Pelepasan pengiriman bantuan Misi Kemanuasiaan untuk gempa Turki di Lanud Halim Perdana Kusuma, Senin (13/2) pagi. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

PIFA, Internasional - Indonesia kembali kirimkan misi kemanusiaan untuk gempa Turki, yaitu Emergency Medical Team (EMT). Sebelumnya, Indonesia juga sudah mengirimkan Tim Medium Urban Search and Rescue pada Sabtu (11/2) kemarin.

Pengiriman bantuan dilepas secara resmi oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Sekjen Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha di Lanud Halim Perdana Kusuma (13/2). Dubes RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, menerangkan misi kemanusiaan yang dikirim oleh Pemerintah Indonesia untuk membantu penanganan pasca gempa di Turki mendapatkan kepercayaan dari Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) untuk menjalankan misi di Kota Antakya, Provinsi Hatay.

“Ini sebuah kepercayaan. Atas arahan Menlu RI di hari pertama gempa, Tim KBRI sudah berada di 4 daerah paling terdampak di hari kedua gempa, sebelum ada satupun perwakilan asing yang ke daerah-daerah tersebut. Selain mengevakuasi WNI, kami juga membuat penilaian di lapangan untuk mengidentifikasi daerah yang paling terdampak dan akan menjadi target misi kemanusiaan Indonesia", terang Dubes Lalu M. Iqbal, dikutip dari laman Kemlu RI, Senin (13/2).

Adapun bantuan yang dikirimkan yakni 120 personil dokter dan tenaga medis EMT berasal dari Kemenkes, TNI, Polri dan Ormas. Rombongan ini termasuk 2 orang perwakilan dari Kemlu dan 1 orang dari BNPB. Otoritas Turki meminta EMT Indonesia membangun Field Hospital di wilayah paling parah terdampak, yaitu Distrik Hassa di Propinsi Hatay. ​

Selain personil EMT, bantuan logistik yang terdiri dari peralatan medis, obat-obatan, logistik pengungsian, generator listrik, dan bahan makanan, juga ikut diterbangkan dalam pengiriman ini.

Sebagai informasi, Antakya merupakan kota tua dan paling padat penduduknya di wilayah Tenggara Turki. Kota bersejarah yang memiliki penduduk sekitar 1,6 juta sebelum gempa ini mengalami kerusakan paling parah. Karena kepadatan penduduknya, diyakini bahwa korban meninggal dan luka berat paling banyak di kota dagang dan kota Pelabuhan ini.

"Sesuai hasil koordinasi BNPB dengan Kemlu dan KBRI Ankara, ditahap awal Misi Kemanusiaan Indonesia akan mendirikan 10 tenda komando yang akan digunakan oleh AFAD maupun Tim Indonesia di Antakya, serta 25 tenda keluarga. Bersamaan dengan itu, Tim juga akan membangun rumah sakit lapangan," demikian dikutip dari keterangan di laman Kemlu RI. (yd)

PIFA, Internasional - Indonesia kembali kirimkan misi kemanusiaan untuk gempa Turki, yaitu Emergency Medical Team (EMT). Sebelumnya, Indonesia juga sudah mengirimkan Tim Medium Urban Search and Rescue pada Sabtu (11/2) kemarin.

Pengiriman bantuan dilepas secara resmi oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Sekjen Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha di Lanud Halim Perdana Kusuma (13/2). Dubes RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, menerangkan misi kemanusiaan yang dikirim oleh Pemerintah Indonesia untuk membantu penanganan pasca gempa di Turki mendapatkan kepercayaan dari Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) untuk menjalankan misi di Kota Antakya, Provinsi Hatay.

“Ini sebuah kepercayaan. Atas arahan Menlu RI di hari pertama gempa, Tim KBRI sudah berada di 4 daerah paling terdampak di hari kedua gempa, sebelum ada satupun perwakilan asing yang ke daerah-daerah tersebut. Selain mengevakuasi WNI, kami juga membuat penilaian di lapangan untuk mengidentifikasi daerah yang paling terdampak dan akan menjadi target misi kemanusiaan Indonesia", terang Dubes Lalu M. Iqbal, dikutip dari laman Kemlu RI, Senin (13/2).

Adapun bantuan yang dikirimkan yakni 120 personil dokter dan tenaga medis EMT berasal dari Kemenkes, TNI, Polri dan Ormas. Rombongan ini termasuk 2 orang perwakilan dari Kemlu dan 1 orang dari BNPB. Otoritas Turki meminta EMT Indonesia membangun Field Hospital di wilayah paling parah terdampak, yaitu Distrik Hassa di Propinsi Hatay. ​

Selain personil EMT, bantuan logistik yang terdiri dari peralatan medis, obat-obatan, logistik pengungsian, generator listrik, dan bahan makanan, juga ikut diterbangkan dalam pengiriman ini.

Sebagai informasi, Antakya merupakan kota tua dan paling padat penduduknya di wilayah Tenggara Turki. Kota bersejarah yang memiliki penduduk sekitar 1,6 juta sebelum gempa ini mengalami kerusakan paling parah. Karena kepadatan penduduknya, diyakini bahwa korban meninggal dan luka berat paling banyak di kota dagang dan kota Pelabuhan ini.

"Sesuai hasil koordinasi BNPB dengan Kemlu dan KBRI Ankara, ditahap awal Misi Kemanusiaan Indonesia akan mendirikan 10 tenda komando yang akan digunakan oleh AFAD maupun Tim Indonesia di Antakya, serta 25 tenda keluarga. Bersamaan dengan itu, Tim juga akan membangun rumah sakit lapangan," demikian dikutip dari keterangan di laman Kemlu RI. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar