Foto Ilustrasi: Priyota Toyota

Berita Teknologi, PIFA  - Toyota Indonesia sudah memperlihatkan Toyota Innova Listrik pada ajang IIMS 2022, yang kemudian membetot perhatian pecinta otomotif Indonesia. Kini kejutan lain disiapkan Toyota setelah dengan 'diam-diam' memberi kesempatan tiga universitas negeri untuk mengubah Toyota Calya menjadi listrik.

Ketiga universitas tersebut adalah diantaranya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada Jumat ini (20/5) ketiga universitas tersebut memberikan paparan konversi Toyota Calya menjadi listrik pada ajang Webinar 'Aktifitas Riset Universitas Sebagai Bagian Upaya Dalam Mengembangkan Populasi Kendaraan Elektrifikasi' yang digelar Toyota Motor Manufacturing Indonesia, di Bandung.

Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Bambang Sudarmanta, memberikan rencana pengembangan Calya BEV kepada Toyota. ITS telah berhasil mengubah Calya menjadi listrik dengan menggunakan baterai yang dikembangkan olehmereka sendiri. ITS pun berencana akan terus melakukan pengembangan Calya BEV agar lebih sempurna.

"Rencana Pengembangan Calya BEV, pertama improve motor controller, hal ini diperuntukkan untuk optimasi tunning controller, melakukan upgrade system program PiD, upgrade sistem modul controller. Kedua, Improve battery & BMS, ini yang dikembangkan lagi sistem modullar baterai, jenis battery cell, dan fasilitas system monitoring battery modul," papar Bambang Sudarmanta di kutip detiknews.

"Ketiga kami akan melakukan Improve Sistem IoT, yakni programming untuk SoC dan penambahan peringatan dini untuk kondisi tidak normal. Keempat, kami akan melakukan pengujian performansi dan durability. Dan kelima, kami akan melakukan standarisasi EV safety factor," lanjut Bambang.

Hal senada juga disampaikan Mohammad Adhitya, dosen teknik mesin Universitas Indonesia, yang juga melakukan riset bagaimana melakukan konversi Toyota Calya menjadi listrik dengan menggunakan baterai dari Toyota Prius.

Adhitya menjelaskan secara gamblang, untuk bisa mengubah Toyota Calya menjadi listrik harus mengetahui filosofi desain kendaraan, sehingga bisa lebih aman atau lebih safety. Untuk itu perlu mengetahui type kendaraan baik dimensi utama kendaraan dan jumlah penumpang, berapa speed dari kendaraan yang hendak di konversi, sehingga bisa mengetahui jenis dan daya mesin, serta jenis transmisi. Dan terkahir harus mengetahui struktur atau jenis rangka dan teknik produksi kendaraan sebelum melakukan konversi.

"Kita juga harus mengetahui di mana kita akan menaruh motor penggerak, apakah di depan, di tengah atau di belakang. Hal ini menentukan berat atau Weight Distribution, handling," ujar Adhitya.

"Sehingga Konversi kendaraan listrik memiliki berbagai kelebihan, faktor keamanan tetap baik, tidak merubah tampilan maupun bentuk kendaraan asli, akomodasi ruang kabin tidak banyak berubah, informasi-informasi yang terdapat di kendaraan aslinya tetap tersedia Speedometer, indikator lampu, kapasitas energi baterai, dan informasi lain, teknik mengemudi yang diperlukan untuk mengendalikan kendaraan listrik konversi tidak berbeda dibandingkan kendaraan aslinya, dan fasilitas-fasilitas berkendara yang terdapat pada kendaraan aslinya dapat tetap berfungsi," kata Adhitya.

Adhitya menambahkan dalam riset Universitas Indonesia, baterai lebih aman diselipkan di bawah jok kursi penumpang bagian depan.

