Israel Serang Lebanon Selatan, Gencatan Senjata Kembali Dilanggar
Internasional | Jumat, 4 Juli 2025
PIFA, Internasional – Israel kembali melancarkan serangkaian serangan udara di wilayah selatan Lebanon pada Kamis malam (3/7), tepatnya di sekitar Nabatieh, di tengah masih berlakunya perjanjian gencatan senjata. Media pemerintah Lebanon, NNA, melaporkan bahwa serangan tersebut menyasar wilayah antara kota Yahmar Al-Shuqayf dan Deir Seryan, serta pinggiran Zoutar al-Sharqiyah.
Militer Israel mengklaim bahwa jet-jet tempurnya menargetkan berbagai “lokasi militer, termasuk fasilitas penyimpanan senjata, bangunan militer, dan infrastruktur milik Hizbullah.” Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Hizbullah atas klaim tersebut.
Serangan ini menjadi bagian dari rangkaian serangan hampir harian yang dilancarkan Israel ke Lebanon selatan, yang disebut sebagai upaya menanggapi aktivitas Hizbullah. Padahal, gencatan senjata antara kedua pihak telah tercapai sejak November tahun lalu, setelah berbulan-bulan terjadi perang lintas batas.
Menurut pihak berwenang Lebanon, sejak penandatanganan kesepakatan gencatan senjata tersebut, Israel telah melakukan hampir 3.000 pelanggaran, termasuk serangan udara yang menewaskan sedikitnya 225 orang dan melukai lebih dari 500 lainnya.
Sebagai bagian dari perjanjian, Israel semestinya telah menarik seluruh pasukannya dari wilayah Lebanon selatan paling lambat 26 Januari. Namun, karena penolakan dari pihak Tel Aviv untuk mematuhi tenggat waktu, batas waktu tersebut diperpanjang hingga 18 Februari. Hingga kini, Israel masih mempertahankan kehadiran militernya di lima pos perbatasan.
Serangan terbaru ini menambah kekhawatiran akan memburuknya situasi keamanan di perbatasan Lebanon-Israel, sekaligus mempertanyakan efektivitas perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati.