Drama Derby Merseyside: 3 Kartu Merah Warnai Hasil Imbang Everton vs Liverpool!
Inggris | Kamis, 13 Februari 2025
Hasil Derby Merseyside antara Everton vs Liverpool berakhir imbang, 3 kartu merah dikeluarkan wasit. (X @LFC)
Inggris | Kamis, 13 Februari 2025
Lokal
Berita Kubu Raya, PIFA - Berdasarkan monitoring data di 8 lokasi pengamatan di Kalimantan Barat, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio mencatat hari tanpa hujan terlama terjadi di Supadio, Kabupaten Kubu Raya, yaitu 8 hari tidak hujan. BMKG mencatat terakhir terjadi hujan intensitas sedang/lebat di Stasiun Meteorologi Supadio yaitu tanggal 6 Februari 2022, sehingga 21 hari terakhir sudah tidak terjadi hujan intensitas sedang / lebat. Rendahnya curah hujan yang terjadi di Sekitar Kabupaten Kubu Raya tersebut memicu mudahnya terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). “Monitoring titik panas sebagai indikasi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan update data tgl 28 februari 2022 pkl 07.00 wib menunjukkan jumlah titik panas di Kab. Kubu Raya sebanyak 15 titik. Meningkat dari hari sebelumnya yang hanya 3 titik. Bahkan beberapa wilayah Kalbar lainnya juga terjadi peningkatan jumlah titik panas yaitu di Kab. Sanggau, Landak, Mempawah, Ketapang dan Bengkayang,”jelas Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Sutikno, Rabu (02/03/2022). BMKG Supadio memprakirakan potensi sangat mudah terjadi kebakaran hutan dan lahan masih akan berlangsung hingga tanggal 1 maret 2022. Hujan diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kalimantan Barat mulai tanggal 01 Maret 2022 dengan intensitas dominan ringan dan tidak merata. Diprakirakan hujan intensitas sedang hingga lebat di sebagian besar wilayah Kalbar akan terjadi mulai tanggal 04 maret 2022. Dengan kondisi tersebut, masih perlunya peningkatan kewaspadaan menghadapi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, setidaknya hingga tanggal 04 maret 2022. Pada tanggal 4 hingga 7 Maret 2022 kondisi cuaca di Kalimantan Barat dominan terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat, sehingga pada periode tersebut perlunya mewaspadai hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat. “Pada periode 4 hingga 7 Maret 2022 tersebut diprakirakan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan dalam kategori Aman,”tambahnya. (ja)
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Pola tidur yang berubah selama libur Lebaran sebaiknya mulai dipulihkan secara bertahap menjelang berakhirnya masa libur, guna menghindari gangguan tidur saat kembali ke rutinitas kerja atau sekolah.Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis kesehatan tidur, dr. Andreas Prasadja, RPSGT, yang menyarankan agar masyarakat tidak memaksakan perubahan secara mendadak, melainkan memperbaiki kebiasaan tidur secara perlahan dan santai.“Jadi, lakukan secara perlahan dan dengan santai saja,” ujar dr. Andreas saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin (7/4).Ia mencontohkan, jika selama Ramadhan atau libur Lebaran seseorang tidur pukul 22.00 padahal biasanya tidur pukul 21.00, maka pergeseran waktu tidur itu dapat dikembalikan sedikit demi sedikit setiap harinya.Menurutnya, perubahan pola tidur selama liburan mirip dengan kondisi jet lag. Perbedaan satu jam dalam waktu tidur umumnya membutuhkan satu hari untuk menyesuaikan kembali.“Jadi, jika ada perbedaan tiga jam ya perlu tiga hari, ada perbedaan enam jam perlu enam hari,” jelas dr. Andreas yang berpraktik di Klinik Gangguan Tidur Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta.Ia juga mengingatkan untuk menghindari konsumsi makanan dan minuman berkafein, yang dapat mengganggu proses tidur dan memperlambat pemulihan ritme tidur.Senada dengan itu, psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra A. Putranto, menyatakan bahwa perubahan kebiasaan tidur selama liburan—seperti tidur larut malam dan bangun lebih siang—dapat mengganggu ritme sirkadian alami tubuh.“Akibatnya, setelah liburan banyak orang sulit mengembalikan pola tidur, karena tubuh dan pikiran perlu waktu untuk beradaptasi kembali dengan rutinitas sehari-hari,” kata Kasandra.Ia menyarankan untuk menetapkan jadwal tidur yang konsisten, bahkan di akhir pekan, guna membantu tubuh kembali ke pola tidur normal. Kasandra juga menekankan pentingnya menciptakan suasana tidur yang mendukung, seperti kamar yang gelap, sejuk, dan tenang.Sebagai tambahan, ia menyarankan praktik relaksasi sebelum tidur seperti meditasi atau yoga untuk membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres.“Pertimbangkan untuk melakukan meditasi atau yoga sebelum tidur untuk mengurangi stres dan menenangkan pikiran,” ujarnya.Dengan pemulihan pola tidur yang tepat, diharapkan masyarakat dapat kembali menjalani aktivitas harian dengan lebih segar dan produktif pascalibur Lebaran.
Pifabiz
PIFAbiz - Film berjudul “Kabut Berduri” yang angkat kisah perbatasan Kalimantan ini resmi tayang hari ini, 1 Agustus 2024 di Netflix. Film bergenre crime-investigative thriller ini mengangkat kisah pembunuhan misterius yang terjadi di perbatasan Indonesia yakni Kalimantan Barat dan Malaysia. Film Kabut Berduri ini dibintangi Putri Marino, Yoga Pratama, Lukman Sardi, Yudi Ahmad Tajudin, Yusuf Mahardika, Iedil Dzuhrie Alaudin, Kiki Narendra, Siti Fauziah, dan Sita Nursanti. Melansir dari berbagai sumber, ide film 'Kabut Berduri' ini disebut lahir dari riset yang dilakukan antropolog Dave Lumenta, pada masa 2000-an. Saat itu Dave tengah meneliti tentang kawasan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan pada masa transisi dari orde baru ke era reformasi. Pembalakan liar sedang marak terjadi, antara tahun 2005-2008. Saat itu Dave tidak melihat kawasan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia dari sudut pandang nasionalisme, tetapi melihat negara sebagai pendatang baru di kawasan perbatasan tersebut. Untuk kebutuhan film, Palari Films, rumah produksi yang menggarap film ini pun lalu melakukan riset kembali pada 2012. Pada saat itu, Dave pun mengajak Edwin bersama penulis skenario Ifan Ismail. Kabut Berduri menceritakan kisah seorang detektif menelusuri kasus pembunuhan misterius di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Kasus ini memaksanya menghadapi masa lalunya. Kabut Berduri menggabungkan elemen investigasi kejahatan yang intens dengan eksplorasi tentang isu-isu sosial.