Jokowi Bantah Kirim Utusan ke PDIP Agar Tak Dipecat sebagai Kader
Indonesia | Sabtu, 15 Maret 2025
PIFA.CO.ID, POLITIK - Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi), membantah tudingan bahwa dirinya mengirim utusan untuk meminta PDI Perjuangan (PDIP) tidak memecatnya sebagai kader. Bantahan tersebut disampaikan menanggapi pernyataan Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus, yang mengungkapkan adanya utusan yang menyampaikan permintaan tersebut kepada partai.
Jokowi menantang PDIP untuk mengungkapkan siapa sosok yang dimaksud sebagai utusannya. “Enggak ada. Ya harusnya disebutkan siapa, biar jelas. Siapa? Siapa?” kata Jokowi saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (14/3).
Ayah dari Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka itu juga mempertanyakan logika di balik tudingan tersebut. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kepentingan untuk mengirim utusan agar tidak dipecat dari PDIP.
“Kepentingan saya apa untuk mengutus itu? Kepentingannya apa? Coba logikanya,” ujar Jokowi.
Jokowi menambahkan bahwa dirinya telah lama bersikap diam atas berbagai serangan yang ditujukan kepadanya, termasuk dari PDIP. Namun, ia menegaskan bahwa kesabarannya ada batasnya.
“Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho. Tapi ada batasnya,” tegasnya.
Sebelumnya, Deddy Yevri Sitorus mengklaim bahwa sehari sebelum keputusan PDIP untuk memecat Jokowi sebagai kader, ada seorang utusan yang datang menemui partai. Utusan tersebut, menurut Deddy, menyampaikan permintaan agar PDIP tidak memecat Jokowi dan agar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengundurkan diri.
“Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember, itu ada utusan yang menemui kami, memberitahu bahwa Sekjen (Hasto) harus mundur,” kata Deddy dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (12/3).
Selain itu, utusan tersebut juga disebutkan menyampaikan informasi mengenai adanya sembilan kader PDIP yang menjadi target pihak kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, Deddy enggan menyebut siapa sosok yang dimaksud sebagai utusan tersebut.
