Foto: Adpim Pemprov Kalbar

Berita Kalbar, PIFA - Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., mendorong para pelaku UMKM di daerah untuk terus berinovasi.

“Masih ada beberapa kelemahan dari para pelaku UMKM Kalbar, yakni pada aspek tampilan produk, kreativitas, dan model pemasaran. Itu yang saya lihat masih lemah,” kata Gubernur Kalbar usai membuka Dialog Interaktif rangkaian HUT ke-65 Pemprov Kalbar yang mengusung tema "UMKM Kalbar Tangguh di Masa Pandemi COVID-19 dan Tumbuh untuk Kalbar Sejahtera" di Hotel Grand Mahkota Pontianak, Rabu, (9/2/2022).

"Nantinya harus ada ruang pameran yang representatif untuk menampilkan produk-produk UMKM Kalbar. Kemudian, ada tempat pelatihan dan diskusi para pelaku UMKM, tempat pemasaran secara online, dan mini market untuk menjual produk UMKM,” jelas H. Sutarmidji.

Para pelaku UMKM diharapkan tidak hanya mengikuti tren dalam mengembangkan bisnis, tetapi harus bisa menangkap peluang sebanyak-banyaknya.

“Satu orang jual kopi, lalu yang lainnya juga jual kopi. Kemudian, misalnya para pelaku UMKM di Kabupaten Kapuas Hulu harus bisa menangkap peluang serta cara packing yang menarik dari komoditas jahe merah dan madu hutan, karena madu hutan dari Kapuas Hulu paling bagus kualitasnya," ujar Gubernur.

Packaging (pengemasan) produk UMKM Kalbar dinilai masih belum menarik dan masih monoton. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah mengajukan Bantuan Rumah Produksi Bersama kepada pihak Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia agar produk-produk Kalbar bisa dikemas dengan baik dan menarik. 

Akses permodalan merupakan salah satu wujud intervensi Pemprov Kalbar dalam membantu para pelaku UMKM mengembangkan bisnis.

“Pemprov Kalbar akan melakukan intervensi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi UMKM, salah satunya permodalan. Para pelaku UMKM harus bisa membuka akses kepada perbankan, hal ini untuk mengembangkan bisnisnya,” harap H. Sutarmidji.

UMKM memiliki kontribusi besar terhadap PDB Kalbar yaitu sebesar Rp 800 Triliun (61,97%) pada tahun 2020.

“UMKM juga mampu menyerap 97% tenaga kerja di dunia usaha. Selain itu, jumlah UMKM yang besar dan tersebar luas, sifatnya yang padat karya serta kemampuan bertahan dalam menghadapi berbagai krisis, memberikan alasan yang kuat bagi pemerintah dan stakeholder terkait, seperti perbankan, untuk bersama bahu-membahu serta memberikan perhatian lebih untuk pengembangan UMKM, apalagi pandemi COVID-19 masih berlangsung,” tutup Gubernur Kalbar. (rs) 

Berita Kalbar, PIFA - Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., mendorong para pelaku UMKM di daerah untuk terus berinovasi.

“Masih ada beberapa kelemahan dari para pelaku UMKM Kalbar, yakni pada aspek tampilan produk, kreativitas, dan model pemasaran. Itu yang saya lihat masih lemah,” kata Gubernur Kalbar usai membuka Dialog Interaktif rangkaian HUT ke-65 Pemprov Kalbar yang mengusung tema "UMKM Kalbar Tangguh di Masa Pandemi COVID-19 dan Tumbuh untuk Kalbar Sejahtera" di Hotel Grand Mahkota Pontianak, Rabu, (9/2/2022).

"Nantinya harus ada ruang pameran yang representatif untuk menampilkan produk-produk UMKM Kalbar. Kemudian, ada tempat pelatihan dan diskusi para pelaku UMKM, tempat pemasaran secara online, dan mini market untuk menjual produk UMKM,” jelas H. Sutarmidji.

Para pelaku UMKM diharapkan tidak hanya mengikuti tren dalam mengembangkan bisnis, tetapi harus bisa menangkap peluang sebanyak-banyaknya.

“Satu orang jual kopi, lalu yang lainnya juga jual kopi. Kemudian, misalnya para pelaku UMKM di Kabupaten Kapuas Hulu harus bisa menangkap peluang serta cara packing yang menarik dari komoditas jahe merah dan madu hutan, karena madu hutan dari Kapuas Hulu paling bagus kualitasnya," ujar Gubernur.

Packaging (pengemasan) produk UMKM Kalbar dinilai masih belum menarik dan masih monoton. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah mengajukan Bantuan Rumah Produksi Bersama kepada pihak Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia agar produk-produk Kalbar bisa dikemas dengan baik dan menarik. 

Akses permodalan merupakan salah satu wujud intervensi Pemprov Kalbar dalam membantu para pelaku UMKM mengembangkan bisnis.

“Pemprov Kalbar akan melakukan intervensi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi UMKM, salah satunya permodalan. Para pelaku UMKM harus bisa membuka akses kepada perbankan, hal ini untuk mengembangkan bisnisnya,” harap H. Sutarmidji.

UMKM memiliki kontribusi besar terhadap PDB Kalbar yaitu sebesar Rp 800 Triliun (61,97%) pada tahun 2020.

“UMKM juga mampu menyerap 97% tenaga kerja di dunia usaha. Selain itu, jumlah UMKM yang besar dan tersebar luas, sifatnya yang padat karya serta kemampuan bertahan dalam menghadapi berbagai krisis, memberikan alasan yang kuat bagi pemerintah dan stakeholder terkait, seperti perbankan, untuk bersama bahu-membahu serta memberikan perhatian lebih untuk pengembangan UMKM, apalagi pandemi COVID-19 masih berlangsung,” tutup Gubernur Kalbar. (rs) 

0

0

You can share on :

0 Komentar