Pemain Everton, Dele Alli, menceritakan kisah pahitnya hidup dia, melawan kecanduan hingga masa lalu yang buruk. (Detiksport)

PIFA, Sports - Dalam wawancara eksklusif dengan legenda Manchester United, Gary Neville, di saluran YouTube The Overlap, pemain Everton, Dele Alli, membuka cerita pahit di balik perjalanannya sebagai pesepak bola. Ia mengungkapkan bahwa dirinya pernah mengalami kecanduan obat tidur yang menjadi masalah yang lebih umum daripada yang diketahui dalam dunia sepak bola.

"Saya mengalami kecanduan obat tidur, ini bukanlah masalah yang hanya saya alami. Ini terjadi lebih sering daripada yang orang sadari di dunia sepak bola," ujar Dele Alli seperti dikutip dari Goal. 

"Sekarang mungkin saat yang tepat untuk mengungkapkannya. Sulit untuk membicarakannya karena ini baru-baru ini terjadi dan telah saya sembunyikan selama waktu yang lama, serta takut mengatakannya," tambahnya.

Untuk mengatasi kecanduannya, Dele Alli menjalani rehabilitasi selama enam minggu setelah kembali dari masa pinjaman di klub Turki, Besiktas. "Setelah kembali dari Turki, saya harus menjalani operasi. Dari segi mental, saya berada pada titik terendah," katanya. 

"Saya memutuskan untuk pergi ke fasilitas rehabilitasi modern yang mengatasi kecanduan, kesehatan mental, dan trauma. Saya merasa ini adalah waktu yang tepat bagi saya," sambungnya. Tak hanya mengatasi kecanduan obat tidur, Dele Alli juga berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya. Ia merasa telah melakukan kesalahan yang menghalangi perkembangannya.

"Mengikuti rehabilitasi memang menakutkan, tetapi saya tidak pernah membayangkan seberapa banyak manfaat yang akan saya peroleh dari sana. Saya berada dalam situasi yang buruk," ucap Dele Alli.

"Ada banyak hal yang terjadi pada saya di masa muda yang tidak saya pahami, dan saya melakukan kebodohan yang membuat saya menyalahkan diri sendiri," tambahnya.

"Memahami dan belajar dari itu telah membantu saya. Saya telah melepaskan beberapa beban emosional yang selama ini saya rasakan, yang telah menghambat kemajuanku," tutur mantan pemain Tottenham tersebut.

Kecanduan obat tidur bukanlah satu-satunya masa sulit yang dialami Dele Alli. Ia mengungkapkan bahwa momen paling menyedihkan baginya adalah saat Jose Mourinho menjadi manajer Tottenham pada periode 2019-2021. 

Dele Alli mengakui pernah merasa ingin menyerah dan pensiun pada usia 24 tahun ketika ia terus diabaikan dan tidak mendapatkan kesempatan bermain di Tottenham.

"Mungkin momen paling menyedihkan bagi saya adalah saat Mourinho menjadi manajer. Saat itu saya berusia 24 tahun. Saya ingat ada satu sesi latihan di mana saya bangun pagi dan berlatih, namun itu saat dia berhenti memasukkan saya ke dalam tim," ungkap Dele Alli. (hs)

PIFA, Sports - Dalam wawancara eksklusif dengan legenda Manchester United, Gary Neville, di saluran YouTube The Overlap, pemain Everton, Dele Alli, membuka cerita pahit di balik perjalanannya sebagai pesepak bola. Ia mengungkapkan bahwa dirinya pernah mengalami kecanduan obat tidur yang menjadi masalah yang lebih umum daripada yang diketahui dalam dunia sepak bola.

"Saya mengalami kecanduan obat tidur, ini bukanlah masalah yang hanya saya alami. Ini terjadi lebih sering daripada yang orang sadari di dunia sepak bola," ujar Dele Alli seperti dikutip dari Goal. 

"Sekarang mungkin saat yang tepat untuk mengungkapkannya. Sulit untuk membicarakannya karena ini baru-baru ini terjadi dan telah saya sembunyikan selama waktu yang lama, serta takut mengatakannya," tambahnya.

Untuk mengatasi kecanduannya, Dele Alli menjalani rehabilitasi selama enam minggu setelah kembali dari masa pinjaman di klub Turki, Besiktas. "Setelah kembali dari Turki, saya harus menjalani operasi. Dari segi mental, saya berada pada titik terendah," katanya. 

"Saya memutuskan untuk pergi ke fasilitas rehabilitasi modern yang mengatasi kecanduan, kesehatan mental, dan trauma. Saya merasa ini adalah waktu yang tepat bagi saya," sambungnya. Tak hanya mengatasi kecanduan obat tidur, Dele Alli juga berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya. Ia merasa telah melakukan kesalahan yang menghalangi perkembangannya.

"Mengikuti rehabilitasi memang menakutkan, tetapi saya tidak pernah membayangkan seberapa banyak manfaat yang akan saya peroleh dari sana. Saya berada dalam situasi yang buruk," ucap Dele Alli.

"Ada banyak hal yang terjadi pada saya di masa muda yang tidak saya pahami, dan saya melakukan kebodohan yang membuat saya menyalahkan diri sendiri," tambahnya.

"Memahami dan belajar dari itu telah membantu saya. Saya telah melepaskan beberapa beban emosional yang selama ini saya rasakan, yang telah menghambat kemajuanku," tutur mantan pemain Tottenham tersebut.

Kecanduan obat tidur bukanlah satu-satunya masa sulit yang dialami Dele Alli. Ia mengungkapkan bahwa momen paling menyedihkan baginya adalah saat Jose Mourinho menjadi manajer Tottenham pada periode 2019-2021. 

Dele Alli mengakui pernah merasa ingin menyerah dan pensiun pada usia 24 tahun ketika ia terus diabaikan dan tidak mendapatkan kesempatan bermain di Tottenham.

"Mungkin momen paling menyedihkan bagi saya adalah saat Mourinho menjadi manajer. Saat itu saya berusia 24 tahun. Saya ingat ada satu sesi latihan di mana saya bangun pagi dan berlatih, namun itu saat dia berhenti memasukkan saya ke dalam tim," ungkap Dele Alli. (hs)

0

0

You can share on :

0 Komentar