Menteri Kesehatan Budi Sadikin menyampaikan empat poin penting yang harus dilakukan dalam menghadapi endemi. (CNN Indonesia)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengumumkan penghapusan status pandemi COVID-19 di Indonesia pada Rabu (21/06/2023) yang lalu, yang menandai masuknya Indonesia ke masa endemi. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan sejumlah poin penting yang harus dilakukan dalam menghadapi masa tersebut.

Dia turut bersyukur tugasnya selama pandemi COVID-19 melanda Indonesia, akhirnya selesai.

“Presiden akhirnya kasih rapot saya, ‘Sudah selesai tugasnya, sudah ke endemi’,” katanya dalam Podkabs Episode 14 yang tayang di kanal YouTube dan Spotify Sekretariat Kabinet.

Menkes menekankan bahwa ada empat hal penting dalam menghadapi masa endemi.

Pertama, kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan individu masing-masing.

“Itu sebenarnya intervensi kesehatan yang paling bagus, paling berhasil kalau masyarakat sudah menjaga kesehatannya sendiri-sendiri, bukan diintervensi dari luar,” ujarnya.

Kedua, kesiapan perangkat surveilans atau alat deteksi penyakit. Menkes menyatakan bahwa saat ini mereka telah menyediakan alat deteksi COVID-19 di berbagai apotek, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mendeteksi penyakit tersebut.

“Dijual di apotek-apotek, jadi kalau orang mau tes enggak usah ke lab saja tapi bisa juga pakai rapid tes antigen,” ujarnya.

Ketiga, kesiapan fasilitas kesehatan, peralatan medis, dan obat-obatan antivirus. Menkes mengungkapkan bahwa selain layanan kesehatan dan obat-obatan di rumah sakit, saat ini juga tersedia layanan telemedisin.

“Sekarang antivirus itu kalau dia [pasien] enggak ke rumah sakit bisa dibeli juga di apotek dengan resep dokter, ada namanya paxlovid, molnupiravir, favipiravir itu sudah siap. Jadi kalau kena [COVID-19] bisa mau [perawatan] di rumah bisa pakai obat itu. Atau kalau mau di rumah sakit, kita juga sudah siapin,” ungkap Menkes Budi.

Terakhir, Menkes menekankan pentingnya vaksinasi, terutama bagi kelompok masyarakat yang rentan.

“Vaksinasi itu tetap diberikan untuk orang-orang yang memiliki komorbid atau berisiko tinggi, immunocompromised, dan yang pertama kali belum pernah divaksinasi,” tutupnya. (yd)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengumumkan penghapusan status pandemi COVID-19 di Indonesia pada Rabu (21/06/2023) yang lalu, yang menandai masuknya Indonesia ke masa endemi. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan sejumlah poin penting yang harus dilakukan dalam menghadapi masa tersebut.

Dia turut bersyukur tugasnya selama pandemi COVID-19 melanda Indonesia, akhirnya selesai.

“Presiden akhirnya kasih rapot saya, ‘Sudah selesai tugasnya, sudah ke endemi’,” katanya dalam Podkabs Episode 14 yang tayang di kanal YouTube dan Spotify Sekretariat Kabinet.

Menkes menekankan bahwa ada empat hal penting dalam menghadapi masa endemi.

Pertama, kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan individu masing-masing.

“Itu sebenarnya intervensi kesehatan yang paling bagus, paling berhasil kalau masyarakat sudah menjaga kesehatannya sendiri-sendiri, bukan diintervensi dari luar,” ujarnya.

Kedua, kesiapan perangkat surveilans atau alat deteksi penyakit. Menkes menyatakan bahwa saat ini mereka telah menyediakan alat deteksi COVID-19 di berbagai apotek, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mendeteksi penyakit tersebut.

“Dijual di apotek-apotek, jadi kalau orang mau tes enggak usah ke lab saja tapi bisa juga pakai rapid tes antigen,” ujarnya.

Ketiga, kesiapan fasilitas kesehatan, peralatan medis, dan obat-obatan antivirus. Menkes mengungkapkan bahwa selain layanan kesehatan dan obat-obatan di rumah sakit, saat ini juga tersedia layanan telemedisin.

“Sekarang antivirus itu kalau dia [pasien] enggak ke rumah sakit bisa dibeli juga di apotek dengan resep dokter, ada namanya paxlovid, molnupiravir, favipiravir itu sudah siap. Jadi kalau kena [COVID-19] bisa mau [perawatan] di rumah bisa pakai obat itu. Atau kalau mau di rumah sakit, kita juga sudah siapin,” ungkap Menkes Budi.

Terakhir, Menkes menekankan pentingnya vaksinasi, terutama bagi kelompok masyarakat yang rentan.

“Vaksinasi itu tetap diberikan untuk orang-orang yang memiliki komorbid atau berisiko tinggi, immunocompromised, dan yang pertama kali belum pernah divaksinasi,” tutupnya. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar