Festival Bakcang Masuk Kalender Event Pontianak
Pontianak | Sabtu, 31 Mei 2025
Festival Bakcang. (PIFA/Lydia)
Pontianak | Sabtu, 31 Mei 2025
Lokal
Berita Singkawang, Kalbar - PIFA, Kepala BALITBANGDA Provinsi Kalimantan Barat Herkulana Mekarryani berharap hasil Kelitbangan Kota Singkawang tahun 2021 dapat mendorong kemajuan daerah sesuai dengan tugas utama Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang), yakni berperan strategis dalam mewujudkan penyelenggaraan pemeritahan yang baik dan mendorong kemajuan suatu daerah. Harapan Herkulana Mekarryani disampaikannya dalam acara sosialiasi dan desiminasi hasil-hasil Kelitbangan Kota Singkawang tahun 2021 kepada perangkat daerah kota Singkawang yang digelar oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Singkawang di Aula Hotel Sentosa, Selasa (12/10/2021). “Peranan litbang ini penting dalam mendorong inovasi daerah. Hal ini diwujudkan dalam bentuk perlombaan-perlombaan. Nah, perlombaannya itu yaitu lomba inisiatif inovasi daerah kota Singkawang yang diinisiasi oleh bidang Penelitian dan Pengembangan Daerah BAPPEDA kota Singkawang," tuturnya, dikutip dari rilis Media Center Kota Singkawang, Rabu (13/10/2021). Sebagai informasi, Kelitbangan merupakan angkaian kegiatan ilmiah yang bertujuan menghasilkan pemahaman baru dan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri di lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan pemerintahan daerah. Sosialisasi dipaparkan oleh Kepala BAPPEDA Singkawang Yusnita Fitriadi, pada kesempatan itu Yusnita menerangkan tentang Peraturan Wali Kota (Perwako) Singkawang nomor 46 tahun 2021 tentang inovasi daerah. Ia mengatakan pada Perwako ini setiap perangkat daerah wajib menyampaikan sebuah inovasi daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya pada setiap tahun anggaran. “Keberadaan Perwako ini harus diampu oleh semua perangkat daerah kota Singkawang, karena inovasi daerah merupakan amanah undang-undang. Maka dari itu, setiap perangkat daerah wajib menyampaikan minimal satu inovasi daerah sesuai dengan tingkat kematangannya. Tujuannya, semata-mata untuk mendukung visi misi Singkawang Hebat," jelas Yusnita. Sementara itu, Staf Ahli Wali Kota Singkawang bidang Kemasyarakatan Bujang Syukri saat membuka kegiatan mengatakan sebanyak 46 inovasi kota Singkawang telah dilaporkan kepada Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendag RI) untuk dilakukan pengukuran indeks inovasi daerah pada Innovative Government Award tahun 2021. “Sementara ini, skor indeks inovasi daerah kota Singkawang adalah 73,61. Dengan skor tersebut, kota Singkawang masuk dalam kategori ‘Sangat Inovatif’,” terangnya. Lebih lanjut Bujang Syukri berharap penetapan Peraturan Wali Kota Singkawang nomor 46 tahun 2021 mampu memperkuat penciptaan dan penerapan inovasi daerah di kota Singkawang. Ia juga berharap peranan Kelitbangan di Kota Singkawang dapat menjadi langkah awal yang memberikan dorongan positif dalam menciptakan inovasi daerah. “Semoga kegiatan ini dapat memberikan dorongan positif dalam menciptakan dan menerapkan inovasi daerah yang merupakan hasil kelitbangan dari Kepala Perangkat Daerah kota Singkawang beserta jajarannya. Sehingga, perwujudan inovasi daerah ini bisa benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” harap dia.
