Presiden FIFA Gianni Infantino. (Foto: Skynews)

Berita Sports, PIFA - Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta dalam keterangan persnya kepada awak media pada pukul 05.00 WIB menyampaikan bahwa korban tewas kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang berjumlah 127 orang. Malam kelam di awal bulan Oktober yang menewaskan ratusan orang ini bisa saja membuat Indonesia kembali disanksi oleh Federasi Sepakbola Dunia (FIFA).

Menurut Kapolda Jatim, korban yang tewas terdiri dari suporter Arema FC dan anggota polisi. Sebanyak 34 orang meninggal di dalam stadion, sementara korban lainnya meninggal di rumah sakit pada saat proses pertolongan.

Irjen Nico menerangkan bahwa mericuhan itu bermula saat para suporter menyerbu lapangan usai timnya kalah 2-3 melawan Persebaya. Serbuan itu kemudian direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata.

Dia menambahkan, gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun. Sehingga membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak saat hendak keluar stadion.

Akibat tragedi Kanjuruhan yang mematikan itu, Indonesia bisa saja di-banned kembali oleh FIFA.

Status Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 bisa ditinjau ulang oleh FIFA. Kemudian, keikutsertaan Timnas Senior dan U-19 di Piala Asia kemungkinan juga bisa dicabut oleh FIFA.

Bila Indonesia disanksi FIFA lagi, sepakbola Indonesia kembali ke masa kelamnya. Sia-sialah apa yang sudah dirintis dan kembangkan oleh Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

Sebelumnya, insiden di Stadion Kanjuruhan terjadi setelah suporter Arema memasuki lapangan karena timnya kalah 2-3 dari Persebaya, Sabtu (1/10) malam. Insiden tersebut lalu direspons oleh aparat keamanan dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.

Namun, gas air mata tak hanya ditembakkan kepada suporter yang masuk lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter. Akibatnya tembakkan gas air mata itu, massa penonton pun berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas, penumpukan massa, terinjak-injak, hingga ada yang meninggal dunia.

Berita Sports, PIFA - Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta dalam keterangan persnya kepada awak media pada pukul 05.00 WIB menyampaikan bahwa korban tewas kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang berjumlah 127 orang. Malam kelam di awal bulan Oktober yang menewaskan ratusan orang ini bisa saja membuat Indonesia kembali disanksi oleh Federasi Sepakbola Dunia (FIFA).

Menurut Kapolda Jatim, korban yang tewas terdiri dari suporter Arema FC dan anggota polisi. Sebanyak 34 orang meninggal di dalam stadion, sementara korban lainnya meninggal di rumah sakit pada saat proses pertolongan.

Irjen Nico menerangkan bahwa mericuhan itu bermula saat para suporter menyerbu lapangan usai timnya kalah 2-3 melawan Persebaya. Serbuan itu kemudian direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata.

Dia menambahkan, gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun. Sehingga membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak saat hendak keluar stadion.

Akibat tragedi Kanjuruhan yang mematikan itu, Indonesia bisa saja di-banned kembali oleh FIFA.

Status Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 bisa ditinjau ulang oleh FIFA. Kemudian, keikutsertaan Timnas Senior dan U-19 di Piala Asia kemungkinan juga bisa dicabut oleh FIFA.

Bila Indonesia disanksi FIFA lagi, sepakbola Indonesia kembali ke masa kelamnya. Sia-sialah apa yang sudah dirintis dan kembangkan oleh Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

Sebelumnya, insiden di Stadion Kanjuruhan terjadi setelah suporter Arema memasuki lapangan karena timnya kalah 2-3 dari Persebaya, Sabtu (1/10) malam. Insiden tersebut lalu direspons oleh aparat keamanan dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.

Namun, gas air mata tak hanya ditembakkan kepada suporter yang masuk lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter. Akibatnya tembakkan gas air mata itu, massa penonton pun berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas, penumpukan massa, terinjak-injak, hingga ada yang meninggal dunia.

0

0

You can share on :

0 Komentar