal memancingnya, tapi ada silaturahim di dalamnya," ujar Zulfydar.Selain menjadi daya tarik rekreasi berwisata, Zulfydar mengatakan lomba memancing ini dinilai juga menjadi daya tarik mendongkrak pertumbuhan ekonomi para pelaku UMKM.“Tentunya mereka datang ada yang belanja atau jajan, nah ini yang dapat membantu geliat UMKM naik," ujarnya.Zulfydar juga menilai, bahwa ikan lele selain dapat dijadikan event lomba memancing, juga dapat membantu menjaga lingkungan terkhusus di parit-parit atau drainase.Zulfydar berharap agar Pemuda dari Karang Taruna terus melakukan terobosan ataupun kegiatan yang produktif. Ia juga meminta agar Karang Taruna ikut andil dalam memanfaatkan bonus demografi menuju Indonesia emas 2045.

Pontianak
| Senin, 13 Januari 2025

Lokal

Foto: Optimalisasi Kompetensi Pembuatan Modul Berdiferensiasi Berbasis Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SDN 04 Bengkayang di Perbatasan Indonesia-Malaysia | Pifa Net

Optimalisasi Kompetensi Pembuatan Modul Berdiferensiasi Berbasis Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SDN 04 Bengkayang di Perbatasan Indonesia-Malaysia

PIFA, Lokal - Merdeka Belajar merupakan sebuah istilah yang saat ini sedang menjadi perbincangan hangat bagi para pendidik di segala jenjang termasuk juga di jenjang sekolah dasar. Implementasi Merdeka Belajar di setiap jenjang tentu berbeda-beda hal ini bergantung pada sasaran dari masing-masing instansi. Menyoroti Merdeka Belajar di sekolah dasar, maka akan terlihat beberapa kebijakan dalam aktualisasinya yang secara garis besar dirangkum dalam Kurikulum Merdeka untuk jenjang Sekolah Dasar. Menelisik hal ini, maka nyatalah adanya perubahan kurikulum. Meskipun terkesan berubah lagi dan lagi, namun kondisi ini tidak bisa dihindari karena dorongan dari pusat mengharapkan sekolah dapat menyesuaikan dirinya dengan segala perubahan kebijakan yang ada. Lebih lanjut membicarakan tentang Merdeka Belajar maka akan terlihat adanya beberapa istilah baru dalam pendidikan di sekolah dasar. Istilah tersebut diantaranya Profil Pelajar Pancasila, Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Kriteria Ketercapaian Pembelajaran (KKTP), sekaligus penekanan perubahan pola pembelajaran menjadi pembelajaran berdiferensiasi. Pada dasarnya komponen-komponen yang terkandung dalam istilah tersebut bukanlah sesuatu yang baru, namun seolah menjadi hal yang baru karena minim wawasan serta kurangnya sosialisasi. Tidak dipungkiri, perubahan kurikulum selalu membawa dinamika baru yang berbeda dengan segala tantangan dan hiruk pikuk yang menyertainya. Namun tentu saja, para pendidik tidak boleh menyerah dan sekedar berpangku tangan menunggu aba-aba. Tuntutan yang diharapkan adalah para pendidik siap untuk bergerak maju mengikuti segala perubahan yang ada. Jika tuntutannya menyelenggarakan pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka maka pendidik harus mampu memenuhi tuntutan tersebut. Tidak bisa disangkal bahwa menyesuaikan diri terhadap hal yang baru bukanlah hal yang mudah, begitu juga ketika beralih pembelajaran dari pola yang lama ke pola saat ini juga memiliki tantangan tersendiri. Oleh karena itu sebagai upaya membantu pendidik untuk dapat menyesuaikan tuntutan ke pembelajaran yang baru maka dapat dilakukan program pendampingan. Hal inilah yang melatarbelakangi kegiatan pendampingan di SDN 04 Kabupaten Bengkayang sebagai bentuk implementasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat. Demi mewujudkan kemerataan implementasi Merdeka Belajar maka dilakukan pendampingan kepada para guru secara khusus di SDN 04 Bengkayang. Program pendampingan ini merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset da Teknologi Tahun 2023. Pendampingan ini bermaksud untuk mendorong para guru dalam membuat modul ajar berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan pendampingan ini dimulai sejak bulan Agustus dan masih berlangsung hingga sekarang. Pendampingan dimulai dengan pembekalan materi mengenai Kurikulum Merdeka, pembelajaran berdiferensiasi, hingga pada Profil Pelajar Pancasila. Setelah para guru di SDN 04 diberi penguatan materi-materi tersebut, maka dilanjutkan pada penyunan modul ajar berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila. Pelaksanaan kegiatan sendiri dilakukan secara daring dan luring. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan bersama SDN 04 Bengkayang juga menghadirkan beberapa Fasilitator maupun Narasumber Nasional Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaannya. Terdapat Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) yakni Bapak Yosua Damas Sadewo, M.Pd yang juga terlibat dalam pembekalan materi mengenai Refleksi Kurikulum Merdeka yang dilakukan secara luring di SDN 04 Bengkayang.  Kemudian dalam penjelasan materi mengenai pembelajaran berdiferensiasi, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang sering disebut P5, serta penyusunan modul ajar dalam Kurikulum Merdeka diberikan secara daring oleh Ibu Dr. Vendyah Trisnaningtyas, M.Pd selaku Narasumber Nasional Kurikulum Merdeka dan Pelatih Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) serta selaku Dosen Aktif di Sekolah Tinggi Teologi Pancasilacitta, Malang. Selain itu, ketua pelaksanaan program, Pebria Dheni Purnasari juga mengajak para anggotanya yakni Ibu Bella Ghia Dimmera, M.Pd dan Sr. Priska Vasantan, S.Si., Apt., M.MSI untuk berpartisipasi dalam mengkonsep kegiatan pengabdian yang dilakukan di SDN 04 Bengkayang. Selain itu, untuk memudahkan dalam teknis lapangan, Bapak Totok Victor Didik Saputro, M.Pd selaku Dosen aktif program studi PGSD Institut Shanti Bhuana dan 2 mahasiswa PGSD Institut Shanti Bhuana yakni atas nama Suryani dan Januarius Jefri juga turut terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SDN 04 Bengkayang baik secara luring maupun daring. “Saya sangat senang sekali dengan program kegiatan pengabdian yang dilaksanakan ini, terlebih lagi dengan antusias para guru SDN 04 Bengkayang dan tim pelaksana yang terlibat di dalamnya sangat kompak dan memiliki semangat yang baik dalam kemajuan pendidikan,” ungkap Ibu Vendyah dalam sela-sela pemaparan materinya Adanya program pendampingan ini sangat disambut baik oleh pihak sekolah, pihak sekolah merasa amat senang dan terbantu dalam memahami konsep kurikulum merdeka. Dalam refleksi di pertengahan kegiatan didapati respon yang positif di mana para guru di SDN 04 Bengkayang menyambut baik dan sangat antusias dengan adanya program ini. Ibu Siti, salah satu guru di SDN 04 Bengkayang yang telah mengajar selama 17 tahun menuturkan bahwa program pengabdian ini dirasa membantu para guru dalam mengajar di kelas. Awalnya konsep kurikulum merdeka belum tergambarkan secara jelas, namun karena adanya pendampingan ini membuat Bu Siti lebih mengenal kurkulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila. Hal serupa juga disampaikan Ibu Blandina yang telah mengajar selama 5,5 tahun bahwa pendampingan ini dirasa cukup membantu dalam memahami kurikulum merdeka di jenjang sekolah dasar, begitu juga Bapak/Ibu guru lainnya yang ada di SDN 04 memberi respon yang positif. Program ini masuk berlanjut hingga para guru mampu menghasilkan modul pembelajaran berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila. Dengan demikian, tercapainya program ini nantinya akan menjadi salah satu upaya dalam merealisasikan Kurikulum Merdeka di jenjang sekolah dasar khususnya di wilayah Bengkayang yang dikenal sebagai wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.  Penulis: Pebria Dheni Purnasari

Bengkayang
| Minggu, 8 Oktober 2023

Lokal

Foto: Cerita Keberagaman dari Retok: Jonggan, Ronggeng, Sepak Bola Hingga Tester Halal | Pifa Net

Cerita Keberagaman dari Retok: Jonggan, Ronggeng, Sepak Bola Hingga Tester Halal

Merajut dan memupuk keberagaman ternyata tak hanya bisa dilakukan dengan pendandatanganan fakta damai atau seremonialitas belaka. Warga Desa Retok di Kubu Raya telah membuktikannya. Lewat seni Jonggan dan Ronggeng, Dayak dan Madura di desa ini hidup berdampingan sejak tahun 80an. Bahkan kini penerus generasi melebarkan bentuk keberagaman melalui sepak bola. Tak hanya itu, keistimewaan keberagaman desa ini juga karena memiliki tester halal untuk setiap panganan saat kegiatan masyarakat dilaksanakan. Lalu bagaimana kisahnya? Berikut reportase keberagaman dari Desa Retok yang dihimpun Bella : Berita Kubu Raya, PIFA - Jalanan berdebu, khas jalan perintis perkebunan kelapa sawit serta cuaca yang panas menjadi pemandangan kurang lebih tiga jam untuk sampai di Desa Retok, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Desa ini memang sulit dilalui dari Kota Pontianak. Jika hujan, jangan pernah berharap bisa tiba di Retok melalui jalur darat. Jalanan berlumpur tanah dan tanpa penerangan, membuat suramnya perjalanan. Alhasil, kapal motor air digunakan yang menyusuri sungai Kapuas.  Namun, Desa Retok ternyata memiliki cerita keberagaman tersendiri. Desa yang mayoritas dihuni oleh dua suku dan agama yang berbeda yakni Dayak dan Madura ini, hidup berdampingan, saling membantu hingga melibatkan dalam setiap kegiatan.  Satu di antara Tokoh Adat Dayak yang pernah menjabat sebagai Tumenggung Desa Retok, Baniel (66) membenarkan anggapan itu.  Tiba di rumahnya, Baniel menyambut kami dengan ramah. Teh hangat tersaji. Sembari menyeruput manisnya teh hangat ini, Baniel pun mulai menceritakan hubungan interaksinya dengan saudaranya yang dari suku Madura.  "Kami sejak dulu ngumpul, berteman, termasuk makanpun sama. Sama-sama makan singkong,” ujarnya mengawali cerita dengan tersenyum sembari mengenang masa kecilnya. Ingatan masa kecil Baniel membawanya pada ingatan tentang Jonggan, yang merupakan salah satu kesenian tari dan musik tradisional suku Dayak Kanayatn yang cukup populer pada masanya.  "Jaman dulu, kalau Jonggan main, Madura yang ngebeng (nyawer atau nari)," katanya sambil tertawa mengingat masa lalu. Demi mendengar cerita Jonggan, Akui, Istri Pak Baniel yang awalnya hanya ikut mendengarkan sesaat setelah menyuguhkan minuman, Akui pun ikut terbawa masa lalu. Mereka berdua pun bersahutan bercerita, saat itu sekitar tahun 70an hingga tahun 80an, di malam-malam pesta, di bawah alunan berbagai alat musik tradisional yang mengiringi tarian para penari Jonggan, para penonton pun ikut menari. Suasana begitu cair, semua tampak menikmati, tidak ada perbedaan baik suku, agama, atau latar belakang penonton. Semua yang hadir pada malam itu hanya memiliki satu tujuan, datang untuk menikmati hiburan. Menurut Baniel, pada waktu itu, setiap hari besar seperti HUT Kemerdekaan, pesta panen padi hingga acara pernikahan selalu ada Jonggan digelar. "Kalau dulu, orang Dayak bikin Jonggan ramai Madura nonton. Kalau Madura bikin Ronggeng,  ramai Dayak nonton," katanya. Tak hanya Baniel. Kami pun