Inter Milan Incar Treble Musim Ini: Serie A, UCL, Coppa Italia
Italia | Sabtu, 8 Maret 2025
Pelatih, Simone Inzaghi sebut Inter Milan mengincar treble winner musim 2024/2025. (Dok. Inter)
Italia | Sabtu, 8 Maret 2025
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE – Musim buah lokal di Kalimantan Barat kembali tiba, salah satunya adalah buah langsat. Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, menjadi salah satu daerah utama penghasil buah berbentuk kecil mungil ini.Suhartian, pemilik kebun langsat mengatakan bahwa saat musim panen, produksi buahnya dapat mencapai 10 sampai 12 ton. Ia memiliki lahan seluas kurang lebih 1 hektar dengan 126 pohon langsat.“Jadi rata-rata produksi satu pohon itu bisa 100 kilo lah. Jadi kalau misal kita punya 126 (pohon) jadi ada potensi itu sekitar 10-12 ton,” ungkapnya, Sabtu (18/1/25)Suhartian menjelaskan, produksi panen langsat hinga berton-ton itu bergantung pada tenaga pemanjat. Satu pemanjat mampu menghasilkan hingga empat keranjang per hari, dengan berat masing-masing keranjang mencapai 70 kilogram. “Jika ada tiga pemanjat, kami bisa panen 12 keranjang per hari. Kalau lima orang, tinggal dikalikan saja,” jelas Suhartian. Hasil panen tersebut biasanya langsung dijual ke agen-agen yang sudah lama bekerja sama. Bahkan kata Suhartian, hasilnya sudah dikirim hingga Kapuas Hulu, seperti Desa Nangalauk.Musim panen langsat berlangsung sekitar tiga bulan, dimulai dari pertengahan Desember hingga Maret. Saat panen raya, produksi buah bisa mencapai 40-50 ton per hari dari belasan agen. Namun, melimpahnya hasil panen kerap membuat harga turun drastis. “Harga di musim panen raya bisa jatuh ke Rp3.000 per kilogram. Kalau sekarang ini rata-rata Rp5.000 sampai Rp6.000 per kilogram,” jelas Suhartian. Ia juga menambahkan bahwa panen raya tahun depan diperkirakan akan berlangsung antara Agustus hingga Desember, tergantung pada kondisi cuaca.
Lokal
Berita Lokal, PIFA – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Barat, Suriansyah meminta pemerintah daerah dan penyelenggaran BPJS Kesehatan untuk meningkatkan sosialisasi untuk kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) itu. Pasalnya saat ini, partisipasi kepesertaan BPJS Kesehatan di Kalbar masih terendah se-Indonesia. Angkanya baru mencapai 77,50 persen. Hal ini menjadi tantangan bagi penyelenggara dan pemda setempat. “Angka tersebut masih di bawah rata-rata nasional,” kata Suriansyah. Dia menjelaskan, sosialisasi dan koordinasi bersama antara Pemda beserta penyelenggara sangat dibutuhkan. Sehingga masyarakat mau dan sadar untuk ikut terdaftar sebagai peserta JKN KIS, agar kesehatannya terjamin. “Ini bentuk asuransi kepesertaan kesehatan melindungi kesehatan warga,” katanya. Legislator Gerindra itu meminta penyelengara BPJS di daerah melibatkan instansi pemerintah, DPRD, dan organisasi masyarakat untuk menggalakkan sosialisasi pentingnya kepesertaan BPJS tersebut. “Dengan tanggungan BPJS Kesehatan, setidaknya biaya rumah sakit atau fasilitas kesehatan ditanggung gotong royong. Sehingga hal ini bisa meringankan beban. Warga lah yang merasakan manfaatnya. Makanya penting untuk terdaftar,” paparnya. Sebelumnya, Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan saat peresmian Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) awal tahun kemarin, berharap Inpres bisa mengakomodir kebutuhan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu di Indonesia khususnya di Kalbar. "Kita atas nama pemerintah provinsi kalbar sangat mendukung program BPJS Kesehatan ini, karena BPJS Kesehatan sangat membantu bagi masyarakat kurang mampu. Saya berharap juga masyarakat yang masuk BPJS Kesehatan untuk selalu taat membayar iuran setiap bulannya. Jangan saat sakit baru mau membayar," katanya. Menurutnya, masyarakat bisa menyukseskan program Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai langkah dalam mendukung pemerintah. Program itu, sangat membantu bagi masyarakat yang tidak mampu. (ap)
Sports
PIFA, Sports - Emil Audero, penjaga gawang baru Inter Milan (Nerazzurri), bukan hanya sekadar pemain sepak bola. Lahir di Mataram, pulau Lombok, Indonesia pada 18 Januari 1997, Emil memiliki cerita perjalanan karier yang unik dan ikatan kuat dengan akar kebangsaannya. Ayah Indonesia dan ibu Italia menjadikan Emil memiliki jiwa yang sekaligus mewakili keduanya. Setelah melangkah pertama di dunia sepak bola di Cumiana, Piedmont, Emil Audero memulai perjalanan panjangnya. Menjalani sebelas tahun di Sektor Muda Juventus, ia akhirnya mendapatkan debutnya di Serie A bersama Bianconeri pada 27 Mei 2017. Namun, perjalanan kariernya mengantarnya kepada Sampdoria di mana ia menjadi pilar penting selama lima musim. Dengan usianya yang baru menginjak 26 tahun, Emil sudah mengoleksi 164 penampilan di Serie A, menciptakan sejarah yang gemilang. Keunikan Emil tidak hanya terletak pada prestasinya di lapangan, tetapi juga dalam kepribadiannya yang mencerminkan akar budaya dan nilai-nilai Indonesia. Sifat tenang, dingin, dan terkumpul yang dimilikinya merupakan cerminan dari sisi Indonesianya. Sementara itu, tekad dan emosi yang kuat menggambarkan sisi Italiannya. Tidak hanya piawai di lapangan hijau, Emil juga memiliki hobi yang mencerminkan kepribadiannya. Sebagai seorang pecinta musik, dia suka mendengarkan berbagai genre musik, terutama rock dan pop. Sebelum pertandingan, ia sering memainkan lagu-lagu tersebut untuk membangkitkan semangatnya. Salah satu momen berkesan dalam karir Emil adalah penyelamatan sulitnya saat melawan Juventus, di mana ia berhasil menepis sepakan keras dari Cristiano Ronaldo. Namun, sisi pribadinya juga memiliki pesona tersendiri. Dia adalah penggemar berat musik dan bahkan memiliki kemampuan bermain piano. Emil Audero juga memiliki hubungan khusus dengan Indonesia, terutama pulau Lombok tempat ia dilahirkan. Tempat-tempat indah di pulau tersebut selalu mendapatkan tempat istimewa di hatinya. Selain itu, sebagai penggemar film dan serial TV, Emil mengungkapkan bahwa film favoritnya adalah "Notting Hill", sementara serial TV favoritnya adalah "Peaky Blinders". Dalam dunia olahraga, Emil mengidolakan atlet tenis legendaris, Roger Federer, sebagai contoh kepribadian yang luar biasa di dan luar lapangan. Di luar sepak bola, Emil juga memiliki hobi mengumpulkan anggur, dengan lebih dari 300 botol anggur yang dijaga dengan baik dalam gudangnya. Emil Audero tidak hanya mewakili klubnya di lapangan, tetapi juga menggambarkan keberagaman, keunikan, dan cinta akan akar kebangsaannya di luar lapangan. Dalam perjalanan kariernya yang masih panjang, kita dapat berharap untuk melihat lebih banyak prestasi gemilang dari sang penjaga gawang dengan hati yang tulus untuk sepak bola dan negaranya. (hs)