Efek Pemangkasan Anggaran di BKN: Jemputan Dihapus hingga AC Dibatasi
Indonesia | Selasa, 4 Februari 2025
Pemangkasan anggaran di Badan Kepegawaian Negara. (Dok. BKN)
Indonesia | Selasa, 4 Februari 2025
Internasional
PIFA.CO.ID, INTERNASIONAL - Amerika Serikat (AS) pada Selasa (11/3) membatalkan rencana penerapan tarif tambahan 25 persen terhadap baja dan aluminium asal Kanada. Keputusan ini diambil setelah Provinsi Ontario, Kanada, membatalkan tarif ekspor listrik ke tiga negara bagian AS."Setelah Presiden Trump mengancam akan menggunakan kekuasaan eksekutifnya untuk membalas dengan tarif tinggi sebesar 50 persen terhadap Kanada, Kepala Pemerintahan Ontario Doug Ford berbicara dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick untuk menyampaikan bahwa dia membatalkan penerapan tarif 25 persen terhadap ekspor listrik ke AS," ujar Juru Bicara Gedung Putih Kush Desai dalam sebuah pernyataan resmi.Sebelumnya pada Selasa, Presiden AS Donald Trump menyatakan melalui media sosial bahwa ia akan memberlakukan tarif tambahan 25 persen terhadap baja dan aluminium Kanada. Dengan tarif baru ini, total beban tarif atas dua komoditas tersebut seharusnya mencapai 50 persen. Kebijakan ini diumumkan sebagai respons atas kebijakan tarif ekspor listrik yang sebelumnya diberlakukan oleh Provinsi Ontario.Namun, tidak lama setelah pernyataan Trump, Ontario setuju untuk menangguhkan biaya tambahan sebesar 25 persen untuk ekspor listrik ke tiga negara bagian AS, yakni Michigan, Minnesota, dan New York. Keputusan ini mendorong AS untuk membatalkan rencana tarif tambahan terhadap produk baja dan aluminium Kanada.Dalam pernyataan bersama, Kepala Pemerintahan Ontario Doug Ford dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyebutkan bahwa Ford akan melakukan kunjungan ke Washington pada Kamis (13/3). Pertemuan ini bertujuan untuk mendiskusikan revisi Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (United States-Mexico-Canada Agreement/USMCA) menjelang tenggat waktu tarif resiprokal pada 2 April.Sebelumnya, Trump mengumumkan pengenaan tarif umum 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko, yang mulai berlaku pada 4 Maret. Namun, hanya dalam dua hari setelah pemberlakuan tarif tersebut, Trump merevisi kebijakannya dengan membuat pengecualian untuk barang-barang yang memenuhi persyaratan khusus dalam USMCA. Pengecualian ini berlaku hingga 2 April.Menurut laporan NBC News, seorang pejabat senior pemerintah AS memperkirakan bahwa sekitar 38 persen barang yang diimpor dari Kanada memenuhi syarat untuk mendapatkan pengecualian tarif tersebut.Pada 4 Maret, pemerintah Kanada mengumumkan penerapan tarif 25 persen terhadap barang-barang asal AS senilai 155 miliar dolar Kanada (sekitar 107 miliar dolar AS). Tarif ini akan diterapkan secara bertahap, dengan putaran pertama diberlakukan terhadap barang-barang senilai 30 miliar dolar Kanada.Merespons kebijakan tarif dari AS, pemerintah Ontario pada Senin (10/3) secara resmi menerapkan biaya tambahan sebesar 25 persen untuk ekspor listrik ke tiga negara bagian AS. Namun, keputusan ini akhirnya dicabut setelah adanya ancaman tarif balasan dari Trump.Dalam pernyataannya, Kush Desai juga menegaskan bahwa sesuai dengan perintah eksekutif Trump sebelumnya, tarif 25 persen terhadap baja dan aluminium "tanpa pengecualian atau pembebasan" akan mulai berlaku bagi semua mitra dagang pada 12 Maret tengah malam.Pada 10 Februari, Trump menandatangani perintah untuk menaikkan tarif aluminium dari 10 persen menjadi 25 persen, menyamakannya dengan tarif baja yang sudah berlaku. Ia juga memutuskan untuk menghapus kuota bebas bea serta pengecualian untuk tarif baja dan aluminium, sebagai bagian dari kebijakan proteksionisme perdagangan yang lebih ketat di bawah pemerintahannya.
