Ilmuwan Temukan Fosil Reptil Laut Berleher Panjang Berusia 247 Juta Tahun di China
Lifestyle | Kamis, 20 November 2025
PIFA, Lifestyle - Tim peneliti paleontologi di China mengumumkan penemuan fosil spesies reptil laut berleher panjang yang hidup antara 247 hingga 241 juta tahun lalu. Spesies baru yang diberi nama Lijiangosaurus yongshengensis itu ditemukan di Formasi Beiya, Provinsi Yunnan, dan dipublikasikan dalam jurnal Communications Biology. Temuan ini dinilai membuka babak baru dalam pemahaman evolusi awal reptil laut purba.
Mengutip Sci News (17/11/2025), Lijiangosaurus yongshengensis berasal dari kelompok nothosaurus, bagian dari clade besar Sauropterygia yang mendominasi lautan sejak awal hingga pertengahan periode Trias. Sauropterygia sendiri merupakan kelompok reptil laut penting yang bertahan sekitar 180 juta tahun dan mencakup subkelompok seperti placodont, pistosaur, hingga leluhur plesiosaurus.
Menurut Dr. Qinghua Shang dan timnya, spesies ini memiliki tubuh lebih dari 2,5 meter dengan karakteristik serupa nothosaurus lainnya: tengkorak pipih, tubuh ramping, serta empat tungkai berbentuk dayung. Namun, yang paling mencolok adalah lehernya yang sangat panjang.
Fosil menunjukkan hewan ini memiliki 42 vertebra servikal, jumlah yang dua kali lebih banyak dari reptil laut sezamannya. Dalam paleontologi, jumlah lebih dari 30 vertebra saja sudah dianggap sebagai kategori “leher panjang ekstrem”. Dengan demikian, Lijiangosaurus menjadi sauropterygian paling awal yang menunjukkan perkembangan leher panjang, jauh sebelum munculnya plesiosaurus dan pistosaurus.
Temuan ini menantang dugaan lama para ilmuwan yang sebelumnya berpendapat bahwa struktur leher panjang baru berkembang pada keturunan pistosaurus yang lebih muda. Peneliti juga menemukan struktur sendi tambahan unik pada tulang lehernya yang diduga berfungsi menstabilkan tubuh saat berenang.
Secara umum, nothosaurus berukuran lebih besar dari pachypleurosaurus namun lebih kecil dibanding pistosaurus dan plesiosaurus. Mereka merupakan predator lincah yang memangsa ikan dan cumi-cumi menggunakan gigi runcing rapat, cocok untuk menangkap mangsa licin di laut dangkal Trias.
Lokasi temuan fosil juga menarik perhatian. Situs Beiya terletak di pinggir Dataran Tinggi Tibet bagian timur, jauh dari lokasi fosil laut purba yang lebih terkenal di perbatasan Yunnan–Guizhou. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah laut pada masa Trias kemungkinan jauh lebih luas dari dugaan sebelumnya.
Penemuan Lijiangosaurus yongshengensis memperkaya pemahaman tentang dinamika evolusi Sauropterygia pasca-kepunahan massal akhir Permian. Fosil ini menjadi bukti bahwa evolusi pada masa pemulihan ekosistem berlangsung cepat dan penuh variasi bentuk tubuh.
Para ahli berharap penelitian lanjutan di Formasi Beiya akan menemukan fosil tambahan untuk memahami lebih jauh cara hewan ini bergerak, berburu, dan beradaptasi. Untuk saat ini, Lijiangosaurus yongshengensis menjadi salah satu temuan paleontologi paling menarik tahun ini, terutama bagi peneliti evolusi reptil laut berleher panjang.




















