Menlu RI Retno Marsudi dalam pertemuan para Menlu (FMM) G20 meminta agar anggota G20 jadi garda terdepan berikan bantuan kemanusiaan. (Dok. Kemlu RI)

PIFA, Internasional - Pemerintah Indonesia meminta anggota G20 agar menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada yang membutuhkan. Permintaan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dalam pertemuan para Menlu (FMM)  G20 di New Delhi, India Kamis (2/3/2023).

“Secara individual maupun kolektif, anggota G20 harus selalu menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan. Kemakmuran dan kemaslahatan manusia harus terus menjadi fokus G20," teasnya kemarin, dikutip dari laman Kemlu RI.

Agenda FMM tersebut terdiri dari dua sesi, yaitu sesi 1 dengan topik “Memperkuat Multilateralisme, Keamanan Pangan dan Energi, dan Kerja Sama Pembangunan"; dan sesi 2 dengan topik “Perang Melawan Terorisme, Pemetaan Keterampilan Global, Bantuan Kemanusiaan dan Penanganan Bencana."

Pada sesi ke-2, Menlu Retno mengangkat dua isu, yaitu terkait masalah kemanusiaan dan  penanganan bencana.

Mengenai masalah kemanusiaan, disebutkannya bahwa perang dan konflik selalu membawa kesengsaraan bagi umat manusia, mulai dari Myanmar, Afghanistan, Palestina, hingga Ukraina.

Dalam kaitan dengan kemanusiaan, Menlu Retno mengingatkan bahwa sebagian negara telah abai dan mengadopsi standar ganda terhadap masalah kemanusiaan di Palestina.

“Pada saat pembukaan Pertemuan Dewan HAM di Jenewa beberapa hari lalu, tidak ada satu pun pembicara menyinggung masalah Palestina", kata Retno. Ketidakadilan ini harus segera diakhiri.

Kemudian terkait penanganan bencana, Menlu menyampaikan dua hal. Pertama, pentingnya memperkuat aspek pencegahan dan kesiapsiagaan.

Dia menilai mencegah terjadinya bencana akan menyelamatkan nyawa dan ekonomi. 

“Sebagai negara rentan bencana, Indonesia memahami betul pentingnya pencegahan dan kesiapsiagaan. Kami telah mengakumulasi pengetahuan dan pengalaman terkait ini dan siap berbagai dengan seluruh dunia," ungkap Menlu Retno Marsudi.

Sementara itu, investasi di bidang sains, teknologi, dan inovasi juga sangatlah penting. Demikian pula dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan pemangku kepentingan secara luas. Presidensi G20 Indonesia tahun lalu telah mengambil inisiatif dengan meluncurkan Pandemic Fund.

Praktek tersebut menurutnya dapat diperluas ke area kerja sama yang lain.

Poin kedua yakni perlunya mendorong ketahanan yang lebih kuat agar dapat menghadapi external shock. G20 harus mencari cara untuk membantu negara-negara memperluas proteksi sosial, menjaga stabilitas ekonomi, dan memperkuat upaya mengatasi perubahan iklim. 

Menlu Retno menegaskan, G20 juga harus mendorong implementasi komitmen internasional di bidang pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim, termasuk Agenda 2030, Paris Agreement, dan Sendai Framework.

“Di kawasan, keketuaan Indonesia di ASEAN akan memperkuat mekanisme kawasan untuk menghadapi kondisi darurat di masa depan, terutama di bidang kesehatan, ketahanan pangan dan energi, dan stabilitas ekonomi," tegas Menlu Retno. (yd)

PIFA, Internasional - Pemerintah Indonesia meminta anggota G20 agar menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada yang membutuhkan. Permintaan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dalam pertemuan para Menlu (FMM)  G20 di New Delhi, India Kamis (2/3/2023).

“Secara individual maupun kolektif, anggota G20 harus selalu menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan. Kemakmuran dan kemaslahatan manusia harus terus menjadi fokus G20," teasnya kemarin, dikutip dari laman Kemlu RI.

Agenda FMM tersebut terdiri dari dua sesi, yaitu sesi 1 dengan topik “Memperkuat Multilateralisme, Keamanan Pangan dan Energi, dan Kerja Sama Pembangunan"; dan sesi 2 dengan topik “Perang Melawan Terorisme, Pemetaan Keterampilan Global, Bantuan Kemanusiaan dan Penanganan Bencana."

Pada sesi ke-2, Menlu Retno mengangkat dua isu, yaitu terkait masalah kemanusiaan dan  penanganan bencana.

Mengenai masalah kemanusiaan, disebutkannya bahwa perang dan konflik selalu membawa kesengsaraan bagi umat manusia, mulai dari Myanmar, Afghanistan, Palestina, hingga Ukraina.

Dalam kaitan dengan kemanusiaan, Menlu Retno mengingatkan bahwa sebagian negara telah abai dan mengadopsi standar ganda terhadap masalah kemanusiaan di Palestina.

“Pada saat pembukaan Pertemuan Dewan HAM di Jenewa beberapa hari lalu, tidak ada satu pun pembicara menyinggung masalah Palestina", kata Retno. Ketidakadilan ini harus segera diakhiri.

Kemudian terkait penanganan bencana, Menlu menyampaikan dua hal. Pertama, pentingnya memperkuat aspek pencegahan dan kesiapsiagaan.

Dia menilai mencegah terjadinya bencana akan menyelamatkan nyawa dan ekonomi. 

“Sebagai negara rentan bencana, Indonesia memahami betul pentingnya pencegahan dan kesiapsiagaan. Kami telah mengakumulasi pengetahuan dan pengalaman terkait ini dan siap berbagai dengan seluruh dunia," ungkap Menlu Retno Marsudi.

Sementara itu, investasi di bidang sains, teknologi, dan inovasi juga sangatlah penting. Demikian pula dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan pemangku kepentingan secara luas. Presidensi G20 Indonesia tahun lalu telah mengambil inisiatif dengan meluncurkan Pandemic Fund.

Praktek tersebut menurutnya dapat diperluas ke area kerja sama yang lain.

Poin kedua yakni perlunya mendorong ketahanan yang lebih kuat agar dapat menghadapi external shock. G20 harus mencari cara untuk membantu negara-negara memperluas proteksi sosial, menjaga stabilitas ekonomi, dan memperkuat upaya mengatasi perubahan iklim. 

Menlu Retno menegaskan, G20 juga harus mendorong implementasi komitmen internasional di bidang pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim, termasuk Agenda 2030, Paris Agreement, dan Sendai Framework.

“Di kawasan, keketuaan Indonesia di ASEAN akan memperkuat mekanisme kawasan untuk menghadapi kondisi darurat di masa depan, terutama di bidang kesehatan, ketahanan pangan dan energi, dan stabilitas ekonomi," tegas Menlu Retno. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya