Bahaya terlalu banyak tidur dapat menyebabkan stroke. (Ilustrasi: Freepik jcomp)

PIFA, Lifestyle - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology mengungkapkan bahwa terlalu banyak tidur dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menganjurkan tidur setidaknya tujuh jam per hari.

Para peneliti menemukan sesorang yang tidur lebih dari sembilan jam setiap malam memiliki kemungkinan lebih besar menderita stroke.

"Berkat hasil penelitian ini, dokter bisa melakukan percakapan dini dengan orang-orang yang mengalami masalah tidur," kata Dr. Christine McCarthy yang memimpin penelitian ini, seperti dilansir dari PMJ News, Sabtu (8/4/2023).

Dalam penelitian ini, kelompok yang menderita stroke sebanyak 151 orang tidur lebih dari sembilan jam, sedangkan pada kelompok non-stroke hanya 84 orang yang tidur selama itu.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 162 orang dari kelompok stroke tidur kurang dari lima jam, sementara untuk kelompok non-stroke hanya 43 orang.

Selain itu, seseorang yang mendengkur saat tidur 91 persen lebih mungkin mengalami stroke (tiga kali lebih mungkin menderita stroke daripada mereka yang tidak mendengkur).

Meski begitu, alasan terlalu banyak tidur dapat meningkatkan kemungkinan stroke belum begitu jelas. Akan tetapi, para peneliti menuturkan bahwa ini mungkin dipicu oleh masalah kesehatan lainnya seperti anemia, depresi atau gaya hidup yang tidak sehat.

PIFA, Lifestyle - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology mengungkapkan bahwa terlalu banyak tidur dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menganjurkan tidur setidaknya tujuh jam per hari.

Para peneliti menemukan sesorang yang tidur lebih dari sembilan jam setiap malam memiliki kemungkinan lebih besar menderita stroke.

"Berkat hasil penelitian ini, dokter bisa melakukan percakapan dini dengan orang-orang yang mengalami masalah tidur," kata Dr. Christine McCarthy yang memimpin penelitian ini, seperti dilansir dari PMJ News, Sabtu (8/4/2023).

Dalam penelitian ini, kelompok yang menderita stroke sebanyak 151 orang tidur lebih dari sembilan jam, sedangkan pada kelompok non-stroke hanya 84 orang yang tidur selama itu.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 162 orang dari kelompok stroke tidur kurang dari lima jam, sementara untuk kelompok non-stroke hanya 43 orang.

Selain itu, seseorang yang mendengkur saat tidur 91 persen lebih mungkin mengalami stroke (tiga kali lebih mungkin menderita stroke daripada mereka yang tidak mendengkur).

Meski begitu, alasan terlalu banyak tidur dapat meningkatkan kemungkinan stroke belum begitu jelas. Akan tetapi, para peneliti menuturkan bahwa ini mungkin dipicu oleh masalah kesehatan lainnya seperti anemia, depresi atau gaya hidup yang tidak sehat.

0

0

You can share on :

0 Komentar