Dalam acara tersebut, posisi Jokowi dan Puan ditengahi oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Selain itu, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno dan Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim juga duduk di meja yang sama. Kehadiran para tokoh politik lintas partai ini semakin menambah dinamika perpolitikan nasional pasca-Pemilu.

Puan Maharani mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengetahui sebelumnya bahwa Jokowi juga akan hadir dalam acara tersebut. Ia datang karena diundang oleh Surya Paloh.

“Saya baru tahu Pak Jokowi datang, saya datang ke sini kan diundang oleh Pak Surya Paloh untuk bukber di Kantor NasDem. Nanti ini baru mau ketemu Pak Jokowi,” ujar Puan di Lobby NasDem Tower, Jakarta.

Puan menambahkan bahwa komunikasinya dengan Jokowi tetap terjalin hangat meskipun belum mengetahui topik pembicaraan yang akan mereka bahas dalam pertemuan tersebut.

“Ya belum ketemu, belum ngobrolin, nanti kalau sudah ketemu baru tahu mau ngomongin apa,” imbuhnya.

Kegiatan buka puasa bersama ini turut dihadiri oleh sejumlah elite partai politik, di antaranya Sekretaris Jenderal PAN Eko Patrio, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, Politisi Golkar Rizal Mallarangeng, serta Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto.

Acara ini menjadi ajang interaksi antara berbagai tokoh politik dari beragam latar belakang partai di tengah dinamika politik yang terus berkembang.

Jokowi merupakan kader PDIP sejak awal karier politiknya. Ia pertama kali maju sebagai Wali Kota Solo pada 2005 dengan dukungan PDIP dan PKB. Keberhasilannya memimpin Solo mengantarkannya ke panggung nasional, hingga PDIP mengusungnya sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada 2012 dan calon Presiden pada 2014.

Namun, setelah dua periode menjabat sebagai presiden, hubungan Jokowi dan PDIP mulai merenggang, terutama menjelang Pemilu 2024. Ketegangan mencapai puncaknya ketika PDIP secara resmi memecat Jokowi dari keanggotaan partai pada 17 Desember 2024. Keputusan ini diumumkan oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun, yang menyatakan bahwa Jokowi melakukan pelanggaran berat dengan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) serta menyalahgunakan kekuasaan.

Sebelumnya, pada 22 April 2024, PDIP telah menegaskan bahwa Jokowi dan putranya, Gibran Rakabuming Raka, tidak lagi menjadi bagian dari partai karena sikap politik mereka yang berbeda dari garis partai.

Pertemuan Jokowi dan Puan Maharani dalam acara buka bersama ini menimbulkan spekulasi tentang potensi rekonsiliasi antara mantan Presiden RI dan PDIP. Meskipun belum ada pernyataan resmi mengenai perbaikan hubungan antara kedua pihak, momen kebersamaan ini bisa menjadi awal dari komunikasi politik yang lebih cair.

Dinamika politik nasional pasca-Pemilu 2024 masih terus bergulir. Keberadaan para tokoh politik dalam satu forum semacam ini dapat menjadi indikator arah politik ke depan. Publik kini menantikan apakah pertemuan ini akan membawa dampak terhadap hubungan Jokowi dan PDIP di masa mendatang.