GNKM Resmi Cabut Dukungan untuk Pasangan Norsan-Krisantus, Peta Politik Pilkada Kalbar Berubah Drastis
Kalbar | Minggu, 17 November 2024
Satu-persatu Relawan Norsan-Krisantus Cabut Dukungan, Gerak Roda GNKM Kalbar Bubarkan Diri!
Kalbar | Minggu, 17 November 2024
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Gorengan adalah makanan yang sangat populer di berbagai negara. Rasanya yang gurih dan renyah membuatnya menjadi favorit banyak orang. Namun, di balik kenikmatan tersebut, terdapat bahaya yang perlu kita ketahui jika mengonsumsi gorengan secara berlebihan. Salah satu bahaya utama dari konsumsi gorengan adalah tingginya kandungan kalori. Makanan yang dilapisi tepung kemudian digoreng menggunakan minyak hidrogenasi memiliki kandungan lemak trans yang tinggi. Lemak trans ini dapat meningkatkan level kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan level kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Kandungan lemak trans yang tinggi dalam gorengan disebabkan oleh proses penggorengan yang melibatkan penggunaan minyak hidrogenasi dan gas hidrogen untuk mengubah lemak menjadi bentuk padat. Mengonsumsi gorengan secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Makanan berminyak, termasuk gorengan, telah terbukti meningkatkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), serta menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas. Semua faktor ini berhubungan erat dengan penyakit jantung. Selain itu, gorengan juga memiliki kandungan minyak yang tinggi. Minyak yang digunakan untuk menggoreng gorengan sering kali digunakan berulang kali, tanpa kita mengetahui berapa kali minyak tersebut telah digunakan sebelumnya. Penggunaan minyak berulang ini mengindikasikan bahwa gorengan mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Selain dampak kesehatan yang signifikan, konsumsi gorengan berlebihan juga dapat berdampak negatif pada penampilan dan kesehatan kulit. Gorengan dapat mempercepat proses penuaan kulit, menyebabkan kerusakan kolagen, dan membuat kulit menjadi lebih keriput. Selain itu, lemak trans dan minyak yang terkandung dalam gorengan dapat memperlambat sirkulasi darah, menyebabkan komedo dan jerawat. Tak hanya itu, gorengan juga mengandung zat beracun yang disebut akrilamida. Zat ini dapat terbentuk saat makanan digoreng dengan suhu tinggi, dan memiliki potensi berbahaya bagi kesehatan. Makanan seperti kentang goreng dan makanan panggang memiliki konsentrasi akrilamida yang tinggi. Untuk mengurangi dampak buruk dari konsumsi gorengan, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, mengurangi frekuensi dan jumlah konsumsi gorengan. Cobalah untuk menggantinya dengan makanan yang lebih sehat seperti sayuran panggang atau rebus. Kedua, pilih metode memasak yang lebih sehat seperti merebus, memanggang, atau mengukus daripada menggoreng. Ketiga, perhatikan juga jenis minyak yang digunakan saat menggoreng, pilih minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun atau minyak kelapa. Kesimpulannya, konsumsi gorengan berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan, terutama terkait dengan penyakit jantung, kolesterol tinggi, obesitas, dan masalah kulit. Penting bagi kita untuk menjaga pola makan yang seimbang dan mengurangi konsumsi gorengan secara berlebihan. Dengan demikian, kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan kulit yang optimal.
Lokal
PIFA.CO.ID, LOKAL – Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas Hulu, Drs. H. Mohd. Zaini, M.M., memimpin Apel Peringatan HUT Korpri ke-53, HUT PGRI ke-79, dan Hari Guru Nasional (HGN) 2024 yang dilaksanakan di gedung indoor voli Putussibau, Sabtu (30/11/2024). Apel ini dihadiri oleh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN), tenaga pendidik, dan berbagai elemen masyarakat sebagai wujud penghormatan atas kontribusi besar ASN dan guru dalam membangun bangsa.Dalam sambutannya, Sekda menyoroti tema HUT Korpri ke-53, “Korpri untuk Indonesia”, yang mencerminkan semangat ASN di seluruh Indonesia untuk memperkuat persatuan, profesionalisme, dan jiwa korps. "ASN sebagai penggerak birokrasi memiliki peran strategis dalam mewujudkan pemerintahan yang melayani, bersih, dan transparan. Saya berharap tema ini dapat menginspirasi seluruh ASN untuk semakin meningkatkan dedikasi dan tanggung jawabnya kepada masyarakat," ujarnya.Selain itu, Sekda juga mengapresiasi peran guru yang diperingati melalui HUT PGRI ke-79 dengan tema “Guru Bermutu, Indonesia Maju” dan Hari Guru Nasional 2024 yang mengusung tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Ia menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan untuk mendukung kemajuan bangsa. "Guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga pembentuk karakter generasi masa depan. Dengan guru yang bermutu, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih maju dan kuat," tambahnya.Pada kesempatan ini, Sekda mengajak seluruh ASN, khususnya tenaga pendidik, untuk terus meningkatkan kompetensi, integritas, dan inovasi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara ASN dan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan."Momentum ini harus menjadi pengingat bagi kita semua akan tanggung jawab besar yang kita emban. Dengan semangat persatuan, kerja keras, dan pengabdian, kita bisa membawa perubahan positif bagi daerah dan bangsa," tutupnya.Acara ini diakhiri dengan penghormatan kepada para guru dan ASN yang telah berkontribusi dalam membangun Kabupaten Kapuas Hulu, disertai penyerahan penghargaan kepada beberapa guru dan pegawai teladan.
Teknologi
Berita Teknologi, PIFA - Instagram dikabarkan tengah menguji tata letak baru untuk unggahan postingan video ataupun foto di Stories. Nantinya Instagram akan membatasi jumlah tampilan Stories yang diunggah dalam satu hari. Seperti diketahui, saat ini pengguna dapat mengunggah hingga 100 postingan Stories sekaligus. Video ataupun foto yang diunggah akan menghilang dalam waktu 24 jam. Melansir dari 9to5mac, pengujian fitur ini dilaporkan pengguna Instagram asal Brasil Phil Ricelle, melalui akun Twitter-nya ia membagikan tampilan Stories di mana Instagram hanya akan menampilkan tiga Stories dari sekian banyak postingan yang dibagikan oleh akun tersebut. Fitur ini pun tampaknya akan menjadi kabar buruk bagi selebgram ataupun kreator yang kerap dalam satu hari bisa memposting jumlah banyak di akun mereka mulai dari aktivitas hingga endorse yang tentu akan berdampak pada jumlah viewers mereka. Di sisi lain dengan membatasi jumlah Stories yang ditampilkan di aplikasi akan memungkinkan pengguna untuk melihat postingan lebih banyak pada akun-akun lain dengan lebih cepat jika mereka tidak tertarik dengan konten tersebut. Fitur ini pun tampaknya akan menjadi kabar buruk bagi selebgram ataupun kreator yang kerap dalam satu hari bisa memposting jumlah banyak di akun mereka mulai dari aktivitas hingga endorse yang tentu akan berdampak pada jumlah viewers mereka. Di sisi lain dengan membatasi jumlah Stories yang ditampilkan di aplikasi akan memungkinkan pengguna untuk melihat postingan lebih banyak pada akun-akun lain dengan lebih cepat jika mereka tidak tertarik dengan konten tersebut. (ja)