Kondisi banjir di Kabupaten Sintang, Kalbar. (Foto: Istimewa)

Berita Lokal, PIFA - Sebanyak 10 kecamatan di Kabupaten Sintang terendam banjir sejak sepekan terakhir. Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari 50 sentimeter hingga dua meter.

Camat Sintang, Tatang Supriyatna mengatakan, geobag yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) di sejumlah lokasi pinggir sungai saat bencana banjir 2021 lalu tak efektif.

“Geobag hanya sebagai penghalang gelombang air sungai. Tapi tidak bisa menahan air. Karena tetap saja banjir. Ini perlu penyempurnaan,” kata Tatang, kemarin.

Tatang memaparkan, sampai saat ini terdapat 27 desa dan kelurahan terdampak banjir di Kecamatan Sintang. Kemudian belasan ribu warga terdampak dan memerlukan bantuan.

Dia menyebutkan, bencana banjir di Sintang merupakan bencana langganan yang setiap tahunnya terjadi. Saat ini terdapat warga yang masih memilih tetap tinggal di rumah masing-masing.

"Mereka masih berharap surut dan memilih menetap untuk menjaga rumah dan barang-barang yang ada," ucapnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun geobag untuk penanganan banjir jangka pendek di Kabupaten Sintang, medio 2021 dengan nilai Rp28 miliar.

Sebagai informasi, geobag adalah kantong geotekstil kekuatan tinggi yang diisi pasir yang tersedia dalam berbagai ukuran dan digunakan di tepian sungai, perlindungan pantai, dan pemecah gelombang lepas pantai. (ap)

Berita Lokal, PIFA - Sebanyak 10 kecamatan di Kabupaten Sintang terendam banjir sejak sepekan terakhir. Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari 50 sentimeter hingga dua meter.

Camat Sintang, Tatang Supriyatna mengatakan, geobag yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) di sejumlah lokasi pinggir sungai saat bencana banjir 2021 lalu tak efektif.

“Geobag hanya sebagai penghalang gelombang air sungai. Tapi tidak bisa menahan air. Karena tetap saja banjir. Ini perlu penyempurnaan,” kata Tatang, kemarin.

Tatang memaparkan, sampai saat ini terdapat 27 desa dan kelurahan terdampak banjir di Kecamatan Sintang. Kemudian belasan ribu warga terdampak dan memerlukan bantuan.

Dia menyebutkan, bencana banjir di Sintang merupakan bencana langganan yang setiap tahunnya terjadi. Saat ini terdapat warga yang masih memilih tetap tinggal di rumah masing-masing.

"Mereka masih berharap surut dan memilih menetap untuk menjaga rumah dan barang-barang yang ada," ucapnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun geobag untuk penanganan banjir jangka pendek di Kabupaten Sintang, medio 2021 dengan nilai Rp28 miliar.

Sebagai informasi, geobag adalah kantong geotekstil kekuatan tinggi yang diisi pasir yang tersedia dalam berbagai ukuran dan digunakan di tepian sungai, perlindungan pantai, dan pemecah gelombang lepas pantai. (ap)

0

0

You can share on :

0 Komentar