Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah, menyampaikan permintaan kepada pemerintah terkait rekrutmen Guru PPPK. (Dok. DPR RI)

Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah, menyampaikan permintaan kepada pemerintah terkait rekrutmen Guru PPPK. (Dok. DPR RI)

Berandascoped-by-BerandaNasionalscoped-by-NasionalDPR RI Minta Pemerintah Tak Buka Rekrutmen Guru PPPK Sebelum Masalah PPPK Selesai

DPR RI Minta Pemerintah Tak Buka Rekrutmen Guru PPPK Sebelum Masalah PPPK Selesai

Indonesia | Senin, 29 Mei 2023

PIFA, Nasional - Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah, meminta Pemerintah untuk tidak membuka rekrutmen baru untuk Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sebelum persoalan rekrutmen pada periode sebelumnya diselesaikan. Menurut legislator dari Dapil Jawa Barat I ini, rekrutmen PPPK Guru pada periode sebelumnya masih menyisakan banyak masalah yang belum terselesaikan.

“Saran saya, selesaikan dulu persoalan-persoalan PPPK 2021, 2022, 2023 baru membuka rekrutmen lagi dengan mekanisme baru. Kan masih banyak yang kemarin sudah sempat dinyatakan lulus seleksi, tapi ada sejumlah persoalan, seperti dibatalkan formasinya dan lain sebagainya. Mari kita menghormati para guru yang sudah berupaya semaksimal memenuhi standar dan prosedur dan dinyatakan lulus seleksi,” kata Ledia dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/5/2023), seperti dikutip dari laman DPR RI.

Selama bertahun-tahun, ratusan ribu guru lulusan rekrutmen PPPK masih belum mendapatkan kepastian nasib mereka dan menghadapi situasi yang belum jelas. Ledia menguraikan beberapa masalah yang masih menghantui, seperti tidak adanya penempatan formasi, belum diterbitkannya Surat Keputusan (SK) pengangkatan, kontrak yang berjangka waktu yang berbeda-beda, dan ketidaksesuaian honor yang diterima.

Oleh karena itu, sebagai politisi dari Fraksi PKS, Ledia menekankan pentingnya memperkuat proses penyelesaian masalah ini melalui konsolidasi dan sinergi antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Dinas Pendidikan terkait, terutama dalam hal data Dapodik, karena persoalan rekrutmen guru ini juga berkaitan dengan ketersediaan data yang belum selaras.

“Salah satu persoalan besar kita kemarin adalah tidak sinkronnya data dapodik dengan data Pemerintah dan Pemda. Padahal konsolidasi dan sinergi data dapodik ini justru akan sangat memudahkan Pemerintah, Pemerintah Daerah serta Dinas untuk menata sinkronisasi antara kebutuhan dan ketersediaan guru agar bisa saling melengkapi sehingga tidak ada lagi guru lolos seleksi yang tidak punya formasi atau kekurangan jam belajar,” ujarnya. 

Lebih lanjut, Ledia meminta agar pemerintah memastikan siapa yang bertanggung jawab untuk mengkonfirmasi dan memverifikasi data yang masuk, siapa yang menentukan masa kontrak para guru PPPK, dan bagaimana peran Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan.

Menurutnya, kewenangan-kewenangan ini harus jelas, detil dan pasti agar para guru pun memiliki kepastian akan nasib mereka.

"Siapa yang menentukan kualifikasi bahwa guru ini akan dikontrak katakanlah 3 tahun atau 5 tahun dan sebagainya. Sebab selama ini kan kontraknya dengan Pemerintah Pusat, yang merekrut sekolah, pembinaan oleh Dinas juga Pemerintah Daerah. Lalu ketika ada masalah guru ini harus cari solusi kemana?” tanyanya.

Untuk mengurai dan mencari solusi terbaik, Komisi X DPR RI telah menjadwalkan rapat kerja dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Keuangan, serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Rabu, 24 Mei yang lalu. Namun, sayangnya perwakilan dari Kementerian Keuangan tidak hadir dalam rapat tersebut, padahal masalah pembiayaan honor guru adalah kewenangan mereka.

Ledia menutup pernyataannya dengan harapan agar pemerintah dapat segera menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan rekrutmen guru PPPK. Ia berharap agar ada koordinasi yang baik antara semua pihak terkait, serta kejelasan mengenai proses seleksi, penempatan formasi, kontrak, dan pembayaran honor untuk guru-guru PPPK.

Dengan demikian, para guru dapat memiliki kepastian dan nasib yang lebih baik dalam melaksanakan tugas mengajar mereka. (yd)

Rekomendasi

Foto: Muzani Klaim Hubungan Gerindra-PDIP Tetap Baik Meski Retret Kepala Daerah Sempat Diboikot | Pifa Net

Muzani Klaim Hubungan Gerindra-PDIP Tetap Baik Meski Retret Kepala Daerah Sempat Diboikot

Indonesia
| Selasa, 25 Februari 2025
Foto: Jokowi Buka-bukaan soal Pemerintahan Prabowo, Bantah Masih Cawe-cawe | Pifa Net

Jokowi Buka-bukaan soal Pemerintahan Prabowo, Bantah Masih Cawe-cawe

Indonesia
| Rabu, 12 Februari 2025
Foto: Kartu Merah Jadi Petaka, AC Milan Tersingkir dari Liga Champions | Pifa Net

Kartu Merah Jadi Petaka, AC Milan Tersingkir dari Liga Champions

Italia
| Rabu, 19 Februari 2025
Foto: Justin Bieber Bayar 30 Juta Dolar Lebih ke Scooter Braun | Pifa Net

Justin Bieber Bayar 30 Juta Dolar Lebih ke Scooter Braun

Pifabiz
| Senin, 14 Juli 2025
Foto: Pria Bobol Apotek Agung Pontianak, Gasak Rp34 Juta, Tersisa Rp4 Juta Saat Ditangkap | Pifa Net

Pria Bobol Apotek Agung Pontianak, Gasak Rp34 Juta, Tersisa Rp4 Juta Saat Ditangkap

Pontianak
| Senin, 5 Mei 2025
Foto: Raditya Dika dan Yono Bakrie Gegerkan Dunia Maya dengan Podcast 24 Jam Non-Stop | Pifa Net

Raditya Dika dan Yono Bakrie Gegerkan Dunia Maya dengan Podcast 24 Jam Non-Stop

Pifabiz
| Sabtu, 4 Januari 2025
Foto: Mangkir dari Panggilan Polisi, Lisa Mariana Terancam Dipanggil Paksa Terkait Kasus Video Asusila | Pifa Net

Mangkir dari Panggilan Polisi, Lisa Mariana Terancam Dipanggil Paksa Terkait Kasus Video Asusila

Pifabiz
| Sabtu, 12 Juli 2025
Foto: Netanyahu Enggan Mulai Gencatan Senjata Sebelum Hamas Serahkan Daftar Sandera | Pifa Net

Netanyahu Enggan Mulai Gencatan Senjata Sebelum Hamas Serahkan Daftar Sandera

Israel
| Minggu, 19 Januari 2025
Foto: Mahasiswa Kembali Gelar Aksi Tolak UU TNI di DPR Hari Ini | Pifa Net

Mahasiswa Kembali Gelar Aksi Tolak UU TNI di DPR Hari Ini

Jakarta
| Kamis, 27 Maret 2025
Foto: Yamaha NMAX “TURBO” TechMAX Buktikan Kualitasnya Sebagai Skutik Terbaik di Level Tertinggi | Pifa Net

Yamaha NMAX “TURBO” TechMAX Buktikan Kualitasnya Sebagai Skutik Terbaik di Level Tertinggi

Indonesia
| Kamis, 23 Januari 2025

Berita Terkait

Pifabiz

Foto: Joko Anwar Pamit dari Perfilman Horor Indonesia, Kenapa? | Pifa Net

Joko Anwar Pamit dari Perfilman Horor Indonesia, Kenapa?

PIFAbiz – Sutradara ternama Indonesia, Joko Anwar baru-baru ini mengejutkan penggemar dengan pengumuman melalui postingan di akun Instagram dan X pribadinya, pada Sabtu (25/4/2024). Dalam cuitan di X, Joko Anwar menyatakan bahwa dirinya akan mengambil istirahat sementara dari dunia film horor Indonesia yang telah melambungkan namanya. “"Pamit bentar dari film horor Indonesia, ya," tulis Joko Anwar di postingan tersebut. Pengumuman ini pun menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi di kalangan penggemar dan pengamat film. Sebab Joko Anwar dikenal sebagai salah satu sutradara film horor paling berpengaruh di Indonesia dengan karya-karya fenomenanya. Mulai dari ‘Pengabdi Setan’, ‘Perempuan Tanah Jahanam’ dan terbaru series Netflix berjudul ‘Nightmares and Daydreams’. Sampai saat ini, belum diketahui secara jelas apa alasan di balik keputusan Joko Anwar untuk beristirahat dari genre yang telah membuat namanya sebagai salah satu sutradara terkemuka di Indonesia. Banyak yang berspekulasi bahwa Joko mungkin ingin menjelajahi dan mencoba genre atau proyek lain yang berbeda dari horor. (ly)

Indonesia
| Senin, 27 Mei 2024

Lokal

Foto: Polres Kubu Raya Ungkap Lonjakan Kasus Kekerasan Terhadap Anak: Peningkatan Hingga 172% pada 2024 | Pifa Net

Polres Kubu Raya Ungkap Lonjakan Kasus Kekerasan Terhadap Anak: Peningkatan Hingga 172% pada 2024

PIFA.CO.ID, LOKAL - Kapolres Kubu Raya, AKBP Wahyu Jati Wibowo, menekankan bahwa pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap kasus kekerasan yang melibatkan anak sebagai korban. Penegakan hukum terhadap pelaku menjadi prioritas utama Polres Kubu Raya.Selama tahun 2024, Polres Kubu Raya mencatat peningkatan signifikan dalam kasus kekerasan terhadap anak, dengan total 49 kasus yang berhasil diungkap. Angka ini meningkat drastis dibandingkan dengan 18 kasus yang tercatat pada tahun 2023."Dalam kasus tindak pidana kekerasan terhadap anak selama tahun 2024, Polres Kubu Raya berhasil mengungkap 49 kasus. Angka ini naik 172 persen dibandingkan 18 kasus di tahun sebelumnya," ujar Kapolres dalam konferensi pers akhir tahun 2024 yang diadakan di aula Mapolres Kubu Raya pada Selasa (31/12).Kasus-kasus tersebut terungkap sepanjang tahun 2024 di wilayah hukum Polres Kubu Raya. Kapolres menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait untuk memberikan perlindungan kepada kelompok rentan.Kapolres mengaku prihatin dengan tingginya angka kekerasan terhadap anak, meskipun penegakan hukum telah dilakukan secara optimal."Data ini menunjukkan bahwa anak-anak masih rentan menjadi korban kekerasan, baik fisik, psikis, maupun seksual," jelasnya.Polres Kubu Raya juga mencatat peningkatan jumlah tersangka yang berhasil diamankan. Pada tahun 2023, terdapat 19 tersangka, sementara pada tahun 2024 jumlahnya meningkat menjadi 50 orang, atau naik 163 persen.Lebih lanjut, Polres Kubu Raya terus bekerja keras untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak, terutama yang menjadi korban kekerasan seksual. Selain itu, Kapolres menekankan pentingnya langkah pencegahan agar angka kasus ini tidak semakin meningkat.Kapolres juga berharap semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, ikut berperan aktif dalam melindungi anak-anak."Kami berharap pada tahun 2025, selain penegakan hukum, kami juga akan mengoptimalkan pencegahan dan aspek preventif agar anak-anak tidak lagi menjadi korban di wilayah Kabupaten Kubu Raya," tegas Kapolres menutup konferensi pers.

Kubu Raya
| Kamis, 2 Januari 2025

Lokal

Foto: Pesan Ketua Komisi I DPRD Kalbar untuk Komisioner KPID Terpilih | Pifa Net

Pesan Ketua Komisi I DPRD Kalbar untuk Komisioner KPID Terpilih

Berita Lokal, PIFA – Tujuh nama anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalbar, telah diumumkan oleh DPRD dua pekan setelah pelaksanaan fit and proper test. Ketujuh nama itu diantaranya MYI Deddy Malik, Teresa Rante Mecer, Renee Fransiskus Winarno, Charles Armando Efraim, Misrawi, Meriana, Albertus Panca Esti Widodo. Ketua Komisi I DPRD Kalbar, Angeline Fremalco memberi pesan terhadap tujuh orang komisioner tersebut. Dia meminta mereka yang terpilih melalui seleksi ketat ini, mampu bekerja optimal dalam pengawasan penyiaran.     “Harapan kami ke depan komisioner KPID yang baru, dapat mengoptimalkan pengawasan konten penyiaran,” katanya, Senin (25/7/2022). Angeline kembali mengingatkan pekerjaan rumah (PR) besar yang sudah menanti anggota KPID yang baru tersebut. Mereka diminta mengenalkan dan mendekatkan KPID ke masyarakat, yang kebanyakan memang masih awam terhadap Tupoksi lembaga ini. Menurutnya, hal ini penting dilakukan agar masyarakat juga dapat punya andil bersama KPID untuk mengawasi penyiaran. Sebab, di tengah perkembangan teknologi saat ini, beragam konten menyebar tak terkontrol. “Ketika mereka tahu apa itu KPID, maka mereka juga bisa ikut mengawasi. Masyarakat bisa terlibat langsung. Terlebih nanti UU Penyiaran direvisi sehingga tak cuma menyasar konten tv dan radio, tapi di media digital lainnya,” jelasnya. Pengumuman publik nama-nama anggota KPID terpilih itu tertuang dalam surat yang ditandatangani Ketua DPRD Kalbar, M Kebing L tertanggal 22 Juli 2022. DPRD Kalbar nantinya akan menyerahkan rekomendasi nama ini ke Pemprov Kalbar. “Kami karena sifatnya hanya sebatas fit and proper test, maka setelah ini akan mengomunikasikannya ke pemerintah daerah dalam hal ini Diskominfo. Teknis pengangkatan, pelantikan dan sebagainya dari mereka,” pungkasnya. (ap)

Kalbar
| Selasa, 26 Juli 2022
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5