Nasional
PIFA, Nasional - Transisi energi semestinya tak hanya untuk industri berskala besar. Hal itu berlaku untuk semua lapisan masyarakat Indonesia. "Harus menyentuh sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," tegas Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Akbar Himawan Buchari, di Jakarta, Jumat (7/4/2023). Penyaluran dana transisi energi sebagaimana hasil KTT G20, menjadi concerns HIPMI. “Dan ini juga harus menjadi perhatian kita bersama. Bagaimana penyaluran dana transisi energi itu tepat guna, tepat sasaran,” jelasnya. Pengusaha muda yang kini menjadi tokoh muda paling berpengaruh Indonesia ini menerangkan, transisi energi adalah proses perubahan penggunaan sumber energi fosil, seperti batu bara, minyak dan gas, ke sumber energi baru terbarukan. Seperti surya, air dan angin. "Targetnya adalah net zero emission atau nol polusi di setiap negara, termasuk Indonesia, dengan menggunakan sumber energi yang bersih," jelas AHB. Lebih lanjut, anak muda kelahiran Medan ini meminta masyarakat lokal sebagai pihak yang harus menerima langsung manfaat dari transisi energi itu. "Karena itu penyalurannya harus tepat guna," pinta Akbar. Transisi energi, sambung ia, juga bukan hanya perubahan komoditas dari sumber energi itu sendiri. Melainkan juga sudah seharusnya menjadi gaya hidup. "Itu sebabnya harus menyentuh langsung masyarakat," tandas penggemar olahraga sepeda ini. Sejurus dengan Ketum AHB, Ketua Bidang 3 Energi, Sumber Daya Mineral, Lingkungan Hidup dan Kehutanan (ESDM dan LHK) BPP HIPMI, Elia Nelson C Kumaat, menyebut transisi energi adalah masa depan. “Untuk menyongsong masa depan yang lebih baik, maka kita perlu mempersiapkannya dengan langkah-langkah yang terbaik pula,” ujar pria kelahiran Manado ini. Menurut Elia, yang menjadi catatan penting adalah bagaimana mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. “Langkah-langkah Hipmi adalah untuk menjamin transisi energi ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Growth,” tutupnya.
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Gorengan adalah makanan yang sangat populer di berbagai negara. Rasanya yang gurih dan renyah membuatnya menjadi favorit banyak orang. Namun, di balik kenikmatan tersebut, terdapat bahaya yang perlu kita ketahui jika mengonsumsi gorengan secara berlebihan. Salah satu bahaya utama dari konsumsi gorengan adalah tingginya kandungan kalori. Makanan yang dilapisi tepung kemudian digoreng menggunakan minyak hidrogenasi memiliki kandungan lemak trans yang tinggi. Lemak trans ini dapat meningkatkan level kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan level kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Kandungan lemak trans yang tinggi dalam gorengan disebabkan oleh proses penggorengan yang melibatkan penggunaan minyak hidrogenasi dan gas hidrogen untuk mengubah lemak menjadi bentuk padat. Mengonsumsi gorengan secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Makanan berminyak, termasuk gorengan, telah terbukti meningkatkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), serta menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas. Semua faktor ini berhubungan erat dengan penyakit jantung. Selain itu, gorengan juga memiliki kandungan minyak yang tinggi. Minyak yang digunakan untuk menggoreng gorengan sering kali digunakan berulang kali, tanpa kita mengetahui berapa kali minyak tersebut telah digunakan sebelumnya. Penggunaan minyak berulang ini mengindikasikan bahwa gorengan mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Selain dampak kesehatan yang signifikan, konsumsi gorengan berlebihan juga dapat berdampak negatif pada penampilan dan kesehatan kulit. Gorengan dapat mempercepat proses penuaan kulit, menyebabkan kerusakan kolagen, dan membuat kulit menjadi lebih keriput. Selain itu, lemak trans dan minyak yang terkandung dalam gorengan dapat memperlambat sirkulasi darah, menyebabkan komedo dan jerawat. Tak hanya itu, gorengan juga mengandung zat beracun yang disebut akrilamida. Zat ini dapat terbentuk saat makanan digoreng dengan suhu tinggi, dan memiliki potensi berbahaya bagi kesehatan. Makanan seperti kentang goreng dan makanan panggang memiliki konsentrasi akrilamida yang tinggi. Untuk mengurangi dampak buruk dari konsumsi gorengan, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, mengurangi frekuensi dan jumlah konsumsi gorengan. Cobalah untuk menggantinya dengan makanan yang lebih sehat seperti sayuran panggang atau rebus. Kedua, pilih metode memasak yang lebih sehat seperti merebus, memanggang, atau mengukus daripada menggoreng. Ketiga, perhatikan juga jenis minyak yang digunakan saat menggoreng, pilih minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun atau minyak kelapa. Kesimpulannya, konsumsi gorengan berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan, terutama terkait dengan penyakit jantung, kolesterol tinggi, obesitas, dan masalah kulit. Penting bagi kita untuk menjaga pola makan yang seimbang dan mengurangi konsumsi gorengan secara berlebihan. Dengan demikian, kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan kulit yang optimal.