Jerman Kecam Agresi Israel di Gaza: Tak Bisa Lagi Berdalih Melawan Terorisme
Internasional | Selasa, 27 Mei 2025
PIFA, Lokal - Kanselir Jerman Friedrich Merz mengeluarkan kecaman keras terhadap tindakan militer Israel di Jalur Gaza, yang dinilainya telah melampaui batas dan melanggar hukum humaniter internasional. Dalam pernyataannya di forum tahunan WDR Europaforum di Berlin, Merz menyatakan bahwa penderitaan warga sipil Gaza akibat serangan Israel sudah tidak dapat lagi dibenarkan, bahkan dengan dalih pemberantasan terorisme.
“Apa yang tentara Israel lakukan di Jalur Gaza, menyakiti populasi sipil hingga taraf tertentu yang semakin menjadi-jadi dalam beberapa akhir ini, tak bisa lagi dibenarkan dengan dalih melawan terorisme,” tegas Merz dalam forum tersebut, Senin (27/5).
Ia menambahkan bahwa meskipun Jerman memiliki tanggung jawab sejarah terhadap Israel karena masa lalu kelam kekejaman Nazi, hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk terus bungkam terhadap pelanggaran berat yang terjadi.
“Ketika batasan-batasan diterobos, ketika hukum humaniter internasional benar-benar dilanggar, Jerman dan Kanselir Jerman harus mengatakan sesuatu,” ujarnya.
Salah satu insiden yang menuai sorotan Merz adalah pengeboman terhadap sebuah sekolah di Jalur Gaza yang menewaskan setidaknya 31 orang dan melukai puluhan lainnya. Ia menyebut kejadian tersebut sebagai “tragedi kemanusiaan dan bencana politik.”
“Saya harus mengatakan bahwa apa yang terjadi akhir pekan lalu -- ketika sebuah taman kanak-kanak di Jalur Gaza diserang -- adalah tragedi kemanusiaan dan bencana politik,” katanya.
Merz juga menyampaikan bahwa pemerintah Jerman telah berkomunikasi langsung dengan pihak Israel untuk menyampaikan keprihatinan mereka atas berlarutnya agresi militer. Ia juga berjanji akan membahas isu ini secara langsung dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan ini.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul turut menyerukan agar Israel segera memperbesar akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Dalam kunjungannya ke Madrid, Wadephul menegaskan bahwa bantuan yang saat ini diperbolehkan masuk oleh otoritas Israel masih sangat tidak mencukupi.
“Situasi kemanusiaan di sana tak tertahankan dan harus segera diperbaiki,” ujar Wadephul. Ia menambahkan bahwa Jerman telah menyampaikan pesan tersebut kepada Tel Aviv.
Wadephul juga menegaskan kembali posisi Jerman yang mendukung tercapainya gencatan senjata dan pembebasan sandera sebagai pintu masuk bagi proses diplomatik menuju solusi dua negara.
“Posisi Jerman sudah jelas: Solusi dua negara adalah satu-satunya jalan. Tak boleh ada pengusiran dari Jalur Gaza, dan tak boleh ada kebijakan yang menciptakan kelaparan,” tegasnya.
Namun, meski mengkritisi keras operasi militer Israel, Wadephul menolak mendukung seruan Spanyol yang meminta embargo senjata terhadap Israel dan penangguhan kerja sama antara Uni Eropa dan Israel. Ia beralasan bahwa Eropa seharusnya tetap menjaga ruang dialog terbuka dengan Israel sebagai bentuk tanggung jawab historis dan diplomasi.
Pernyataan dari para pejabat tinggi Jerman ini mencerminkan pergeseran sikap Berlin yang sebelumnya lebih berhati-hati dalam mengomentari kebijakan Israel, dan menandai meningkatnya tekanan diplomatik terhadap Tel Aviv dari negara-negara Barat terkait dampak kemanusiaan dari operasi militernya di Gaza.