Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, saat menghadiri Bergaya Fest Round 3 di Transmart. (Dok. Prokopim Pemkab Kubu Raya)

Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, saat menghadiri Bergaya Fest Round 3 di Transmart. (Dok. Prokopim Pemkab Kubu Raya)

Berandascoped-by-BerandaLokalscoped-by-LokalHadiri Bergaya Fest Round 3, Bupati Muda Takjub dengan Omzet Transaksi Hampir Rp 2 M

Hadiri Bergaya Fest Round 3, Bupati Muda Takjub dengan Omzet Transaksi Hampir Rp 2 M

Kubu Raya | Senin, 4 Desember 2023

PIFA, Lokal - Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, memberikan apresiasi tinggi terhadap keberhasilan Bergaya Fest Round 3 yang berlangsung di Transmart Kubu Raya selama lima hari, mulai dari 29 November hingga 3 Desember 2023. Dalam penilaiannya, Bupati Muda menyatakan kekagumannya terhadap omzet transaksi yang hampir mencapai angka 2 miliar rupiah, menggambarkan dampak luar biasa dari kegiatan tersebut.

Meninjau langsung festival ekonomi kreatif tersebut, Bupati Muda tidak hanya berperan sebagai pengamat, tetapi juga sebagai konsumen dengan melakukan beberapa pembelian, termasuk memakai langsung satu pasang sepatu dari produk yang dipamerkan. Keikutsertaannya dalam belanja langsung menunjukkan dukungannya terhadap produk lokal dan inisiatif ekonomi kreatif.

“Kita berikan aplaus. Ini benar-benar suatu putaran ekonomi yang cepat. Mudah-mudahan banyak produk lokal yang nantinya bisa berkembang dan bersaing,” ujar Bupati Muda, mengapresiasi kontribusi festival dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Sebagai informasi, Bergaya Fest Round 3 menjadi wadah bagi 60 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Barat untuk memamerkan produk-produk mereka di sektor mode, seperti pakaian, sepatu, dan topi. 

Keikutsertaan sejumlah pelaku UMKM dalam festival ini memberikan dampak positif yang luas terhadap perekonomian daerah, memperkuat posisi ekosistem UMKM lokal, dan membuka peluang bagi produk-produk unggulan untuk bersaing di pasar yang lebih luas. (hs)

Rekomendasi

Foto: Hasil Survei LSI: Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Dapat Respons Positif | Pifa Net

Hasil Survei LSI: Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Dapat Respons Positif

Nasional
| Sabtu, 25 Januari 2025
Foto: Polisi Amankan Ratusan Miras Ilegal di Pontianak, Tiga Orang Ditangkap | Pifa Net

Polisi Amankan Ratusan Miras Ilegal di Pontianak, Tiga Orang Ditangkap

Pontianak
| Jumat, 7 Maret 2025
Foto: Microsoft Percepat Pengembangan AI, Siap Saingi OpenAI | Pifa Net

Microsoft Percepat Pengembangan AI, Siap Saingi OpenAI

Amerika Serikat
| Sabtu, 8 Maret 2025
Foto: Liverpool Berpeluang Kantongi Bonus Besar dari Nike jika Juara Liga Inggris | Pifa Net

Liverpool Berpeluang Kantongi Bonus Besar dari Nike jika Juara Liga Inggris

Inggris
| Selasa, 25 Februari 2025
Foto: Ini 5 Drakor Populer Park Bo Young dengan Rating Tinggi | Pifa Net

Ini 5 Drakor Populer Park Bo Young dengan Rating Tinggi

Indonesia
| Rabu, 19 Februari 2025
Foto: PSSI: Patrick Kluivert Bakal Libatkan Pelatih Lokal | Pifa Net

PSSI: Patrick Kluivert Bakal Libatkan Pelatih Lokal

Indonesia
| Rabu, 22 Januari 2025
Foto: Here We Go! Abdulkodir Khusanov ke Manchester City: Bakal Jadi Bek Uzbekistan Pertama di Liga Inggris? | Pifa Net

Here We Go! Abdulkodir Khusanov ke Manchester City: Bakal Jadi Bek Uzbekistan Pertama di Liga Inggris?

Inggris
| Sabtu, 11 Januari 2025
Foto: Prabowo Janji Turunkan Harga demi Kesejahteraan Rakyat | Pifa Net

Prabowo Janji Turunkan Harga demi Kesejahteraan Rakyat

Indonesia
| Sabtu, 15 Februari 2025
Foto: Moise Kean Jadi Korban Rasisme Pasca Laga Inter vs Fiorentina | Pifa Net

Moise Kean Jadi Korban Rasisme Pasca Laga Inter vs Fiorentina

Italia
| Rabu, 12 Februari 2025
Foto: Yusril Ihza Mahendra: MK Berpeluang Batalkan Parliamentary Threshold | Pifa Net

Yusril Ihza Mahendra: MK Berpeluang Batalkan Parliamentary Threshold

Indonesia
| Selasa, 14 Januari 2025

Berita Terkait

Lifestyle

Foto: 4 Bahan Alami Pengganti Deodoran yang Bisa Atasi Bau Badan | Pifa Net

4 Bahan Alami Pengganti Deodoran yang Bisa Atasi Bau Badan

PIFA, Lifestyle - Bau ketiak alias bau badan memang bikin tak nyaman baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain. Salah satu cara yang paling banyak dilakukan untuk mengatasi bau badan adalah dengan penggunaan deodoran. Namun ternyata deodoran bukan satu-satunya solusi untuk mengatasi bau ketiak. Ada banyak bahan alami di sekitar kita yang bisa jadi alternatif deodoran lho!. Bahan-bahan ini tidak hanya efektif menghilangkan bau badan, tapi juga lebih aman untuk kulit sensitif. Pengganti Deodora Alami Lalu bahan apa saja yang bisa atasi bau ketiak? Yuk, simak 5 bahan alami pengganti deodoran berikut ini: 1. Baking Soda Baking soda atau soda kue sudah terkenal akan kemampuannya menyerap bau. Caranya mudah, cukup taburkan sedikit baking soda ke ketiak setelah mandi. Atau, kamu bisa mencampurnya dengan sedikit air untuk membuat pasta, lalu oleskan pada ketiak. Diamkan beberapa saat sebelum dibilas. 2. Cuka Apel Cuka apel memiliki sifat antibakteri yang ampuh melawan bakteri penyebab bau badan. Campurkan cuka apel dengan air dengan perbandingan 1:1, lalu semprotkan pada ketiak. Diamkan beberapa saat sebelum dibilas. 3. Minyak Kelapa Minyak kelapa memiliki sifat antibakteri dan mampu melembapkan kulit. Campurkan minyak kelapa dengan sedikit baking soda, lalu oleskan pada ketiak. Selain menghilangkan bau badan, campuran ini juga bisa melembutkan kulit ketiak. 4. Lidah Buaya Lidah buaya memiliki sifat anti-inflamasi dan mampu menenangkan kulit. Oleskan gel lidah buaya segar pada ketiak setelah mandi. Selain menghilangkan bau badan, lidah buaya juga bisa membantu mengurangi iritasi. Untuk hasil yang maksimal, gunakan bahan alami ini secara rutin alias ya, Ladies. Selain itu, meski bahan alami, ada baiknya sebelum kamu menjajal, lakukan tes alergi pada area kulit yang kecil terlebih dahulu. Yang paling penting, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan. (ly)

Indonesia
| Selasa, 27 Agustus 2024

Politik

Foto: Media Asing Soroti Pergeseran Demokrasi Era Jokowi  | Pifa Net

Media Asing Soroti Pergeseran Demokrasi Era Jokowi 

PIFA, Politik - Pada tahun 2014, ketika Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi dilantik sebagai Presiden ketujuh Indonesia, negara ini memandang masa depan demokrasi dengan penuh optimisme. Namun, hampir sepuluh tahun setelahnya, masa pemerintahan Jokowi mencatatkan kecenderungan yang mengkhawatirkan menuju penurunan demokrasi. Salah satu inisiatif utamanya, pembangunan ibu kota baru bernama Nusantara di Pulau Kalimantan, menuai kritik dan keraguan, dikhawatirkan akan mencerminkan kemunduran demokrasi Indonesia. Sejak diumumkan pada tahun 2019, proyek ambisius ini telah menghadapi keraguan dari berbagai pihak. Kritik mencakup konsultasi publik yang tidak memadai, sengketa lahan dengan masyarakat adat, dan kekhawatiran tentang pengaruh Tiongkok yang membuat Nusantara disebut sebagai "Beijing Baru."  Namun, yang lebih mencemaskan adalah sifat tidak demokratis dari ibu kota baru ini. Terletak jauh dari Jakarta, Nusantara akan beroperasi tanpa pemimpin daerah terpilih, menonjolkan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia menjadi pemandangan yang tidak demokratis. Meskipun Jakarta saat ini adalah pusat aktivitas ekonomi di Asia Tenggara, ia semakin terbebani oleh kemacetan, banjir, dan polusi. Nusantara di Kalimantan Timur diusulkan sebagai solusi atas masalah-masalah ini. Namun, banyak kalangan menganggap proyek ini sebagai pelarian dari kegagalan pemerintah Jakarta dalam menanggulangi masalah kota. Proyek ini juga memicu kekhawatiran karena akan menjauhkan pusat pemerintahan dari partisipasi dan protes masyarakat, yang selama ini menjadi bagian penting dari politik Indonesia. Dalam pengamatan yang kami kutip dari media internasional Time pada hari ini, (19/10), kepemimpinan otoriter juga semakin terlihat di bawah pemerintahan Jokowi. Sensor online yang meningkat dan tindakan keras terhadap kritikus, bersamaan dengan perubahan legislatif yang membatasi kebebasan berekspresi, menimbulkan pertanyaan tentang masa depan demokrasi Indonesia. Jokowi juga terlibat dalam pembentukan dinasti politiknya sendiri, dengan mengangkat anggota keluarganya ke posisi-posisi kunci dalam pemerintahan, menggambarkan arah yang semakin otoriter dalam politik Indonesia. Sementara tingkat persetujuan Jokowi tetap tinggi, sebagian besar publik mulai meragukan arah yang diambil oleh negara ini. Nusantara, proyek ibu kota baru yang mencerminkan kemunduran demokrasi, memunculkan pertanyaan serius tentang masa depan politik Indonesia. Apakah negara ini akan terus menuju arah otoritarianisme atau apakah demokrasi akan kembali memimpin jalan di Indonesia? Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan tersebut, tetapi kekhawatiran mengenai masa depan demokrasi Indonesia terus menggelayuti masyarakat. (hs)

