Tips gaya hidup sehat menurut Dokter. (Foto Ilustrasi: Freepik)

Tips gaya hidup sehat menurut Dokter. (Foto Ilustrasi: Freepik)

Berandascoped-by-BerandaLifestylescoped-by-LifestyleHindari Hipertensi dan Pendarahan Otak dengan Gaya Hidup Sehat

Hindari Hipertensi dan Pendarahan Otak dengan Gaya Hidup Sehat

Indonesia | Kamis, 8 Desember 2022

Berita Lifestyle, PIFA - Guru Besar bidang kesehatan dan dokter ahli syaraf Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turuna, Sp.S (K) mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat untuk menghindari hipertensi hingga pendarahan otak.

“Kita harus tahu istilah pola hidup sehat dan tahu faktor risiko terutama hipertensi. Hipertensi ini kalau yang belum (mengalami), terapkan pola hidup sehat. Jangan sampai hipertensi,” kata Yuda mengutip Antara.

Lebih lanjut Yuda mengimbau masyarakat untuk tidak banyak mengkonsumsi garam, tidak obesitas, tidak kurang tidur, dan tidak stres.

"Itu semua adalah faktor risiko hipertensi. Tapi kalau sudah hipertensi, minum obat sesuai anjuran dokter supaya tekanan darah terkontrol,” katanya.

Yuda mengatakan bahwa hipertensi dapat merusak organ lainnya seperti jantung, ginjal, hingga otak.

“Hipertensi itu kan pembunuh nomer satu dengan berbagai sebab. Karena hipertensi itu bisa menyebabkan kerusakan organ baik jantung, otak maupun ginjal. Hipertensi menyebabkan seseorang gagal ginjal, gagal jantung dan juga bisa menyebabkan stroke,” ujarnya.

Menurut Yuda, penting bagi masyarakat untuk mengetahui angka tekanan darah, meskipun tidak memiliki riwayat hipertensi.

Adapun untuk generasi muda, Yuda menyarankan untuk melakukan pengecekan berkala satu tahun sekali agar dapat lebih memantau kesehatannya.

“Penting untuk kita ketahui kita hipertensi atau tidak. Terkadang kita tidak pernah tahu tekanan darah kita sampai akhirnya ketemu di UGD karena struk ataupun jantung,” ujar Yuda.

“Jadi, setiap kita setidaknya punya data tekanan darah kita berapa. Kalau usia muda, kalau memungkinkan bisa setahun sekali untuk check tekanan darah. Tentu kalau sudah hipertensi ada baiknya pengecekan lebih sering,” sambungnya.

Selain itu, Yuda juga mengingatkan agar masyarakat tak abai jika mengalami sakit kepala. Apabila mengalami nyeri kepala yang tak kunjung sembuh, sebaiknya segeralah untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.

"Satu, nyeri kepala yang cenderung kronis. Artinya sudah lama tapi tidak sembuh-sembuh. Kemudian nyeri kepala yang tidak seperti biasanya, dan yang ketiga adalah nyeri kepala yang di sertai gangguan saraf lainnya seperti nyeri kepala tapi kok penglihatan menjadi double ya," katanya. (b)

Rekomendasi

Foto: IHSG Terjun Bebas, BEI Berlakukan Trading Halt di Tengah Kepanikan Pasar | Pifa Net

IHSG Terjun Bebas, BEI Berlakukan Trading Halt di Tengah Kepanikan Pasar

Indonesia
| Rabu, 19 Maret 2025
Foto: Kondisi Paus Fransiskus Masih Kritis | Pifa Net

Kondisi Paus Fransiskus Masih Kritis

Vatikan
| Senin, 24 Februari 2025
Foto: 490 Anak Palestina Tewas dalam 20 Hari, Gaza Sebut Israel Lakukan Genosida | Pifa Net

490 Anak Palestina Tewas dalam 20 Hari, Gaza Sebut Israel Lakukan Genosida

Israel
| Senin, 7 April 2025
Foto: KPK Optimis Pulihkan Kerugian Negara Rp988,5 Miliar dalam Kasus Korupsi LPEI | Pifa Net

KPK Optimis Pulihkan Kerugian Negara Rp988,5 Miliar dalam Kasus Korupsi LPEI

Indonesia
| Selasa, 4 Maret 2025
Foto: Nikita Mirzani Sampaikan Pesan Haru untuk Putrinya LM Setelah Kabur dari Safe House | Pifa Net

Nikita Mirzani Sampaikan Pesan Haru untuk Putrinya LM Setelah Kabur dari Safe House

Pifabiz
| Sabtu, 11 Januari 2025
Foto: Raline Shah Jadi Stafsus Menteri Komdigi, Apa  Tugasnya? | Pifa Net

Raline Shah Jadi Stafsus Menteri Komdigi, Apa Tugasnya?

Indonesia
| Senin, 13 Januari 2025
Foto: Bawa Spirit Momen Sejarah Juara Dunia di Jerez, Aldi Satya Mahendra Raih Prestasi Cemerlang di FIM Intercontinental Games 2024 | Pifa Net

Bawa Spirit Momen Sejarah Juara Dunia di Jerez, Aldi Satya Mahendra Raih Prestasi Cemerlang di FIM Intercontinental Games 2024

Indonesia
| Senin, 3 Februari 2025
Foto: Ole Romeny Resmi Jadi WNI, Erick Thohir: Semoga Daya Gedor Timnas Semakin Tajam | Pifa Net

Ole Romeny Resmi Jadi WNI, Erick Thohir: Semoga Daya Gedor Timnas Semakin Tajam

Indonesia
| Senin, 10 Februari 2025
Foto: Arai Agaska Konsisten Podium, Berharap Menangi Race di FIM BLU CRU World Cup 2025 | Pifa Net

Arai Agaska Konsisten Podium, Berharap Menangi Race di FIM BLU CRU World Cup 2025

Otomotif
| Rabu, 9 Juli 2025
Foto: Umumkan Pemain  Piala Asia U-20 2025, Indra Sjafri Optimistis Raih Hasil Terbaik | Pifa Net

Umumkan Pemain Piala Asia U-20 2025, Indra Sjafri Optimistis Raih Hasil Terbaik

Indonesia
| Rabu, 5 Februari 2025

Berita Terkait

Sports

Foto: Menuju Scudetto 2024/2025, Inter dan Napoli Sengit Rebut Puncak | Pifa Net

Menuju Scudetto 2024/2025, Inter dan Napoli Sengit Rebut Puncak

PIFA.CO.ID, SPORTS - Persaingan Scudetto Serie A 2024/2025 mengerucut menjadi duel dua tim yaitu Inter Milan dan Napoli. Dengan hanya enam pekan tersisa, kedua klub bersiap memasuki fase krusial di mana bukan hanya kualitas, tapi juga mentalitas dan momentum yang akan menjadi penentu siapa yang akan mengangkat trofi.Inter saat ini memimpin klasemen dengan 71 poin, unggul tiga angka dari Napoli yang terus mengintai di posisi kedua dengan raihan 68 poin. Kedua tim sama kuat dalam dua pertemuan musim ini yang berakhir imbang, menandakan betapa ketatnya kompetisi di antara mereka.Inter Dihantui Jadwal Super PadatKeunggulan Inter di puncak klasemen bisa jadi tidak berarti banyak jika mereka gagal mengelola tekanan dari jadwal padat yang menanti. Selain harus menjaga performa di Serie A, tim asuhan Simone Inzaghi juga masih terlibat di Liga Champions dan Coppa Italia, dua turnamen yang menguras tenaga dan konsentrasi.Dalam enam pertandingan terakhir di liga, Inter harus menghadapi tiga tim penghuni posisi lima hingga tujuh, yakni Bologna, AS Roma, dan Lazio. Ketiganya sedang berjuang memperebutkan tiket ke Liga Champions, yang tentu membuat laga melawan Inter akan dimainkan dengan intensitas tinggi.Napoli Diuntungkan Fokus TunggalSebaliknya, Napoli yang hanya bermain di Serie A kini berada dalam posisi ideal untuk menyerang dari belakang. Anak asuh Francesco Calzona punya jadwal relatif lebih ringan, setidaknya di atas kertas. Lawan-lawan mereka di sisa musim ini berasal dari papan tengah ke bawah, termasuk tim-tim seperti Lecce, Parma, dan Monza yang kini tengah berjuang keluar dari zona degradasi.Namun, tantangan Napoli bukan tidak ada. Menghadapi tim-tim yang sedang bertarung demi bertahan di kasta tertinggi kerap menyuguhkan kesulitan tersendiri, karena semangat bertahan hidup bisa menumbangkan tim-tim besar yang lengah.Duel Ketegangan: Siapa yang Siap di Momen Penentuan?Sisa musim ini akan menjadi ujian besar bagi karakter pemain di kedua kubu. Inter memiliki keunggulan poin dan skuad yang lebih berpengalaman dalam tekanan, namun mereka juga berisiko kehilangan fokus karena banyaknya kompetisi yang harus dijalani. Di sisi lain, Napoli punya semangat mengejar dan kebebasan dari distraksi turnamen lain.Jika Inter terpeleset satu atau dua kali saja, Napoli siap menyalip dan mengambil alih tahta. Namun jika Inter tetap solid, kemenangan demi kemenangan di sisa laga akan membawa mereka menuju gelar Scudetto yang ke-21.Sisa Laga Penentu Inter MilanBologna (Tandang) – 20 AprilAS Roma (Kandang) – 27 AprilHellas Verona (Kandang) – 4 MeiTorino (Tandang) – 11 MeiLazio (Kandang) – 18 MeiComo (Tandang) – 25 MeiSisa Laga Penentu NapoliMonza (Tandang) – 19 AprilTorino (Kandang) – 27 AprilLecce (Tandang) – 4 MeiGenoa (Kandang) – 11 MeiParma (Tandang) – 18 MeiCagliari (Kandang) – 25 MeiDalam enam pekan ke depan, bukan hanya hasil di lapangan yang menentukan, tetapi siapa yang bisa menjaga ketenangan, mengelola tekanan, dan mempertahankan performa konsisten hingga peluit panjang terakhir musim ini. Serie A belum selesai, dan pertarungan menuju Scudetto baru saja memasuki babak paling menegangkan.

Italia
| Selasa, 15 April 2025

Pifabiz

Foto: Skandal Terungkap! Rendy Kjaernett dan Syahnaz Sadiqah Sempat Pakai Telegram Sebelum Pakai Gojek | Pifa Net

Skandal Terungkap! Rendy Kjaernett dan Syahnaz Sadiqah Sempat Pakai Telegram Sebelum Pakai Gojek

PIFAbiz - Kasus dugaan perselingkuhan antara Rendy Kjaernett dan Syahnaz Sadiqah melalui aplikasi ojek online telah menjadi pembahasan hangat di kalangan netizen. Baru-baru ini, istri Rendy, Lady Nayoan, membuat pengakuan mengenai bagaimana ia menemukan bukti chat antara suaminya dan Syahnaz. Lady Nayoan menceritakan insiden ini terjadi pada bulan Januari, ketika ia terbangun setelah menyusui bayinya dan menyadari bahwa Rendy tidak berada di kamar. Ternyata, suaminya tertidur setelah menonton di lantai bawah, dan ponselnya dalam keadaan tidak terkunci. "Dia lagi tidur tapi chat Gojeknya itu kebuka. Mungkin orang ngira aku ngecek-ngecekin, tapi nggak," ungkap Lady dalam sebuah podcast bersama Richard Lee. Ternyata Rendy dan Syahnaz memilih menggunakan aplikasi ojek online untuk berkomunikasi karena sebelumnya mereka pernah kepergok menggunakan aplikasi Telegram. Lady mengungkap bahwa Rendy mengakui kesalahannya dan Syahnaz juga meminta maaf padanya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Meskipun demikian, sebelumnya Lady juga pernah mendapatkan informasi dari seorang rekan artis mengenai skandal perselingkuhan suaminya dengan Syahnaz, namun ia tidak mempercayainya. Lady akhirnya memutuskan untuk mengonfrontasi Syahnaz secara langsung, yang kemudian berujung pada konferensi telepon. Dalam panggilan tersebut, artis yang menceritakan skandal tersebut juga dihubungi oleh Syahnaz dan mendapatkan ancaman untuk dilaporkan ke polisi. Tidak lama setelah itu, bukti perselingkuhan tersebut ditunjukkan kepada Lady ketika Rendy sedang tertidur dan ponselnya terbuka. Lady melihat percakapan antara Rendy dan Syahnaz di aplikasi Telegram. "Ya tele (Telegram) nya kebuka dan keliatan chat ayang-ayangan. Terkejut dan ternyata yang kemarin orang yang udah dimaki-maki itu bener," ungkap Lady Nayoan. Dengan kejadian ini, Lady telah memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Sejak awal, ia telah mengambil keputusan untuk mengumumkan perceraian mereka. Kisah perselingkuhan ini telah menarik perhatian netizen, dan menjadi topik hangat dalam diskusi online. Pengakuan Lady Nayoan mengenai dugaan perselingkuhan suaminya dengan Syahnaz Sadiqah melalui aplikasi ojek online menjadi sorotan publik, dan banyak yang memberikan dukungan dan simpati padanya dalam menghadapi situasi ini. (hs)

Indonesia
| Jumat, 23 Juni 2023

Lifestyle

Foto:   Ahli Nutrisi: Garam Masakan Rumah Lebih Aman Dibanding Makanan Olahan untuk Anak | Pifa Net

Ahli Nutrisi: Garam Masakan Rumah Lebih Aman Dibanding Makanan Olahan untuk Anak

PIFA, Lifestyle – Konsultan Nutrisi Metabolik Anak FKUI-RSCM, dr. Yoga Devaera, Sp.A (K) menegaskan bahwa kandungan garam dalam masakan rumah tangga jauh lebih rendah dibandingkan makanan olahan atau instan. Hal ini disampaikan dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (11/6). "Kalau kita masak sendiri, masak sayur sop misalnya, itu kandungan garamnya jauh berbeda dibandingkan dengan yang menggunakan bumbu instan, rasanya sangat jauh berbeda," ujar Yoga. Menurutnya, manusia secara alami menyukai rasa gurih karena kebutuhan akan natrium. Namun, dalam pemberian makanan untuk anak, takaran garam harus diperhatikan secara cermat. Masakan rumahan memungkinkan pengaturan takaran garam sesuai kebutuhan, berbeda dengan makanan olahan seperti nugget dan kentang goreng yang umumnya sudah mengandung bahan tambahan tinggi garam. Yoga menyarankan agar orang tua melatih anak menyukai makanan buatan sendiri dengan sedikit garam. “Tambahkan garam boleh, tapi sewajarnya,” katanya. Tujuannya adalah sekadar untuk menambah selera makan, bukan menciptakan rasa yang berlebihan. Terkait penggunaan Monosodium Glutamat (MSG), Yoga membenarkan bahwa zat tersebut mengandung garam. Namun karena rasanya sudah gurih, ia menyarankan agar orang tua tidak lagi menambahkan garam secara berlebihan. Ia juga mengingatkan agar berhati-hati terhadap penggunaan kaldu instan meski diklaim “tanpa MSG”. “Kaldu itu kalau diperhatikan dia pasti akan menggunakan garam yang cukup banyak karena kalau enggak ada garamnya, dia enggak bisa gurih. Jadi lebih berbahaya sebenarnya,” ujarnya. Yoga mengingatkan bahwa konsumsi garam berlebih, terutama dari makanan olahan dan kaldu komersial, dapat meningkatkan risiko hipertensi pada anak-anak, termasuk yang masih mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Lifestyle
| Rabu, 11 Juni 2025
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5