Lokal
Berita Sanggau, PIFA - Menjelang hari raya Idul Fitri, produk-produk kedaluarsa masih ditemukan dijual sejumlah pedagang di Kota Sanggau. Hal ini diketahui setelah Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimcam) Kapuas melakukan monitoring stabilitas dan ketersdiaan sejumlah bahan pokok (sembako) di Kota Sanggau, Selasa (12/04/2022). “Ada kami temukan. Kami minta barang-barang tersebut segera diturunkan dari etalase,” sebut Camat Kapuas, Jemain, Rabu (13/04/2022). Kegiatan monitoring tersebut melibatkan Dinas Perindagkop dan UM Sanggau serta Bagian Ekonomi Setda Sanggau. Jemain menyebut belum ada sanksi bagi pedagang yang masih menjual produk kedaluarsa tersebut. “Untuk sanksi belum kami terapkan. Baru bersifat edukasi dan peringatan saja,” kata dia. Jemain menjelaskan, barang-barang kedaluarsa itu akan dikembalikan pedangan pada distributor sesuai dengan kesepakatan. “Namun kami akan terus memonitor secara diam-diam terhadap barang-barang tersebut. Jika nanti masih kita temukan terpajang di etalase penjualan akan kami musnahkan,” tegasnya. Berdasarkan hasil monitoring itu pula, diketahui ketersediaan sembako secara umum masih mencukupi hingga menjelang lebaran. “Untuk harga relatif stabil. Hanya ada beberapa komoditi yang biasanya setiap tahun mengalami kenaikan yang wajar. Sedangkan minyak goreng tetap menjadi trend keluhan masyarakat,” terangnya. (ja)
Sports
PIFA, Sports - Gelandang Tim Nasional Argentina, Enzo Fernandez, menyampaikan permohonan maafnya setelah melakukan selebrasi yang berbau pelecehan rasial yang singgung para pemain Prancis. Ia mengakui bahwa tindakannya saat momen perayaan kemenangan atas Kolombia di final Copa America 2024 adalah sebuah kekhilafan. Adapun salah satu lirik yang terdengar adalah menyindir pemain Prancis berasal dari Angola, di mana gelandang Eduardo Camavinga lahir di sana. Sebelum sampai ke bagian lain, siaran langsung dimatikan oleh Fernandez. Lirik tersebut dinyanyikan oleh para penggemar Timnas Argentina setelah mereka memenangkan Piala Dunia 2022. Liriknya mengejek asal-usul para pemain Prancis yang kebanyakan adalah imigran, dan secara khusus menyerang Kylian Mbappe, yang dikabarkan berkencan dengan seorang model transgender. Tindakan Fernandez menuai banyak kecaman, termasuk dari Federasi Sepakbola Prancis (FFF) yang secara terbuka melayangkan protes kepada FIFA dan Federasi Sepakbola Argentina (AFA). Fernandez sebagai pelaku mendapat kritik dari berbagai pihak, termasuk rekan-rekan setimnya di Chelsea yang berhenti mengikuti akun Instagramnya. Mereka adalah pemain kulit hitam yang kecewa dengan tindakan Fernandez. Atas tindakan kontroversialnya tersebut, Fernandez kemudian meminta maaf karena sudah khilaf. Pemain berusia 23 tahun itu menegaskan dirinya berada di garis depan dalam memerangi rasisme. "Saya ingin meminta maaf atas video yang diunggah di Instagram saya saat perayaan gelar juara Copa America," ujar Fernandez dalam unggahan Instagram Stories. "Lirik lagu itu memang mengandung kata-kata yang ofensif dan sama sekali tidak bisa ditoleransi." "Saya selalu melawan segala bentuk diskriminasi dan meminta maaf atas euforia yang berlebihan saat merayakan gelar juara." "Video, momen, dan kata-kata itu sama sekali tidak menggambarkan diri saya sebenarnya. Saya benar-benar minta maaf." (yd)