Gelar Pertemuan Lintas Parpol, Yayasan Satunama Adakan Sekolah Politisi Muda

Berita Pontinak, PIFA - Yayasan Satunama Yogyakarta mengadakan pertemuan Dialog lintas Partai Politik dengan tema “Peluang-Tantangan Partai Politik dan Politisi Muda Era Digital”, untuk berkerjasama melaksanakan Sekolah Politisi Muda di Hotel Borneo, Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada Senin (14/02/2022).
Himawan Pambudi selaku Kepala Depertemen Politik Demokrasi Yayasan Satunama mengatakan, Sekolah Politisi Muda merupakan salah satu program dari Yayasan Satunama untuk mendidik, kader-kader partai yang masih dibawah 40 tahun untuk memiliki keterampilan, pengetahuan, wawasan dan Ideologi yang releven dengan pancasisila supaya masa depan demokrasi, partai, dan indonesia menjadi lebih baik.
“Karna Yayasan Satunama percaya Parpol salah satu organisasi dimana anggotanya nanti akan menduduki lembaga negara dan berperan penting dalam transformasi sosial kemasyarakatan khusunya berkaitan dengan tatakelola pemerintahan dan kebijakan yg berpihak ke masyarakat,” ujarnya, saat diwawancarai PIFA.
Himawan menerangkan Sekolah Politisi muda sudah meluluskan 115 alumni sejak 2015 yang tersebar di Indonesia termaksud 4 di Kalbar dan menduduki 4 jabatan publik dari DPRD sampai Kepala Desa.
“Kita memilih Kalbar tempat dilaksanakan kegiatan ini karna dinamika politik yang multi etnis kemudian juga memiliki pengaruh secara nasional, juga berkaitan dengan sosial kemasyarakatan dan pluralisme menjadikan kalbar sebagai lokasi yang kami pilih untuk kegiatan ini, yang nantinya akan dikirim ke yogyakarta seluruh pembiayaannya akan kami tanggung, dan kami berharap partai mendukung,” terangnya.
“Kegiatan ini diadakan 6 hari mulai dari asesment, kemudian besok kami akan memgunjungi Partai Demokrat, Golkar, PDIP, PPP, untuk beraudensi,” tambahnya.
Sementara itu Muhammad Zuhdan salah satu narasumber kegiatan tersebut menyampaikan, melalui kegiatan ini partai politik harus menyadari hari ini sudah masuk era digital.
“Artinya pola berfikirnya juga harus menyesuaikan dan beradaptasi era perkembangan, baik untuk berkampanye atau melakukan porsi yang lain,” jelasnya.
Zuhdan yang juga merupakan Akademisi Kaprodi Ilmu Pemerintahan Universitas Amikom Yogyakarta, menegaskan disisi lain Partai Politik harus memahami karakter anak muda hari ini, karna generasi hari ini adalah generasi digital, khususnya partai politik harus mengikuti perkembangan tersebut agar dapat menyerap aspirasi dan perkembangan anak muda.
“Cara konvensional tidak bisa efektik digunakan lagi, seperti pengumpulan masa apalagi dimasa pandemi ini. Semakin baik Parpol menggunakan media sosialnya maka semakin bagus juga nilai publish dan eksistensi Partai tersebut di media sosial dan dikenal anak muda baik tujuannya untuk pengenalan partai maupun pendidikan,” terangnya.
Zuhdan mengatakan bahwa anak muda hari ini masih enggan untuk masuk ke dunia politik karna adanya anggapan bahwa politik adalah dunianya orang tua.
“Kita mendorong agar anak muda masuk ke Politik secara rasional, dan partai politik harus melakukan transformasi dari konvensional ke digitalisasi agar anak muda bisa tertarik untuk masuk ke dunia politik,” jelasnya.
“Saya optimis melalui kegiatan ini bisa menumbuhkan partisipasi anak muda dan pemanfataan digitalisasi,” tutupnya. (ja)
Berita Pontinak, PIFA - Yayasan Satunama Yogyakarta mengadakan pertemuan Dialog lintas Partai Politik dengan tema “Peluang-Tantangan Partai Politik dan Politisi Muda Era Digital”, untuk berkerjasama melaksanakan Sekolah Politisi Muda di Hotel Borneo, Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada Senin (14/02/2022).
Himawan Pambudi selaku Kepala Depertemen Politik Demokrasi Yayasan Satunama mengatakan, Sekolah Politisi Muda merupakan salah satu program dari Yayasan Satunama untuk mendidik, kader-kader partai yang masih dibawah 40 tahun untuk memiliki keterampilan, pengetahuan, wawasan dan Ideologi yang releven dengan pancasisila supaya masa depan demokrasi, partai, dan indonesia menjadi lebih baik.
“Karna Yayasan Satunama percaya Parpol salah satu organisasi dimana anggotanya nanti akan menduduki lembaga negara dan berperan penting dalam transformasi sosial kemasyarakatan khusunya berkaitan dengan tatakelola pemerintahan dan kebijakan yg berpihak ke masyarakat,” ujarnya, saat diwawancarai PIFA.
Himawan menerangkan Sekolah Politisi muda sudah meluluskan 115 alumni sejak 2015 yang tersebar di Indonesia termaksud 4 di Kalbar dan menduduki 4 jabatan publik dari DPRD sampai Kepala Desa.
“Kita memilih Kalbar tempat dilaksanakan kegiatan ini karna dinamika politik yang multi etnis kemudian juga memiliki pengaruh secara nasional, juga berkaitan dengan sosial kemasyarakatan dan pluralisme menjadikan kalbar sebagai lokasi yang kami pilih untuk kegiatan ini, yang nantinya akan dikirim ke yogyakarta seluruh pembiayaannya akan kami tanggung, dan kami berharap partai mendukung,” terangnya.
“Kegiatan ini diadakan 6 hari mulai dari asesment, kemudian besok kami akan memgunjungi Partai Demokrat, Golkar, PDIP, PPP, untuk beraudensi,” tambahnya.
Sementara itu Muhammad Zuhdan salah satu narasumber kegiatan tersebut menyampaikan, melalui kegiatan ini partai politik harus menyadari hari ini sudah masuk era digital.
“Artinya pola berfikirnya juga harus menyesuaikan dan beradaptasi era perkembangan, baik untuk berkampanye atau melakukan porsi yang lain,” jelasnya.
Zuhdan yang juga merupakan Akademisi Kaprodi Ilmu Pemerintahan Universitas Amikom Yogyakarta, menegaskan disisi lain Partai Politik harus memahami karakter anak muda hari ini, karna generasi hari ini adalah generasi digital, khususnya partai politik harus mengikuti perkembangan tersebut agar dapat menyerap aspirasi dan perkembangan anak muda.
“Cara konvensional tidak bisa efektik digunakan lagi, seperti pengumpulan masa apalagi dimasa pandemi ini. Semakin baik Parpol menggunakan media sosialnya maka semakin bagus juga nilai publish dan eksistensi Partai tersebut di media sosial dan dikenal anak muda baik tujuannya untuk pengenalan partai maupun pendidikan,” terangnya.
Zuhdan mengatakan bahwa anak muda hari ini masih enggan untuk masuk ke dunia politik karna adanya anggapan bahwa politik adalah dunianya orang tua.
“Kita mendorong agar anak muda masuk ke Politik secara rasional, dan partai politik harus melakukan transformasi dari konvensional ke digitalisasi agar anak muda bisa tertarik untuk masuk ke dunia politik,” jelasnya.
“Saya optimis melalui kegiatan ini bisa menumbuhkan partisipasi anak muda dan pemanfataan digitalisasi,” tutupnya. (ja)

0

0
You can share on :
0 Komentar
