Drakor "King The Land" Episode 9 sudah tayang, tapi sepi penonton karena tuai kontroversi. (Netflix)

Drakor "King The Land" Episode 9 sudah tayang, tapi sepi penonton karena tuai kontroversi. (Netflix)

Berandascoped-by-BerandaPifabizscoped-by-PifabizDrakor "King The Land" Episode 9 Alami Penurunan Setelah Kontroversi Pangeran Arab

Drakor "King The Land" Episode 9 Alami Penurunan Setelah Kontroversi Pangeran Arab

Korea | Minggu, 16 Juli 2023

PIFAbiz - Penayangan drama Korea "King The Land" episode 9 menghadapi penurunan rating yang signifikan. Drakor yang dibintangi Yoona ini mengalami penurunan rating setelah episode tujuhnya dituding menghina Pangeran Arab.

"King The Land" merupakan produksi JTBC yang tayang setiap Sabtu dan Minggu malam. Bagi penonton di Indonesia, mereka dapat menikmati drakor ini secara legal melalui Netflix.

JTBC, sebagai pembuat "King The Land", telah menyampaikan permintaan maaf terkait tudingan menghina Pangeran Arab dalam episode tujuhnya. Pada episode tersebut, drama ini menampilkan karakter Pangeran Arab yang digambarkan sebagai sosok yang "cabul" dan sering mabuk-mabukan.

Setelah dibanjiri kritik, JTBC meminta maaf pada Senin (10/7/2023) dan mengeluarkan pernyataan kembali pada Rabu (12/7/2023), yang menyatakan bahwa mereka akan mengedit adegan yang dianggap kontroversial.

Meskipun kontroversi adegan Pangeran Arab pada episode tujuh sudah berlalu, dampaknya diduga masih terasa pada episode terbaru "King The Land".

Pada episode 9 yang tayang pada Sabtu (15/7/2023) malam, rating "King The Land" mengalami penurunan. Data dari Nielsen Korea menunjukkan bahwa rating "King The Land" episode 9 mencapai angka 10,2% - 11,2%.

Namun, pada episode sebelumnya, yakni episode delapan, "King The Land" berhasil mencetak rekor rating tertinggi sepanjang penayangannya. Episode delapan berhasil mencapai rating 12,317% di Korea Selatan dan 13,427% di Seoul.

Meski mengalami penurunan rating setelah kontroversi yang terjadi, perjalanan "King The Land" masih menyimpan banyak kejutan untuk para penggemar setianya. (hs)

Rekomendasi

Foto: Peta Politik Bergerak: Pemerintahan Prabowo Dapat Dukungan, Isu Kabinet dan Reformasi Jadi Sorotan | Pifa Net

Peta Politik Bergerak: Pemerintahan Prabowo Dapat Dukungan, Isu Kabinet dan Reformasi Jadi Sorotan

Indonesia
| Kamis, 22 Mei 2025
Foto: Jay Idzes Kembali Jadi Kapten Venezia, Sayang Timnya Takluk Lagi | Pifa Net

Jay Idzes Kembali Jadi Kapten Venezia, Sayang Timnya Takluk Lagi

Italia
| Senin, 10 Februari 2025
Foto: Israel Mulai Persiapan Pemindahan Warga Palestina dari Gaza | Pifa Net

Israel Mulai Persiapan Pemindahan Warga Palestina dari Gaza

Palestina
| Jumat, 7 Februari 2025
Foto: Kajol Notice Mayor Teddy hingga Sugiono Nyanyi Kuch Kuch Hota Hai | Pifa Net

Kajol Notice Mayor Teddy hingga Sugiono Nyanyi Kuch Kuch Hota Hai

Indonesia
| Selasa, 28 Januari 2025
Foto: Guru Karate di Pontianak Diduga Cabuli 7 Muridnya, Berlangsung Sejak 2024 | Pifa Net

Guru Karate di Pontianak Diduga Cabuli 7 Muridnya, Berlangsung Sejak 2024

Pontianak
| Senin, 21 April 2025
Foto: 31 OPD Berlaga dalam Lomba Paduan Suara HUT Pemprov Kalbar ke-68 | Pifa Net

31 OPD Berlaga dalam Lomba Paduan Suara HUT Pemprov Kalbar ke-68

Kalbar
| Sabtu, 25 Januari 2025
Foto: Port FC Juara Piala Presiden 2025 Usai Taklukkan Oxford United 2-1 di Final Dramatis | Pifa Net

Port FC Juara Piala Presiden 2025 Usai Taklukkan Oxford United 2-1 di Final Dramatis

Sports
| Senin, 14 Juli 2025
Foto: Final Liga Champions: Inter Milan Tantang PSG, Luis Enrique Akui Kalah Pengalaman | Pifa Net

Final Liga Champions: Inter Milan Tantang PSG, Luis Enrique Akui Kalah Pengalaman

Italia
| Kamis, 8 Mei 2025
Foto: Jenggot Naga Jadi Rebutan Penonton Cap Go Meh di Pontianak, Ini Maknanya | Pifa Net

Jenggot Naga Jadi Rebutan Penonton Cap Go Meh di Pontianak, Ini Maknanya

Pontianak
| Senin, 10 Februari 2025
Foto: Timnas U-17 Lolos ke Perempat Final Piala Asia dan Amankan Tiket ke Piala Dunia U-17 2025 | Pifa Net

Timnas U-17 Lolos ke Perempat Final Piala Asia dan Amankan Tiket ke Piala Dunia U-17 2025

