Foto: AFP/Lilian Suwanrumpha

Berita Internasional, PIFA – Ribuan orang menyerbu festival ganja yang digelar oleh kelompok advokasi ganja Highland Network di White Sands Beach, Provinsi Nakhon Pathom, Thailand. Melansir CNNIndonesia.com (14/6), festival tersebut penuh dengan asap menyengat dan canda tawa para pengunjung yang hadir.

Satu diantara pengunjung, Musisi Jazz asal Amerika Serikat, Steve Canon turut menceritakan pengalamannya saat ikut festival tersebut.

"Begitu kami berhasil masuk, kami bersemangat," ceritanya kepada AFP pada Senin (13/6), demikian dikutip PIFA dari CNNIndonesia.com (14/6).

"Sejak saat itu, orang-orang mengajak saya dan, saya tak yakin berapa jumlah pastinya, tapi saya mengisap sepanjang sore," imbuhnya.

Steve sendiri sudah tinggal di Bangkok selama 15 tahun. Selain Steve, ada juga Joey yang mengaku sangat senang dan melepas stresnya usai mengisap barang yang diharamkan di Indonesia itu.

"Senang banget. Stres saya lepas. Mengisap membuat saya tersenyum," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Undang-undang terbaru Thailand memang tak jelas mengatur mengenai penggunaan ganja untuk rekreasi atau kesenangan.

Sebenarnya, aparat keamanan setempat bisa saja menangkap warga yang mengisap ganja di luar rumah. Namun, penangkapannya harus berlandaskan pada aturan "gangguan publik", bukan terkait penyalahgunaan narkoba.

Polisi memang tampak hadir dalam festival tersebut. Namun, mereka hanya memantau dengan penasaran, bukan menindak orang yang melanggar aturan.

Satu diantara penyelenggara festival, Arun Max Avery, mengaku tak khawatir dengan penerapan undang-undang tersebut.

Arun menambahkan, penduduk Thailand telah memasak, membuat, dan mengobati penyakit dengan ganja jauh sebelum undang-undang tersebut muncul.

"Jadi melihat tanaman kembali ke tangan kami sungguh menakjubkan. Orang-orang bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan dengannya," tuturnya.

Pameran Ganja dan Rami oleh Kementerian Pertanian Thailand

Selain di agenda festival itu, warga Thailand juga terlihat memadati pameran Ganja dan Rami 360 derajat untuk Rakyat di Sirkuit Internasional Chang, Provinsi Buri Ram, pada Jumat hingga Minggu pekan lalu.

Seperti diberitakan oleh Bangkok Post, Kementerian Pertanian Thailand membagikan ganja gratis dalam acara pameran itu. Kemudian, sektor swasta dan perusahaan masyarakat menjual tanamannya.

Menariknya, menurut laporan kantor kesehatan Provinsi Buri Ram, pameran itu berhasil mendatangkan 66.888 pengunjung dan 218.790 penonton secara online. Penjualan bibit ganja dan produk terkait dalam acara itu mencapai hampir 10 juta baht atau sekitar Rp4,2 miliar.

Sementara itu, pihak Pemerintah Buri Ram menyatakan bahwa tak ada laporan soal efek samping gangguan dari para konsumen ganja yang hadir. Pemerintah Buri Ram menambahkan, acara itu justru mendidik masyarakat setempat tentang penggunaan ganja yang aman. (yd)

Berita Internasional, PIFA – Ribuan orang menyerbu festival ganja yang digelar oleh kelompok advokasi ganja Highland Network di White Sands Beach, Provinsi Nakhon Pathom, Thailand. Melansir CNNIndonesia.com (14/6), festival tersebut penuh dengan asap menyengat dan canda tawa para pengunjung yang hadir.

Satu diantara pengunjung, Musisi Jazz asal Amerika Serikat, Steve Canon turut menceritakan pengalamannya saat ikut festival tersebut.

"Begitu kami berhasil masuk, kami bersemangat," ceritanya kepada AFP pada Senin (13/6), demikian dikutip PIFA dari CNNIndonesia.com (14/6).

"Sejak saat itu, orang-orang mengajak saya dan, saya tak yakin berapa jumlah pastinya, tapi saya mengisap sepanjang sore," imbuhnya.

Steve sendiri sudah tinggal di Bangkok selama 15 tahun. Selain Steve, ada juga Joey yang mengaku sangat senang dan melepas stresnya usai mengisap barang yang diharamkan di Indonesia itu.

"Senang banget. Stres saya lepas. Mengisap membuat saya tersenyum," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Undang-undang terbaru Thailand memang tak jelas mengatur mengenai penggunaan ganja untuk rekreasi atau kesenangan.

Sebenarnya, aparat keamanan setempat bisa saja menangkap warga yang mengisap ganja di luar rumah. Namun, penangkapannya harus berlandaskan pada aturan "gangguan publik", bukan terkait penyalahgunaan narkoba.

Polisi memang tampak hadir dalam festival tersebut. Namun, mereka hanya memantau dengan penasaran, bukan menindak orang yang melanggar aturan.

Satu diantara penyelenggara festival, Arun Max Avery, mengaku tak khawatir dengan penerapan undang-undang tersebut.

Arun menambahkan, penduduk Thailand telah memasak, membuat, dan mengobati penyakit dengan ganja jauh sebelum undang-undang tersebut muncul.

"Jadi melihat tanaman kembali ke tangan kami sungguh menakjubkan. Orang-orang bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan dengannya," tuturnya.

Pameran Ganja dan Rami oleh Kementerian Pertanian Thailand

Selain di agenda festival itu, warga Thailand juga terlihat memadati pameran Ganja dan Rami 360 derajat untuk Rakyat di Sirkuit Internasional Chang, Provinsi Buri Ram, pada Jumat hingga Minggu pekan lalu.

Seperti diberitakan oleh Bangkok Post, Kementerian Pertanian Thailand membagikan ganja gratis dalam acara pameran itu. Kemudian, sektor swasta dan perusahaan masyarakat menjual tanamannya.

Menariknya, menurut laporan kantor kesehatan Provinsi Buri Ram, pameran itu berhasil mendatangkan 66.888 pengunjung dan 218.790 penonton secara online. Penjualan bibit ganja dan produk terkait dalam acara itu mencapai hampir 10 juta baht atau sekitar Rp4,2 miliar.

Sementara itu, pihak Pemerintah Buri Ram menyatakan bahwa tak ada laporan soal efek samping gangguan dari para konsumen ganja yang hadir. Pemerintah Buri Ram menambahkan, acara itu justru mendidik masyarakat setempat tentang penggunaan ganja yang aman. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar