Foto: Facebook

Berita Nasional, PIFA - Suasana haru penuh dengan isak tangis menyelimuti momen ketika jenazah kecelakaan maut di Papua tiba di Bandara El Tari, Kupang yang dibawa Pesawat Lion Air pada hari Kamis (14/4) lalu. Pesawat yang mendarat sekitar pukul 12.00 WITA tersebut membawa 18 jenazah warga asal NTT yang menjadi korban kecelakaan maut di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. 

Dilansir dari Antara, sebanyak 18 pekerja tambang di Papua Barat dinyatakan meninggal dunia setelah truk yang ditumpanginya menabrak gunung di KM 10 Pegunungan Arfak ketika menuju ke pusat kota. Sedangkan seluruh pekerja tersebut diketahui berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Total ada 79 orang yang menumpang truk tersebut saat hendak ke pusat kota," jelas Ketua Kerukunan Flores, Lembata, Timor, Rote, Alor (Flobamora) Clinton Tallo seperti dilansir dari Antara. 

Clinton juga menambahkan bahwa 16 diantara 18 orang yang menjadi korban lakalantas tersebut berasal dari Kabupaten Belu dan Malaka. Sedangkan satu orang lainnya berasal dari Amarasi Kabupaten Kupang dan satu orang lagi berasal dari Kabuapten Sikka. Sejumlah korban tersebut merupakan peker di tambang milik perusahan Toko Tengah, Manokwari. 

Selain itu, dari 18 jenazah tersebut terdapat satu perempuan dewasa dan satu balita. Ada juga 10 orang mengalami luka berat dan 6 orang mengalami luka ringan. 

Dikutip dari Tribunnews, kecelakaan tersebut berawal ketika truk melintas dari arah Distrik Minyambouw pada hari Rabu (13/4) lalu sekitar pukul 02.00 WIT. Selain mengangkut sejumlah penumpang, truk tersebut juga memuat 103 batang kayu, rangkaian pelat besi ukuran 16 milimeter, satu unit sepeda motor dan satu unit gergaji mesin. 

Truk tersebut pun awalnya dapat melewati medan gunung dengan aman. Namun, semuanya berubah ketika sampai di wilayah Kampung Duadbey. Ketika truk melewati jalan turunan kilometer 10, pengemudi mendadak kehilangan kendali. Karena kelebihan muatan dan kondisi ban kiri yang sudah gundul, mobil tersebut pun langsung meluncur menabrak sisi kiri tebing gunung. 

Akibatnya, penumpang yang berada di bagian belakang bak truk langsung terpental keluar dari truk. 

Sejumlah fakta pun ditemukan oleh pihak berwajib terkait kecelakaan maut tersebut. Salah satunya adalah tambang tempat para korban bekerja adalah tambang emas ilegal. Terkait hal ini, Kepolisian Daerah Papua Barat pun telah melakukan penyelidikan. (b) 

Berita Nasional, PIFA - Suasana haru penuh dengan isak tangis menyelimuti momen ketika jenazah kecelakaan maut di Papua tiba di Bandara El Tari, Kupang yang dibawa Pesawat Lion Air pada hari Kamis (14/4) lalu. Pesawat yang mendarat sekitar pukul 12.00 WITA tersebut membawa 18 jenazah warga asal NTT yang menjadi korban kecelakaan maut di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. 

Dilansir dari Antara, sebanyak 18 pekerja tambang di Papua Barat dinyatakan meninggal dunia setelah truk yang ditumpanginya menabrak gunung di KM 10 Pegunungan Arfak ketika menuju ke pusat kota. Sedangkan seluruh pekerja tersebut diketahui berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Total ada 79 orang yang menumpang truk tersebut saat hendak ke pusat kota," jelas Ketua Kerukunan Flores, Lembata, Timor, Rote, Alor (Flobamora) Clinton Tallo seperti dilansir dari Antara. 

Clinton juga menambahkan bahwa 16 diantara 18 orang yang menjadi korban lakalantas tersebut berasal dari Kabupaten Belu dan Malaka. Sedangkan satu orang lainnya berasal dari Amarasi Kabupaten Kupang dan satu orang lagi berasal dari Kabuapten Sikka. Sejumlah korban tersebut merupakan peker di tambang milik perusahan Toko Tengah, Manokwari. 

Selain itu, dari 18 jenazah tersebut terdapat satu perempuan dewasa dan satu balita. Ada juga 10 orang mengalami luka berat dan 6 orang mengalami luka ringan. 

Dikutip dari Tribunnews, kecelakaan tersebut berawal ketika truk melintas dari arah Distrik Minyambouw pada hari Rabu (13/4) lalu sekitar pukul 02.00 WIT. Selain mengangkut sejumlah penumpang, truk tersebut juga memuat 103 batang kayu, rangkaian pelat besi ukuran 16 milimeter, satu unit sepeda motor dan satu unit gergaji mesin. 

Truk tersebut pun awalnya dapat melewati medan gunung dengan aman. Namun, semuanya berubah ketika sampai di wilayah Kampung Duadbey. Ketika truk melewati jalan turunan kilometer 10, pengemudi mendadak kehilangan kendali. Karena kelebihan muatan dan kondisi ban kiri yang sudah gundul, mobil tersebut pun langsung meluncur menabrak sisi kiri tebing gunung. 

Akibatnya, penumpang yang berada di bagian belakang bak truk langsung terpental keluar dari truk. 

Sejumlah fakta pun ditemukan oleh pihak berwajib terkait kecelakaan maut tersebut. Salah satunya adalah tambang tempat para korban bekerja adalah tambang emas ilegal. Terkait hal ini, Kepolisian Daerah Papua Barat pun telah melakukan penyelidikan. (b) 

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya