Maskot dan Lambang Piala Dunia U-17 2023 adalah Badak Cula Cahaya (Bacuya). (Dok. PSSI)

PIFA, Sports - FIFA telah secara resmi meluncurkan maskot dan lambang resmi Piala Dunia U-17 pada tanggal 1 September 2023. Maskot yang sebelumnya digunakan untuk Piala Dunia U-20 2023, Badak Cula Cahaya (Bacuya), kembali digunakan untuk Piala Dunia U-17. Ajang ini awalnya direncanakan berlangsung pada Mei-Juni tahun ini.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut dengan bangga penyelenggaraan ajang besar ini di Indonesia.

"Sebuah kehormatan bagi kami karena mendapat kepercayaan menggelar kejuaraan sepak bola dunia bagi generasi pesepak bola masa depan. Dengan 73% penduduk Indonesia menyukai sepakbola, saya optimistis FIFA U-17 akan berjalan sukses dan mendatangkan banyak penggemar ke stadion. Terlebih ini kali pertama, Indonesia tampil di ajang dengan level Piala Dunia. Sudah pasti kami menyambutnya dengan sangat antusias," ujar Erick. dikutip PIFA dari laman resmi PSSI, Sabtu (2/9)

Badak Cula Cahaya, yang mengambil inspirasi dari hewan asli Indonesia, diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mengajak masyarakat untuk mendukung dan hadir langsung di stadion untuk menyaksikan bakat-bakat muda berkompetisi. Bacuya memiliki karakteristik sebagai badak Jawa muda yang pemalu dan pendiam, tetapi memiliki hasrat besar untuk berlari menuju lapangan sepak bola seperti mencari sesuatu yang spesial.

Dengan latar belakang rumput hijau, Bacuya mendapatkan motivasi untuk mengejar impian sepak bola. Tanduknya yang menyala dengan warna-warna baru melambangkan perubahan dan transformasi. Bacuya juga dianggap sebagai pembela dan penjaga talenta muda, menjadi mercusuar untuk masa depan sepak bola.

Indonesia, sebagai tuan rumah, akan berlaga di Grup A dan menantikan undian lawan-lawan mereka di Swiss pada tanggal 15 September 2023. Sebanyak 24 negara akan berkompetisi di Piala Dunia U-17, mewakili berbagai benua termasuk Asia, Afrika, Amerika, Oseania, dan Eropa. Piala Dunia U-17 menjadi panggung penting bagi bakat-bakat muda sepak bola dari seluruh dunia untuk bersaing dan berkembang. (hs)

PIFA, Sports - FIFA telah secara resmi meluncurkan maskot dan lambang resmi Piala Dunia U-17 pada tanggal 1 September 2023. Maskot yang sebelumnya digunakan untuk Piala Dunia U-20 2023, Badak Cula Cahaya (Bacuya), kembali digunakan untuk Piala Dunia U-17. Ajang ini awalnya direncanakan berlangsung pada Mei-Juni tahun ini.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut dengan bangga penyelenggaraan ajang besar ini di Indonesia.

"Sebuah kehormatan bagi kami karena mendapat kepercayaan menggelar kejuaraan sepak bola dunia bagi generasi pesepak bola masa depan. Dengan 73% penduduk Indonesia menyukai sepakbola, saya optimistis FIFA U-17 akan berjalan sukses dan mendatangkan banyak penggemar ke stadion. Terlebih ini kali pertama, Indonesia tampil di ajang dengan level Piala Dunia. Sudah pasti kami menyambutnya dengan sangat antusias," ujar Erick. dikutip PIFA dari laman resmi PSSI, Sabtu (2/9)

Badak Cula Cahaya, yang mengambil inspirasi dari hewan asli Indonesia, diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mengajak masyarakat untuk mendukung dan hadir langsung di stadion untuk menyaksikan bakat-bakat muda berkompetisi. Bacuya memiliki karakteristik sebagai badak Jawa muda yang pemalu dan pendiam, tetapi memiliki hasrat besar untuk berlari menuju lapangan sepak bola seperti mencari sesuatu yang spesial.

Dengan latar belakang rumput hijau, Bacuya mendapatkan motivasi untuk mengejar impian sepak bola. Tanduknya yang menyala dengan warna-warna baru melambangkan perubahan dan transformasi. Bacuya juga dianggap sebagai pembela dan penjaga talenta muda, menjadi mercusuar untuk masa depan sepak bola.

Indonesia, sebagai tuan rumah, akan berlaga di Grup A dan menantikan undian lawan-lawan mereka di Swiss pada tanggal 15 September 2023. Sebanyak 24 negara akan berkompetisi di Piala Dunia U-17, mewakili berbagai benua termasuk Asia, Afrika, Amerika, Oseania, dan Eropa. Piala Dunia U-17 menjadi panggung penting bagi bakat-bakat muda sepak bola dari seluruh dunia untuk bersaing dan berkembang. (hs)

0

0

You can share on :

0 Komentar