merekam ingatan akan keberagaman melalui seni Jonggan dari, satu di antara warga Madura, Marhawi (60). Ia lahir dan besar di Retok. Rumahnya hanya berjarak beberapa ratus meter dari rumah Baniel. Sebagai Warga Retok, Marhawi akrab dengan lingkungan dan kesenian di Desa Retok termasuk Jonggan. "Saat saya bujang dulu, saya sering sekali nonton kesenian Jonggan. Bahkan hampir setiap malam bila ada kesenian Jonggan yang diadakan oleh orang Dayak” ungkapnya. Bagi Marhawi, menonton Jonggan menjadi pengalaman yang sangat seru dan menyenangkan, karena bisa bergaul dan berteman dengan orang Dayak. "Bahkan saya juga bisa menggoda gadis Dayak" katanya sambil berkelakar dan tertawa puas mengenang masa mudanya. Menonton Jonggan, bagi Marhawi bukan hanya hiburan semata, namun juga untuk mengenal kesenian dan bahasa Dayak, khususnya Dayak Kanayatn yang ada di Retok. "Saya menonton kesenian Jonggan itu untuk mengenal kesenian daerah orang Dayak yang ada di Desa Retok. Untuk belajar bahasa Dayak, sehingga sekarang ini saya fasih berbahas Dayak ahe dan juga untuk menambah teman orang Dayak dan mempererat persaudaraan dan pertemanan dengan orang Dayak," kata Marhawi. Kami lantas meminta marhawi memberi contoh berbicara menggunakan bahasa Dayak Ahe. Benar saja, Marhawi berbicara dengan luwes dan lancar. Bahkan logat bahasa Madura yang kental nyaris tidak terdengar darinya saat berbicara menggunakan bahasa Dayak.  Lahir dan besar di Desa Retok, Marhawi punya kenangan dan penilaian tersendiri ketika hidup berdampingan dengan warga suku Dayak. "Bagi saya, berdampingan hidup dengan orang Dayak sangat menyenangkan karena mereka orangnya baik, ramah, sopan dan juga mau membantu bila kita ada masalah," ungkapnya. "Hidup dengan orang Dayak itu tergantung dari diri kita juga, bila kita tidak macam-macam maka orang Dayak itu juga tidak akan macam-macam pada kita. Begitu pula sebaliknya. Bila kita baik, ramah dan santun, mereka akan lebih baik, ramah dan santun juga ke kita," lanjut Marhawi. Namun, lain dulu, lain juga sekarang. Di tahun 90an, Jonggan yang sering menjadi media interaksi antar suku di Desa Retok sudah semakin jarang digelar, bahkan nyaris tidak pernah ada lagi pada saat ini. Tetapi bukan berarti anak mudanya kehilangan ruang bersama untuk menjaga keberagaman dan persaudaraan di Desa Retok. Bisa dibilang, Jonggan adalah ruang persaudaraan, sekaligus kenangan indah bagi generasi para orang tua di Retok. Sedang kini, bagi anak mudanya, permainan sepak bola adalah lapangan hijau untuk mereka memupuk persaudaraan dan keberagaman antar etnis dan agama. Sepak bola pengganti Jonggan dan Ronggeng Robertus Heriko (30), satu di antara pemain bola andalan di Retok mengaku punya ruang yang lebih untuk mengenal teman-teman dari suku maupun agama yang berbeda melalui Tim Sepak Bola Desa Retok. "Lewat sepak bola, saya bisa lebih mengenal kawan-kawan dari segi karakter, tata krama dan bahasa mereka. Di mana saya yang beranggapan suku lain itu dulunya sombong, angkuh, pokoknya stigma tentang mereka negatif semua tetapi setelah saya mengenal mereka ternyata berbeda terbalik 180 derajat," ungkapnya. Tim Sepak Bola Desa Retok memang memiliki anggota multi etnis. Tidak hanya beranggotakan pemuda Dayak, Tim Sepak Bola Retok juga memiliki anggota dengan etnis Madura, Tionghua, Melayu, dan lainnya. Riko mengaku mempunyai kedekatan emosional dengan teman-temannya meski dari latar belakang etnis yang berbeda. "Karena dari berbagai karakter, sifat dan ego kita harus mampu menyatukan demi visi dan misi kita dalam satu tim. Agar menjadi tim sepak bola yang solid dan saling bekerja sama demi tujuan yang sama dan mendapat chemistry agar tim kita kompak selalu di dalam lapangan," ungkap pria yang sudah memiliki hobi bermain sepak bola sejak SD itu. Berkat bermain sepak bola, Riko juga jadi punya pengalaman berharga terkait keberagaman yang sulit dilupakannya.  "Ini ceritanya waktu saya bermain bola di teluk batang Ketapang, di mana saya bermain bersama adik dan kawan saya orang Dayak untuk membantu orang sana yaitu orang Madura. Di mana kami dalam tim itu ada beberapa suku seperti Melayu, Madura dan Dayak. Saya sangat berkesan dengan bos saya yang orang Madura itu di mana kami sangat disambut seperti keluarga bahkan tinggal di rumahnya pun sudah dianggap rumah sendiri," kenangnya. Bahkan sampai saat ini, menurut Riko dirinya masih menjalin komunikasi yang baik, walaupun sekadar bertanya kabar dan berkirim pesan melalui gawai. Baginya, hal itu menjadi pengalaman yang sangat berkesan dan sulit untuk dilupakan. Sementara itu, Marsulin, pemain sepak bola Desa Retok, juga punya pengalaman serupa. Ketika Ia bermain sepak bola dan masuk tim dengan latar belakang suku dan budaya berbeda, Ia mengaku mendapatkan teman yang lebih beragam. "Karena dari pengalaman bermain bola, saya lebih banyak temen dan kawan-kawan yang beda Agama atau Sukunya," terang Marsulin. Lewat pertemuan menjadi pertemanan, Marsulin mengaku jadi lebih memahami, baik bahasa maupun karakter teman-teman yang berbeda. "Saya lebih banyak mengerti bahasa mereka dan bagaimana cara beradaptasi dengan mereka dan saling menjaga perasaan satu sama lain," ungkapnya.   Retok Miliki Tester Makanan Halal Helsiana (46), punya cerita berbeda tentang cara memupuk keberagaman yang ada di Desa Retok. Di sela kesibukannya sehari-hari menyadap karet dan berladang, dirinya sering diminta untuk memasak di acara hajatan. Bukan sekadar memasak, Ia memiliki tanggung jawab serupa Lembaga MUI yang memberikan Sertifikat Halal untuk makanan dan kudapan yang disajikan saat ada hajatan. Ia diberikan tugas khusus untuk menyiapkan makanan halal bagi tamu muslim yang akan diundang di hajatan warga non-muslim di Desa Retok. "Biasanya kalau ada yang syukuran, atau kawinan, kan yang datang tamunya macam-macam" terangnya. Meskipun ia mengaku membantu dengan sukarela, namun tak jarang dirinya diberi tanda terima kasih. "Biasanya dikasi duit, atau masakannya boleh dibawa pulang kalau ada lebih" ungkapnya. Saat memasak, Helsiana tidak sendirian, Ia seringkali dibantu anak dan juga suaminya. Menurutnya, hal itu bisa jadi kesempatan baginya untuk mengajari anak-anaknya banyak hal, mulai dari belajar memasak, hingga belajar menghargai sesama dan saling tolong menolong. Sedangkan suaminya, biasanya membantu menyembelih hewan, agar hewan yang disajikan juga disembelih secara syariat islam sehingga aman untuk dikonsumsi saudara-saudara muslim yang datang di hajatan. "Kan kalau untuk kita yang muslim biasanya