Jual Korban Rp 300 ribu Lewat MiChat, Polisi Tangkap 3 Mucikari di Kubu Raya
Kubu Raya | Sabtu, 22 Maret 2025
Konferensi pers pengungkapan tersangka, pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) via MiChat di Kubu Raya. (Dok. PIFA/Lydia Salsabila)
Kubu Raya | Sabtu, 22 Maret 2025
Sports
Berita Sports, PIFA - Skuad Garuda Pertiwi, Timnas U-18 Wanita Indonesia gagal melaju ke babak semifinal AFF U-18 Women’s Championship 2022. Langkah mereka terhenti di fase grup usai kalah beruntun melawan Vietnam dan Thailand. Melansir laman PSSI (29/7), Coach Rudy Eka Priyambada turut menyampaikan permohonan maafnya karena gagal ke semifinal. Pelatih Kepala Timnas U-18 Wanita Indonesia itu juga menyatakan apresiasinya terhadap perjuangan Garuda Pertiwi. Meski gagal, Coach Rudy menilai bahwa perjuangan wajib diapresiasi karena hal itu merupakan bagian dari proses yang perlu dijalani agar sepak bola wanita Indonesia bisa menjadi lebih baik kedepannya. “Saya ucapkan mohon maaf kami harus berhenti di fase grup ini. Bagaimanapun kita masih berproses dalam membangun sepak bola wanita. Saya apresiasi di babak kedua pemain lebih baik dari babak pertama. Tadi babak pertama panasnya agak telat, para pemain terlalu banyak menonton bola, pressingnya kurang berani, tapi kalau kita lihat memang kualitas Thailand cukup baik, kerja sama antar lininya dan passing-passingnya cukup baik jadi pemain kita agak lambat untuk mengantisipasi. Tapi bagaimanapun ini proses yang perlu kita jalani untuk ke depannya sepak bola wanita Indonesia bisa lebih baik," ujar Rudy Eka. Pada laga terakhir yang digelar hari Kamis (28/7) kemarin, Skuad Garuda Pertiwi harus mengakui keunggulan Thailand. Mereka dihajar 3 gol tanpa balas. Laga tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi, Wakil Sekretaris Jenderal PSSI Maaike Ira Puspita, dan Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri yang turut mendukung perjuangan Pertiwi Berani langsung Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang. Lebih lanjut, kapten Timnas U-18 Wanita Indonesia Nastasia Suci juga menyatakan terima kasih kepada seluruh pendukung Garuda Pertiwi. Ia juga memohon maaf lantaran belum memberikan hasil yang terbaik pada kompetisi sepakbola usia muda se-Asia Tenggara itu. “Terima kasih buat semuanya, maaf belum bisa kasih yang terbaik," ujarnya. (yd)
Lokal
PIFA, Lokal - Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan berharap kader Posyandu di daerahnya terus membangun suasana bahagia. Menurutnya, suasana bahagia yang dibangun ibu-ibu posyandu dapat mencegah stunting. Harapan itu disampaikannya saat menyampaikan arahan di kegiatan Peningkatan Kapasitas Posyandu di Aula Diklat Kepong Bakol Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kubu Raya, pada hari Selasa (3/10). Kegiatan tersebut diikuti oleh para kader Posyandu dari Kecamatan Rasau Jaya, Terentang, dan Kuala Mandor B. Bupati. Bupati Muda juga menerangkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kubu Raya selalu berupaya untuk memperkuat kader-kader kesehatan karena kader kesehatan memainkan peran yang sangat strategis dalam mencegah stunting. “Kader kesehatan terutama kader Posyandu yang didominasi ibu-ibu ini dapat terus membangun suasana bahagia. Jika ibu-ibu hamil bahagia, maka tidak akan terjadi stunting,” tuturnya. Sebelumnya, Bupati Muda menyebut biasanya Dinas Kesehatan yang mengorganisir kegiatan peningkatan kapasitas Posyandu. Namun, kali ini, kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) karena Posyandu juga merupakan bagian dari pemerintahan desa. Dia mengatakan, penguatan kapasitas diselenggarakan untuk memperkuat generasi-generasi di desa masing-masing. Muda menyebut usia harapan hidup di Kabupaten Kubu Raya telah meningkat dari 69 tahun menjadi 71 tahun. Hal ini disebabkan oleh peningkatan indeks kebahagiaan masyarakat. “Jadi rata-rata orang Kubu Raya itu usianya makin panjang karena selalu bahagia,” beber Muda. Pemerintah Kubu Raya juga telah mengeluarkan regulasi untuk mendukung kader kesehatan melalui peraturan bupati (Perbub). Ini memungkinkan kader kesehatan di Kubu Raya menerima insentif dari pemerintah kabupaten. Bupati Muda menekankan bahwa insentif untuk kader kesehatan di desa bergantung pada kebijakan dan regulasi pemerintahan desa masing-masing. “Untuk di desa tergantung dari kebijakan dan regulasi pemerintahan desa masing-masing. Jadi di Kubu Raya selain dari pemerintah kabupaten, juga ada (insentif) dari pemerintahan desa,” tutupnya. (yd)
Lokal
PIFA, Lokal — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak mencatat 61 titik panas di wilayah Kalimantan Barat dalam beberapa hari terakhir, menandakan masuknya periode krusial yang rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Temuan ini menjadi peringatan dini bagi seluruh pihak agar lebih waspada dan tidak melakukan pembakaran terbuka, terlebih di tengah kondisi cuaca yang masih fluktuatif. "Dengan semakin banyaknya titik panas yang terpantau di Kalbar, kondisi ini menjadi peringatan dini meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," ujar Koordinator Data dan Informasi BMKG Supadio, Sutikno, di Sungai Raya, Senin (14/7/2025). Periode Rawan Karhutla Dimulai BMKG memperkirakan bahwa wilayah Kalbar akan memasuki periode rawan karhutla pada 14–20 Juli 2025, di mana cuaca cenderung lebih kering meski masih terdapat hujan di sejumlah wilayah. Sutikno menyebut, kendati sebagian besar daerah masih mengalami hujan ringan hingga sangat lebat, kondisi tersebut tidak sepenuhnya mengeliminasi potensi kebakaran. "Periode ini harus menjadi perhatian bersama. Terutama agar masyarakat tidak melakukan pembakaran dalam bentuk apa pun, baik untuk membuka lahan maupun membakar sampah," tegasnya. Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Dalam 24 jam terakhir, BMKG mencatat hujan intensitas ringan hingga sangat lebat di beberapa titik. Ke depan, hingga 16 Juli, Kalbar masih berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat, terutama pada siang hingga sore hari. Cuaca ekstrem ini dapat menimbulkan dampak lanjutan seperti genangan, banjir lokal, bahkan tanah longsor di wilayah rawan. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca yang bisa datang secara tiba-tiba. Kualitas Udara Masih Aman, Tapi Tetap Waspada Sementara itu, kualitas udara di Kalbar per 13 Juli 2025 berdasarkan indeks PM2.5 masih berada dalam kategori baik hingga sedang. Namun, Sutikno memperingatkan bahwa kualitas udara bisa berubah drastis tergantung pada arah angin dan intensitas kebakaran. "Kualitas udara bisa berubah dengan cepat. Karena itu, deteksi dini harus dibarengi dengan upaya pencegahan langsung di lapangan," katanya. Imbauan BMKG untuk Warga Kalbar Sebagai bentuk antisipasi, BMKG Supadio mengeluarkan sejumlah imbauan kepada masyarakat: Tidak melakukan pembakaran terbuka untuk membuka lahan atau membersihkan pekarangan.Mewaspadai hujan lebat, petir, dan angin kencang, terutama pada siang hingga sore hari.Mengakses informasi cuaca resmi melalui aplikasi BMKG, media sosial, dan situs web.Melaporkan temuan titik api ke otoritas setempat untuk penanganan cepat. "Karhutla bisa dicegah jika semua pihak, termasuk masyarakat, ikut berperan aktif. Jangan bakar lahan, dan segera laporkan jika melihat potensi api," pungkas Sutikno. BMKG Supadio juga memastikan akan terus berkoordinasi dengan BPBD, pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya dalam memantau perkembangan cuaca dan distribusi titik panas untuk meminimalkan risiko bencana di Kalimantan Barat.