Gunung Bawang: Surga Tropis yang Tersembunyi di Kalimantan Barat
Bengkayang | Sabtu, 7 Juni 2025
Gunung Bawang. (Wikipedia)
Bengkayang | Sabtu, 7 Juni 2025
Internasional
PIFA, Internasional - Korea Utara (Korut) kembali melontarkan kecaman keras terhadap latihan militer gabungan yang melibatkan Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) di dekat perairan Korut. Latihan ini dianggap oleh Pyongyang sebagai tindakan provokatif dan keterlaluan, yang memperburuk ketegangan di Semenanjung Korea. Latihan militer gabungan bertajuk "Freedom Edge" ini merupakan latihan multidomain pertama yang dilakukan oleh ketiga negara tersebut di perairan dekat Korea Utara. Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un dan juga wakil direktur Komite Pusat Partai Pekerja Korut, menyampaikan kecaman keras terhadap latihan tersebut melalui kantor berita KCNA. “Freedom Edge, latihan militer gabungan multidomain pertama antara AS, Jepang, dan Korsel beberapa waktu lalu di perairan dekat Korea Utara, merupakan puncak konfrontasi yang keterlaluan," tegas Kim Yo Jong dalam pernyataannya pada Selasa (9/7/2024). Kim Yo Jong mengkritik latihan tersebut sebagai bentuk provokasi yang tidak dapat diterima dan menuduh AS serta sekutunya berupaya menunjukkan hegemoni militer di kawasan ini. "Genderang perang jelas menunjukkan bahwa manuver-manuver gegabah menuju hegemoni militer di kawasan ini, seperti yang dilancarkan AS serta negara-negara lain yang tak bersahabat, sudah melewati batas," ujarnya. Kim juga memperingatkan bahwa latihan perang yang dilakukan di dekat perbatasan Korut adalah tindakan provokatif yang memperburuk situasi di Semenanjung Korea. “Saya tegaskan bahwa latihan perang terselubung yang dilakukan oleh musuh di dekat perbatasan Korut adalah provokasi yang tidak dapat dimaafkan dan jelas-jelas memperburuk situasi,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara. Menurut Kim, ketegangan di kawasan ini telah mencapai "ambang ledakan" akibat berbagai latihan perang yang dilakukan oleh AS dan sekutunya serta pengerahan peralatan perang mutakhir. "Energi perang telah terkonsentrasi secara berlebihan di Semenanjung Korea dan sekitarnya hingga mencapai ambang ledakan," tambahnya. Kim Yo Jong juga menantang alasan di balik latihan militer tersebut dan memperingatkan dampak bencana yang mungkin timbul. “Kemudian, pertanyaannya adalah mengapa musuh memulai latihan perang di dekat perbatasan, gila-gilaan, yang karenanya mereka harus menanggung bencana yang mengerikan,” tutupnya.
Pifabiz
PIFAbiz - Dunia hiburan digegerkan dengan kabar dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dialami oleh Venna Melinda. Venna Melinda disebut mendapatkan kekerasan dari suaminya, Ferry Irawan, hingga menyebabkan hidungnya berdarah. Sejak kejadian itu viral di media sosial, motif dari dugaan KDRT tersebut menjadi pertanyaan besar publik. Seakan menjawab pertanyaan publik, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, mewakili Venna melinda membeberkan dugaan penyebab peristiwa KDRT itu terjadi. Horman Paris menduga, motif dari tindakan KDRT itu disebabakan oleh ketidaksukaan Ferry Irawan terhadap keputusan Venna Melinda yang hendak kembali terjun ke dunia politik. Hotman juga menyebutkan bahwa ada kemungkinan sebelum KDRT itu terjadi, pasangan tersebut sudah beberapa kali melakukan percekcokan. "Sepertinya sebelumnya sudah ada percekcokan mereka" kata Hotman Paris di Jakarta Selatan. Percekcokan tersebut, kata Hotman, semakin intens saat Venna Melinda hendak terjun kembali ke dunia politik. "katanya ini semakin intens percekcokan itu karena si Venna ini mau kembali lagi ke dunia politik, jadi ada faktor tidak suka. Karena kalau terjun ke dunia politik kan bakal kelihatan cantik lagi, ketemu pengusaha-pengusaha, ketemu politisi, ya ada kemungkinan bahwa suami nggak tenang" katanya lagi. Meski begitu, Hotman Paris masih enggan membeberkan motif tindakan KDRT tersebut secara mendetail. Sebelumnya, Venna Melinda dikabarkan mengalami KDRT yang dilakukan oleh Ferry Irawan pada Minggu (8/1/2023). Peristiwa tersebut terjadi di sebuah hotel di Kediri, Jawa Timur. Akibat kejadian itu, Venna Melinda dikabarkan mengalami luka di bagian hidungnya. (b)
Politik
PIFA, Politik – Berdasarkan laporan dari Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) pada Selasa (10/10/2023), situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa 1.055 warga tewas dan 5.184 lainnya mengalami luka-luka. Pasukan Israel diduga menggunakan bom fosfor putih, senjata yang melanggar hukum internasional dan sangat berbahaya, beracun, menyebabkan luka serius dan cacat. Serangan ini terjadi di Distrik al-Karama di Gaza. Tak hanya itu, serangkaian penangkapan massal juga dilakukan di kota-kota Tepi Barat, menargetkan sekitar 41 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah dari faksi-faksi perlawanan. Sementara itu, Amerika Serikat memberikan tekanan kepada pemerintah Mesir untuk mendirikan zona perbatasan isolatif dengan Gaza, tempat pengungsian bagi warga Gaza. Menurut UNRWA, sekitar 250.000 warga Palestina mencari perlindungan di dalam Gaza, terutama di sekolah-sekolah milik UNRWA. Mereka harus bertahan dalam kondisi hidup sulit, terutama masalah air, makanan, obat-obatan, dan perawatan medis.