Hotman Paris Tegaskan Nadiem Makarim Tak Terima Uang dari Kasus Chromebook
Nasional | Jumat, 5 September 2025
Hotman Paris Tegaskan Nadiem Makarim Tak Terima Uang dari Kasus Chromebook. (Antara)
Nasional | Jumat, 5 September 2025
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Paspor telah menjadi identitas resmi yang diperlukan oleh hampir setiap individu yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri. Namun, terdapat tiga individu pemegang gelar istimewa yang tak perlu paspor untuk bepergian. Dilansir oleh News18 pada Sabtu, 5 Agustus 2023, Raja Charles III dari Inggris, Kaisar Naruhito, dan Permaisuri Masako dari Jepang adalah tiga tokoh yang tak memerlukan paspor untuk pergi ke luar negeri. Bagi raja atau ratu Kerajaan Inggris, termasuk pendahulu Raja Charles III, paspor tidak lagi menjadi kebutuhan ketika mereka ingin berkelana ke luar negeri. Sebaliknya, mereka hanya perlu membawa sebuah dokumen yang dikeluarkan atas nama mereka. Dokumen ini berisi permintaan resmi dari Sekretaris Kerajaan Inggris kepada negara yang akan dikunjungi agar memberikan izin kepada pemegang dokumen untuk melewati wilayah mereka dengan bebas tanpa hambatan. Dokumen ini juga meminta bantuan dan perlindungan yang mungkin diperlukan selama perjalanan. Hal ini menandakan penghargaan khusus terhadap status kerajaan yang tinggi dan menghormati kedudukan monarki dalam urusan diplomatik internasional. Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako dari Jepang juga menikmati hak istimewa serupa. Berdasarkan dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Jepang pada tanggal 10 Mei 1971, sangat tidak pantas bagi kaisar atau permaisuri untuk memiliki paspor atau menjalani prosedur imigrasi dan visa seperti warga negara biasa. Dokumen tersebut juga menyatakan bahwa paspor diplomatik hanya dikeluarkan untuk anggota keluarga Kekaisaran lainnya, seperti putra mahkota dan putri. Tidak hanya itu, kementerian luar negeri dari kedua negara, Inggris dan Jepang, memiliki peran dalam memberi tahu negara tujuan tentang kedatangan Kaisar dan Permaisuri sebelum mereka tiba. Tindakan ini menegaskan kedudukan dan penghargaan terhadap pemimpin monarki dalam lingkup internasional. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua anggota keluarga kerajaan memegang hak istimewa ini. Misalnya, istri Raja Inggris saat ini, Permaisuri Camilla, tetap diharuskan memiliki paspor diplomatik jika dia ingin melakukan perjalanan ke luar negeri. (ad)
Internasional
Berita Internasional, PIFA - Situasi di Swedia sedang memanas. Kitab suci Alquran dibakar oleh kelompok anti-Muslim garis keras di Swedia yang dipimpin oleh politisi sayap kanan Rasmus Paludan. Tindakan ini memicu demonstrasi yang berakhir ricuh dan mengakibatkan sembilan polisi luka-luka. Insiden tersebut bermula saat Paludan dan partainya Stram Kurs membakar kitab suci umat Muslim di area terbuka di kota Linkoping, pantai timur Swedia pada hari Kamis (15/4). Dikutip dari Anadolu, wilayah tersebut ditempati oleh mayoritas penganut agama Islam. Demi menentang tindakan ini, ratusan orang mengadakan unjuk rasa. Meski mendapat sejumlah protes dari banyak warga, Paludan tetap meneruskan aksinya. Sedangkan aksi unjuk rasa tersebut pun berujung ricuh. Menurut rekaman di lokasi kejadian, terlihat sebuah mobil terbakar dan puluhan orang bertopeng menyerang mobil polisi. Sejumlah anggota kepolisian pun dilarikan ke rumah sakit sebagai akibat dari kerusuhan. "Suasana menjadi agresif dan ada serangan terhadap polisi di tempat kejadian," jelas salah satu Juru Bicara Polisi Swedia, Asa Willsund, kepada penyiar SVT dikutip AFP. Keadaan berangsur pulih usai polisi mundur. Namun, keesokan harinya, Jumat (15/5) bentrokan dengan polisi Swedia kembali terjadi. Kali ini, sembilan anggota pasukan keamanan menjadi korban luka. Terkait hal ini, Juru Bicara Kepolisian Swedia yang lain, Diana Qudhaib, mengatakan anggotanya yang terluka itu mengalami patah lengan dan terkena batu. Salah satu warga juga terkena lemparan batu di bagian kepala. Menurut politisi Swedia kelahiran Turki, Mikael Yuksel, provokasi yang dilakukan politisi anti-Islam di bawah perlindungan polisi terus berlangsung di berbagai daerah di Swedia. Yuksel menambahkan bahwa Paludan dengan sengaja memilih wilayah yang penduduknya banyak menganut agama Islam dan dekat masjid untuk melancarkan provokasi. Insiden ini pun juga menjadi perhatian Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson. Politisi kelahiran Uppsala, Swedia ini mengutuk keras aksi yang dilakukan oleh Paludan. "Di Swedia orang-orang boleh mengekspresikan pendapat mereka, baik berselera baik atau buruk, itu adalah bagian demokrasi kita. Tak peduli, apa yang Anda pikirkan, Anda tak boleh menggunakan kekerasan," jelas Anders seperti dikutip AFP pada hari Sabtu (16/4) lalu. Menurutnya, aksi Paludan bertujuan menghasut agar terjadi kericuhan dan saling lawan. "Kami tak akan pernah menerimanya. Ini adalah jenis reaksi kekerasan yang dia (Paludan) ingin lihat. Tujuannya untuk menghasut orang agar saling melawan," pungkasnya. Paludan selama beberapa tahun ini menjadi sorotan karena tindakannya yang dianggap memecah persatuan. Pada November 2020 lalu, ia ditangkap di Prancis dan dideportasi. Tak lama setelah itu, lima aktivis lain ditangkap di Belgia yang dituduh menyebarkan kebencian dengan membakar Alquran di Brussel. (b)
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Buah-buahan menjadi salah satu makanan sehat yang banyak dikonsumsi sehari-hari. Banyak orang yang mengkonsumsinya sebagai pengganti makan, sarapan, hingga camilan. Namun, belakangan ini viral temuan zat berbahaya pada anggur Shine Muscat yang beredar di Thailand. Tentu saja, temuan ini memicu kekhawatiran akan risiko kesehatan untuk konsumennya. Pasalnya, beberapa risiko kesehatan akibat pestisida yang terkonsumsi, meliputi: keracunan, muntah, diare, sesak napas, penyakit parkinson, hingga kanker.Nah, berikut ini cara mencuci buah agar terbebas dari pestisida yang perlu kamu ketahui. Apa saja caranya, simak!1. Mencuci dengan Air MengalirCara pertama yang bisa Beauties lakukan adalah dengan mencuci pakai air mengalir. Cara ini bekerja dengan baik dalam menghilangkan sekitar 80 persen residu pestisida. Di samping itu, nutrisi pentingnya pun dapat tetap aman, sehingga buah akan bisa untuk dikonsumsi. 2. Pakai Soda KueKamu juga bisa menambahkan soda pada saat mencuci buah. Cara ini bisa menghilangkan 80-90 persen pestisida. Tambahkan 1 sendok teh soda kue ke dalam 2 cangkir air, rendam selama 15 menit. Lalu, bilas dengan air setelah dilakukan perendaman.3. Rendam Pakai CukaSelain soda kue, pakai juga cuka untuk membersihkan buah-buahan. Cara ini juga efektif menghilangkan 80-90 pestisisa. Pakai perbandingan 1:4, misalnya 10 ml cuka perlu dicampur dengan 40 ml air. Rendam sekitar 20 menit, lalu bilas. Hati-hati, buah berpori seperti beri bisa menjadi lembek jika perendamannya terlalu lama. 4. Pakai Air GaramKalau tidak ada soda kue atau soda, kamu bisa melakukan perendaman dengan air garam. Pilihlah garam Himalaya atau garam laut, lalu rendam 20 menit. Para peneliti menemukan, larutan air garam 10% efektif untuk menghilangkan residu pestisida umum termasuk DDT. Bilas dengan air setelahnya.