Indonesia
| Minggu, 29 Oktober 2023

Pifabiz

Foto: Agnez Mo vs Ari Bias Soal Hak Cipta Lagu | Pifa Net

Agnez Mo vs Ari Bias Soal Hak Cipta Lagu

PIFAbiz - Kasus sengketa hak cipta antara penyanyi Agnez Mo dan pencipta lagu Ari Bias telah memicu perdebatan sengit di dunia musik Indonesia. Putusan pengadilan yang memenangkan gugatan Ari Bias semakin memperuncing perpecahan di kalangan musisi Tanah Air.Di satu sisi, sejumlah penyanyi dan musisi memberikan dukungan kepada Agnez Mo, sementara di sisi lain, para pencipta lagu seperti Ahmad Dhani dan Piyu Padi berdiri membela Ari Bias. Tak hanya saling mendukung, kedua kubu juga terlibat dalam perang komentar di media.Ahmad Dhani, misalnya, melontarkan sindiran kepada penyanyi Marcell Siahaan yang terang-terangan membela Agnez Mo. Dhani menyebut seseorang harus memiliki gelar akademik S3 sebelum berbicara mengenai masalah hak cipta, pernyataan yang kemudian mendapat respons dari Agnez.Dalam wawancara di podcast Close The Door bersama Deddy Corbuzier, Agnez Mo menegaskan bahwa ini bukanlah perdebatan antara penyanyi dan pencipta lagu. "One, I am singer also songwriter. So kaki gua itu di dua-duanya, penyanyi dan pencipta lagu," ungkap Agnez.Lebih lanjut, ia menekankan bahwa permasalahan ini bukan tentang pencipta lagu yang tidak mendapatkan bayaran, melainkan terkait mekanisme perizinan yang berlaku. Menurutnya, musisi yang mendukung dirinya sebenarnya bukan karena membela dirinya secara pribadi, tetapi lebih kepada mempertahankan undang-undang yang ada saat ini."Karena kan istilahnya ya ga perlu jadi S3 juga buat ngerti. Biar gitu kan gua ada kuliah hukum ya," ujar Agnez, menanggapi sindiran terkait gelar akademik yang dilontarkan oleh Ahmad Dhani.Deddy Corbuzier yang memandu podcast tersebut pun menanyakan apakah Agnez mendengar langsung pernyataan tersebut. Agnez pun mengonfirmasi bahwa ia mengetahui sindiran yang beredar. "Ya sempat lah dengar-dengar, yang katanya kalo ga S3 ga boleh ngomong. Jadi ga perlu S3 juga karena itu sebenarnya semester pertama gua kuliah hukum itu udah jelas bahwa hukum itu tidak berlaku surut," jelasnya.Saat Deddy menyinggung apakah pernyataan itu berasal dari Ahmad Dhani, Agnez menanggapi, "Yang gua dengar sih beberapa pihak. Kalau ga salah bukan dia doang."Kontroversi ini tampaknya masih akan terus bergulir seiring perdebatan tentang hak cipta dan mekanisme perizinan dalam industri musik Indonesia. Baik pihak yang pro maupun kontra terus menyuarakan pendapat mereka, membuat kasus ini menjadi sorotan utama dalam industri musik Tanah Air.

Indonesia
| Selasa, 18 Februari 2025
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5