Dedi Mulyadi Tak Gentar Dapat Ultimatum dari GRIB Jaya: Saya Tidak Mendengarkan Ancaman
Jabar | Selasa, 29 April 2025
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku tak gentar dapat ultimatum GRIB Jaya. (CNN Indonesia)
Jabar | Selasa, 29 April 2025
Lokal
Berita Sanggau, PIFA - Wakil Bupati Sanggau Drs. Yohanes Ontot, M.Si melakukan ziarah dan tabur bunga ke Makam Pangsuma di Jalan Djoko Soedarmo, Desa Meliau Hilir, Kecamatan Meliau, Jum’at (1/4/2022). Kegiatan ini masih merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi ke – 406 Kota Sanggau Tahun 2022, dengan tema “Sanggau Bergotong Royong, Harmonis dan Inovatif Untuk Kesejahteraan Bersama”. Wabup Sanggau Yohanes Ontot mengatakan, ziarah ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang bergerilya melawan penjajah Jepang di Meliau. “Mengapa kita datang pada peringatan Hari Jadi Kota Sanggau, karena kita mengingat pesan Bung Karno, jangan pernah lupakan sejarah. Sanggau ini ada, pasti ada orang sebelumnya yang merintis dengan cara, dengan pikiran mereka pada kondisi waktu itu. Sejarah Sanggau ini cukup panjang, yang harus kita refleksi ulang agar para generasi kita tidak lupa,” ucap Wabup, Yohanes Ontot. Pangsuma, lanjut dikatakan Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot yang juga selaku Ketua DAD Kabupaten Sanggau ini, telah berjuang membebaskan Meliau dari penjajah Jepang. “Untuk Pangsuma ini, sejarah yang mungkin kita sudah tahu persis sepak terjangnya pada waktu itu, pada zaman penjajahan Jepang. Bagaimana upaya-upaya dia mengusir Jepang di kawasan Meliau,” ujarnya. Wabup mengungkapkan, di komplek Makam Pangsuma ini, termasuk ada Pak Timbang, Nenek Timbang, Pak Burung. “Kemudian Pak Ajoen Langgan Jantan ini kebetulan om (paman), karena sepupu bapak saya. Ada lagi beberapa orang. Mereka ini adalah pejuang di masa penjajahan pada waktu itu,” jelasnya. Ia menambahkan, ziarah ini untuk mengingat kembali sebagai tanda penghormatan. “Agar ada damai dalam hidup mereka di surga dan mereka kita berharap mendoakan kita. Agar Sanggau secara khusus dan Indonesia secara umum bisa nyaman, aman dan damai. NKRI harga mati,” pungkasnya Sementara itu Camat Meliau Tang, dalam sambutannya, ia menyampaikan terima kasih kepada Wakil Bupati yang sudah bersedia mengunjungi Makam Pangsuma pada kesempatan Hari Jadi ke-405 Kota Sanggau. “Inilah keadaan Makam Pangsuma yang kita lihat sekarang ini. Dan saya berharap, mudah-mudahan dengan adanya kunjungan pak Wakil Bupati ini, komplek Makam Pangsuma ini nanti bisa lebih baik ke depan. Dan selaku camat saya juga berharap Makam Pangsuma ini bisa dikunjungi setiap tahun pada peringatan Hari Jadi Kota Sanggau,” ujarnya. Hadir dalam kesempatan tersebut mendampingi Wakil Bupati Sanggau yaitu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sanggau Sudarsono, Kepala BPBD Kabupaten Sanggau Siron dan Direktur PSDKU Polnep Pontianak di Sanggau, Kapolsek Meliau Iptu Nana Supriatna, Danramil Meliau Plh Danramil Sertu Kusnadi , perwakilan keluarga Pangsuma M Jolang, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Sanggau, perwakilan Forkompimcam, sejumlah kepala desa, pengurus PDKS Meliau serta tamu undangan lainnya. Ziarah berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat. (ja)
Lokal
Berita Lokal, PIFA - Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo membuka Lokakarya Performa Penerapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan di Kabupaten Kubu Raya, di Q Hall Qubu Resort, Rabu (28/9/2022). Lokakarya yang digelar World Agroforestry (ICRAF) Indonesia bersama Pemerintah Kabupaten Kubu Raya ini merangkul berbagai perusahaan yang melakukan operasi bisnisnya di Kabupaten Kubu Raya. Penerapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari perusahaan diharapkan mampu membawa dampak positif bagi reputasi bisnis perusahaan, penghidupan masyarakat, dan kelestarian lingkungan. Wakil Bupati Sujiwo mengatakan, semua badan usaha yang ada di Kabupaten Kubu Raya bisa memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk daerah, pemerintah, dan masyarakat di sekitarnya. Bahkan, kata dia, semua sektor usaha di seluruh dunia juga melakukan penerapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang identik dengan memberikan perhatian sosial di lingkungan sekitar. “Yang lebih utama adalah untuk masyarakat sekitar di mana usaha itu berjalan," kata Sujiwo. Karena itu, lanjutnya, lokakarya menjadi ruang diskusi di mana diharapkan adanya suatu kesepakatan dalam hal tanggung jawab sosial lingkungan masing-masing. Terutama dunia usaha perusahaan kepada masyarakatnya. Terkait hal itu, pemerintah perlu memberikan atensi berkaitan dengan peraturan daerah, misalnya, atau berkaitan dengan peraturan bupati yang harus disampaikan. Supaya dunia usaha dan investasi juga bisa berjalan dengan baik. “Tetapi kalau tidak ada penyampaian dari dunia usaha, pemerintah juga akan menganggap baik-baik saja, menganggap semuanya berjalan dengan baik. Yang jelas kegiatan ini tujuannya agar dunia usaha bisa berjalan dengan baik dan sehat," katanya. Dia menambahkan, lokakarya menjadi ruang yang penting karena ada kehadiran dari perwakilan pemerintah, organisasi nonpemerintah, pelaku usaha, para pakar, dan akademisi. “Semua ditumpahkan, dicurahkan, sehingga pada akhirnya nanti akan terjadi suatu kesepakatan yang mengakomodir semua, terutama suasana kebatinan. Baik dari pelaku usaha, dari pemerintah, dari akademisi, dan lain sebagainya," ujarnya. Sujiwo menyatakan hasil dari kegiatan lokakarya nantinya akan dikemas menjadi suatu kesepakatan tentang tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan. Karena itu, dirinya berharap ada keterbukaan terkait kendala-kendala yang berhubungan dengan kebijakan atau keputusan pemerintah yang berpengaruh pada dunia usaha. “Itu tidak bisa berjalan secara normatif, secara baik, atau secara maksimal kalau tidak disampaikan. Sehingga ketika ada masukan yang positif dan konstruktif akibat dari keputusan kebijakan, misalnya, peraturan daerah dan sebagainya bisa melakukan pengkajian-pengkajian ulang terhadap hal itu," katanya. Sujiwo mengapresiasi ICRAF yang telah memprakarsai kegiatan lokakarya. Dirinya yakin dunia usaha tidak akan merasa keberatan sedikitpun dalam melaksanakan tanggung jawab sosial lingkungannya. "Mudah-mudahan di lokakarya ini betul-betul bisa dibuat suatu keputusan bermanfaat untuk pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat," harapnya. (ap)
Sports
PIFA, Sports - Dukungan global terhadap Palestina mencapai puncaknya dalam beberapa hari terakhir, dan kali ini datang dari para penggemar sepak bola klub terkenal, Celtic. Klub ini telah menjadi sorotan setelah suporter fanatik mereka, Green Brigade, secara terang-terangan mengibarkan bendera Palestina di tribun Stadion Celtic Park pada Kamis (26/10) dini hari WIB, sebagai respons atas konflik yang kembali memanas antara Israel dan Palestina. Tindakan ini bukan pertama kalinya bagi Celtic. Pada tahun 2014, UEFA mengenakan denda sebesar 16.000 poundsterling atau sekitar Rp300 juta karena pengibaran bendera Palestina oleh suporter saat pertandingan melawan KR Reykjavik dari Islandia. Dua tahun berikutnya, suporter Celtic memilih kembali mengibarkan bendera Palestina saat klub mereka bersaing dalam kualifikasi Liga Champions melawan klub Israel, Hapoel Be'er-Sheva. Aksi ini membuat klub terpaksa membayar denda sebesar 8.600 poundsterling atau sekitar Rp165 juta, sesuai dengan regulasi UEFA yang melarang segala bentuk pesan politik, ideologis, religius, atau provokatif dalam kegiatan olahraga. Akibat tindakan fanatik Green Brigade, Celtic sekarang hampir pasti menghadapi sanksi ketiga dari UEFA. Menurut laporan Daily Mail, kemungkinan besar klub ini akan dihukum lagi atas tindakan para suporter. UEFA menerapkan regulasi yang mengizinkan mereka memberlakukan sanksi terhadap klub yang terlibat dalam perbuatan-perbuatan yang dianggap tidak sesuai dengan spirit olahraga, termasuk pesan politik yang disampaikan melalui gestur tubuh, kata-kata, atau benda lainnya. Sikap keras suporter Celtic ini menunjukkan solidaritas global terhadap Palestina dan menegaskan bahwa isu kemanusiaan tidak mengenal batas. Dalam situasi konflik yang memilukan, dukungan dari berbagai lapisan masyarakat internasional seperti ini diharapkan dapat membawa suara damai dan keadilan bagi rakyat Palestina yang terus menderita. Seiring dengan semangat sportivitas, aksi ini mengingatkan kita bahwa olahraga tidak hanya tentang pertandingan di lapangan, tetapi juga mengenai nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan global. (hs)