kalau nyembelih ayam mesti bismilah dulu. Itu kalau menurut ajaran Islam" jelasnya. Ia mengaku sangat senang bisa membantu sesama warga, karena hal itu dilakukannya dengan ikhlas. "Senang saja bisa ikut membantu, dan saya niatnya ikhlas nolong sesama," katanya. Apa yang dilakukan oleh Helsiana merupakan satu di antara perekat silaturahmi di Desa Retok, di mana warga non-muslim bisa menyajikan makanan yang halal sehingga warga muslim bisa merasa aman dan nyaman saat menghadiri undangan warga non-muslim di Desa Retok. Salah satu perekat keberagaman etnis di Retok, khususnya di kalbar turut dipelihara oleh hadirnya berbagai organisasi masyarakat dengan latar belakang etnis yang beragam. Di antaranya Ikatan Keluarga Besar Madura (IKAMA) yang menjadi satu di antara sekian banyak ormas yang turut memelihara keharmonisan dan kerukunan masyarakat di Kalbar. Ketua Pelaksana Harian IKAMA Kalbar, M Soleh tak memungkiri jika kerukunan dan keharmonisan masyarakat di Kalbar cukup baik. "Alhamdulillah ya, meskipun di Kalbar ini kita sukunya banyak, beragam tapi bisa hidup rukun dan harmonis" kata Sholeh. IKAMA sendiri, menurut dia punya berbagai cara untuk menjaga kerukunan dan keharmonisan antar etnis di Kalbar. Di antaranya dengan menjalin silaturahmi dan komunikasi yang baik antar pemuka dan tokoh-tokoh masyarakat. "Kalau ada kegiatan budaya kita biasanya diundang. Misal ada gawai Dayak kita datang, begitu juga kalau kami punya kegiatan, mengundang saudara-saudara dari kelompok etnis lainnya, baik itu Dayak, Melayu, Cina dan lainnya" kata Sholeh. Silaturahmi inilah, menurut Sholeh yang menjadi satu di antara perekat keberagaman etnis di Kalbar. Adanya ruang-ruang yang membuat saling bertemu, menjalin komunikasi hingga saling mengenal satu sama lainnya dan akhirnya menjadi keluarga. Selain dalam kegiatan seni budaya, biasanya mereka juga memupuk keakraban dalam ruang-ruang yang lebih intim, yakni saling berkunjung. "Apabila saudara-saudara DAD (Dewan Adat Dayak) merayakan Natal kita biasanya berkunjung, paling tidak kita memberikan ucapan selamat lewat pesan" ungkapnya. Sholeh mengingatkan untuk bisa saling menjaga keharmonisan yang ada. "Kepada kawan-kawan, khususnya etnis madura saya mengimbau untuk bisa saling mengingatkan, jangan mudah terprovokasi, jika ada masalah di lingkungannya segera komunikasikan dengan tokoh masyarakat, para tetua yang dipercaya," katanya. Apalagi menjelang akhir tahun, menurutnya kita semua perlu waspada karena biasanya situasi jelang Natal dan Tahun Baru sering dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuat keributan. "Apalagi akhir tahun seperti ini biasanya rawan, sering dibikin kekacauan oleh oknum-oknum. Kita harus waspada, saling menjaga keamanan" kata Sholeh mengingatkan. Tak lupa ia juga mengajak semua tokoh masyarakat di Kalbar, untuk tetap saling menjaga silaturahmi, menjalin komunikasi yang baik agar bersama-sama bisa menjaga situasi yang kondusif, aman dan harmonis. (*)   *Liputan ini merupakan bagian dari program Workshop dan Story Grant Pers Mainstream yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerjasama dengan Norwegian Embassy untuk Indonesia.

Kubu Raya
| Jumat, 31 Desember 2021
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5