Indonesia
| Senin, 7 April 2025

Berita Terkait

Nasional

Foto: Tegaskan Jadwal Pemilu 2024 Sudah Ditetapkan, Presiden Pastikan Tak Ada Penundaan | Pifa Net

Tegaskan Jadwal Pemilu 2024 Sudah Ditetapkan, Presiden Pastikan Tak Ada Penundaan

Berita Nasional, PIFA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2024, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/4/2022). Dalam arahannya, Presiden meminta jajarannya menyampaikan kepada publik dan menegaskan bahwa jadwal pelaksanaan pemilu dan pilkada serentak sudah ditetapkan Presiden mengatakan hal ini dilakukan agar tidak muncul isu lain seperti adanya upaya penundaan pemilu di masyarakat. “Saya kira sudah jelas semuanya sudah tahu bahwa pemilu akan dilaksanakan 14 Februari 2024. Ini perlu dijelaskan jangan sampai nanti muncul spekulasi-spekulasi yang isunya beredar di masyarakat bahwa pemerintah tengah berupaya untuk melakukan penundaan pemilu atau spekulasi mengenai perpanjangan jabatan Presiden dan juga yang berkaitan dengan soal tiga periode. Karena jelas bahwa kita telah sepakat pemilu dilaksanakan tanggal 14 Februari dan pilkada dilaksanakan nanti di November 2024, sudah jelas semuanya,” kata Presiden seperti dikutip dari setkab.go.id (11/4).  Presiden menjelaskan bahwa tahapan pemilu tahun 2024 sudah akan dimulai di pertengahan bulan Juni ini. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 167 ayat (6) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu) yang menyebut bahwa tahapan penyelenggaraan pemilu dimulai 20 bulan sebelum hari pemungutan suara. Kemudian Jokowi juga menyampaikan bahwa pada 12 April 2022 nanti, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) periode 2022-2027 akan dilantik untuk segera mempersiapkan pemilu dan pilkada serentak 2024. Pemerintah, lanjutnya, akan segera membahas berbagai persiapan pemilu dan pilkada dengan kedua institusi tersebut. (yd) 

Jakarta
| Senin, 11 April 2022

Internasional

Foto: PM India Narendra Modi Kembali Hina Umat Islam saat Kampanye | Pifa Net

PM India Narendra Modi Kembali Hina Umat Islam saat Kampanye

PIFA, Internasional - Perdana Menteri India, Narendra Modi, sekali lagi menjadi sorotan publik setelah terbukti menggunakan retorika anti-Islam dalam kampanye pemilihan umum (pemilu). Menurut laporan dari Voice of America (VOA), Modi telah beberapa kali menggunakan bahasa yang merendahkan Islam saat berkampanye di berbagai wilayah India. Salah satu insiden terbaru terjadi di Provinsi Madhya Pradesh pada hari Selasa lalu. Modi, dalam pidatonya, mengajak pendukungnya untuk berhati-hati dalam memilih antara "Vote Jihad" dan "Ram Rajya".  Ram Rajya merupakan istilah yang berarti "Pemerintahan Ram" yang merujuk pada masyarakat ideal yang ditandai dengan kesetaraan, kemakmuran, dan keadilan. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah orang percaya cita-cita ini hanya bisa dicapai dengan kemenangan partai sayap kanan pimpinan Modi, Bharatiya Janata Party (BJP). Sementara "Vote Jihad" adalah istilah yang dikutip Modi untuk menuduh lawannya, Partai Kongres Nasional India, menggunakan strategi politik agresif untuk menggalang dukungan dari umat Islam. "Pada titik balik penting dalam sejarah ini, Anda harus memutuskan apakah Anda akan mengizinkan "Vote Jihad" berlanjut atau memilih untuk mendukung pembangunan Ram Rajya," kata Modi kepada pendukungnya, seperti dikutip VOA. "Teroris di Pakistan telah melancarkan jihad melawan India. Di sini, partai Kongres mengumumkan Vote Jihad melawan BJP. Mereka juga meminta para pengikutnya dari agama tertentu [Muslim] untuk bersatu melawan Modi," lanjut dia. Modi bahkan mengklaim bahwa Partai Kongres Nasional membantu umat Islam untuk mengambil alih India. Tindakan Modi ini menuai kritik dari berbagai pihak. Profesor Hindi dari Universitas Delhi, Apoorvand, menilai bahwa BJP, partai yang dipimpin Modi, menggunakan retorika anti-Islam karena keputusasaan atas kurangnya dukungan dari warga India. Apoorvand menambahkan bahwa BJP memperdebatkan pemilihan ini sebagai perang antara Hindu dan Muslim. Dalam konteks yang lebih luas, Zafarul-Islam Khan, mantan ketua Komisi Minoritas Delhi, menyebut bahwa Modi telah lama melaksanakan kampanye anti-Muslim, terutama setelah tragedi Kerusuhan Gujarat 2002. Bahkan setelah menjadi PM pada 2014, harapan bahwa Modi akan menjadi pemimpin yang adil bagi semua warga India, termasuk Muslim, pupus begitu saja. Kritik terhadap Modi juga datang dari Aakar Patel, ketua dewan Amnesty International di India, yang menilai bahwa pidato-pidato kebencian Modi hanya akan memperluas diskriminasi sistematis terhadap Muslim India. (ad)

India
| Rabu, 15 Mei 2024
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5