"Untuk baterai di posisi bawah jok depan, maka Calya listrik dinilai memiliki lokasi CG relatif tetap atau distribusi berat ideal, lokasi baterai relatif aman jika terjadi benturan depan/belakang/samping, dan akomodasi ruang kabin relatif tetap," Adhitya menambahkan. (rs)

Berita Teknologi, PIFA  - Toyota Indonesia sudah memperlihatkan Toyota Innova Listrik pada ajang IIMS 2022, yang kemudian membetot perhatian pecinta otomotif Indonesia. Kini kejutan lain disiapkan Toyota setelah dengan 'diam-diam' memberi kesempatan tiga universitas negeri untuk mengubah Toyota Calya menjadi listrik.

Ketiga universitas tersebut adalah diantaranya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada Jumat ini (20/5) ketiga universitas tersebut memberikan paparan konversi Toyota Calya menjadi listrik pada ajang Webinar 'Aktifitas Riset Universitas Sebagai Bagian Upaya Dalam Mengembangkan Populasi Kendaraan Elektrifikasi' yang digelar Toyota Motor Manufacturing Indonesia, di Bandung.

Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Bambang Sudarmanta, memberikan rencana pengembangan Calya BEV kepada Toyota. ITS telah berhasil mengubah Calya menjadi listrik dengan menggunakan baterai yang dikembangkan olehmereka sendiri. ITS pun berencana akan terus melakukan pengembangan Calya BEV agar lebih sempurna.

"Rencana Pengembangan Calya BEV, pertama improve motor controller, hal ini diperuntukkan untuk optimasi tunning controller, melakukan upgrade system program PiD, upgrade sistem modul controller. Kedua, Improve battery & BMS, ini yang dikembangkan lagi sistem modullar baterai, jenis battery cell, dan fasilitas system monitoring battery modul," papar Bambang Sudarmanta di kutip detiknews.

"Ketiga kami akan melakukan Improve Sistem IoT, yakni programming untuk SoC dan penambahan peringatan dini untuk kondisi tidak normal. Keempat, kami akan melakukan pengujian performansi dan durability. Dan kelima, kami akan melakukan standarisasi EV safety factor," lanjut Bambang.

Hal senada juga disampaikan Mohammad Adhitya, dosen teknik mesin Universitas Indonesia, yang juga melakukan riset bagaimana melakukan konversi Toyota Calya menjadi listrik dengan menggunakan baterai dari Toyota Prius.

Adhitya menjelaskan secara gamblang, untuk bisa mengubah Toyota Calya menjadi listrik harus mengetahui filosofi desain kendaraan, sehingga bisa lebih aman atau lebih safety. Untuk itu perlu mengetahui type kendaraan baik dimensi utama kendaraan dan jumlah penumpang, berapa speed dari kendaraan yang hendak di konversi, sehingga bisa mengetahui jenis dan daya mesin, serta jenis transmisi. Dan terkahir harus mengetahui struktur atau jenis rangka dan teknik produksi kendaraan sebelum melakukan konversi.

"Kita juga harus mengetahui di mana kita akan menaruh motor penggerak, apakah di depan, di tengah atau di belakang. Hal ini menentukan berat atau Weight Distribution, handling," ujar Adhitya.

"Sehingga Konversi kendaraan listrik memiliki berbagai kelebihan, faktor keamanan tetap baik, tidak merubah tampilan maupun bentuk kendaraan asli, akomodasi ruang kabin tidak banyak berubah, informasi-informasi yang terdapat di kendaraan aslinya tetap tersedia Speedometer, indikator lampu, kapasitas energi baterai, dan informasi lain, teknik mengemudi yang diperlukan untuk mengendalikan kendaraan listrik konversi tidak berbeda dibandingkan kendaraan aslinya, dan fasilitas-fasilitas berkendara yang terdapat pada kendaraan aslinya dapat tetap berfungsi," kata Adhitya.

Adhitya menambahkan dalam riset Universitas Indonesia, baterai lebih aman diselipkan di bawah jok kursi penumpang bagian depan.

"Untuk baterai di posisi bawah jok depan, maka Calya listrik dinilai memiliki lokasi CG relatif tetap atau distribusi berat ideal, lokasi baterai relatif aman jika terjadi benturan depan/belakang/samping, dan akomodasi ruang kabin relatif tetap," Adhitya menambahkan. (rs)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya