Dampak negatif persetubuhan sedarah (inses) yang dinilai sebagai perbuatan tabu dalam agama. (Ilustrasi: Alodokter)

PIFA, Lifestyle - Perkawinan atau persetubuhan sedarah, yang juga dikenal sebagai inses, merupakan perbuatan tabu dalam budaya dan dilarang dalam agama.

Namun begitu, inses masih terjadi di beberapa komunitas atau dalam situasi tertentu. Terakhir, masyarkat dihebohkan dengan kasus inses yang dilakukan oleh Ibu dan Anak di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Sebenarnya, apa bahaya inses dan dampak negatif yang mungkin timbul dari praktik ini? Simak ulasannya.

1. Risiko Kesehatan

Salah satu bahaya utama dari inses adalah meningkatnya risiko kesehatan bagi keturunan yang dihasilkan dari persetubuhan sedarah.

Dalam kasus inses, individu yang memiliki hubungan keluarga akan membagi gen yang serupa sehingga peluang terjadinya kelainan genetik yang langka atau cacat bawaan meningkat secara signifikan.

Keturunan yang lahir dari persetubuhan sedarah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami cacat fisik atau mental/intelektual, penyakit genetik, kelainan perkembangan, dan masalah kesehatan lainnya.

2. Keanekaragaman Genetik

Keanekaragaman genetik adalah faktor penting dalam menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan populasi manusia. Praktik inses mengurangi keanekaragaman genetik karena membatasi persilangan dengan individu di luar keluarga.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit, rendahnya adaptasi terhadap perubahan lingkungan, dan peningkatan risiko kelainan genetik secara keseluruhan.

3. Masalah Sosial dan Psikologis:

Inses dalam sebuah keluarga dapat menyebabkan implikasi sosial dan psikologis yang serius. Praktik ini sering kali dianggap sebagai tabu dalam masyarakat karena melanggar norma-norma sosial dan etika yang diakui secara luas.

Selain itu, perkawinan atau persetubuhan sedarah dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan keluarga dan mempengaruhi dinamika sosial secara keseluruhan. Individu yang terlibat dalam inses juga mungkin mengalami konflik internal, perasaan bersalah, dan masalah emosional yang kompleks.

4. Masalah Hukum

Banyak negara memiliki undang-undang yang melarang perkawinan atau persetubuhan sedarah karena dianggap sebagai pelanggaran terhadap keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Pelanggaran hukum ini dapat berakibat pada konsekuensi hukum yang serius, termasuk hukuman pidana dan pembatasan hak-hak tertentu. (ad)

PIFA, Lifestyle - Perkawinan atau persetubuhan sedarah, yang juga dikenal sebagai inses, merupakan perbuatan tabu dalam budaya dan dilarang dalam agama.

Namun begitu, inses masih terjadi di beberapa komunitas atau dalam situasi tertentu. Terakhir, masyarkat dihebohkan dengan kasus inses yang dilakukan oleh Ibu dan Anak di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Sebenarnya, apa bahaya inses dan dampak negatif yang mungkin timbul dari praktik ini? Simak ulasannya.

1. Risiko Kesehatan

Salah satu bahaya utama dari inses adalah meningkatnya risiko kesehatan bagi keturunan yang dihasilkan dari persetubuhan sedarah.

Dalam kasus inses, individu yang memiliki hubungan keluarga akan membagi gen yang serupa sehingga peluang terjadinya kelainan genetik yang langka atau cacat bawaan meningkat secara signifikan.

Keturunan yang lahir dari persetubuhan sedarah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami cacat fisik atau mental/intelektual, penyakit genetik, kelainan perkembangan, dan masalah kesehatan lainnya.

2. Keanekaragaman Genetik

Keanekaragaman genetik adalah faktor penting dalam menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan populasi manusia. Praktik inses mengurangi keanekaragaman genetik karena membatasi persilangan dengan individu di luar keluarga.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit, rendahnya adaptasi terhadap perubahan lingkungan, dan peningkatan risiko kelainan genetik secara keseluruhan.

3. Masalah Sosial dan Psikologis:

Inses dalam sebuah keluarga dapat menyebabkan implikasi sosial dan psikologis yang serius. Praktik ini sering kali dianggap sebagai tabu dalam masyarakat karena melanggar norma-norma sosial dan etika yang diakui secara luas.

Selain itu, perkawinan atau persetubuhan sedarah dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan keluarga dan mempengaruhi dinamika sosial secara keseluruhan. Individu yang terlibat dalam inses juga mungkin mengalami konflik internal, perasaan bersalah, dan masalah emosional yang kompleks.

4. Masalah Hukum

Banyak negara memiliki undang-undang yang melarang perkawinan atau persetubuhan sedarah karena dianggap sebagai pelanggaran terhadap keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Pelanggaran hukum ini dapat berakibat pada konsekuensi hukum yang serius, termasuk hukuman pidana dan pembatasan hak-hak tertentu. (ad)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya