Jurnalis Palestina Ibrahim Muharab Tewas dalam Serangan Israel di Khan Younis
Palestina | Rabu, 21 Agustus 2024
PIFA, Internasional - Ibrahim Muharab, seorang jurnalis Palestina, dilaporkan tewas dalam serangan oleh pasukan Israel di wilayah Khan Younis, selatan Jalur Gaza, pada Minggu lalu. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Gaza dan sejumlah situs berita Palestina pada Senin.
Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan Gaza, jenazah Muharab dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Kota Khan Younis setelah ditemukan di Kota Hamad pada Senin pagi. Kota Hamad, sebuah kompleks apartemen besar yang dibangun oleh Qatar, kini mengalami kehancuran parah akibat konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut.
Palestinian Daily News, tempat di mana Muharab bekerja, menyampaikan bahwa Muharab tewas setelah serangan Israel menghantamnya dan beberapa jurnalis lainnya. Dalam insiden ini, dua jurnalis lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Nasser untuk mendapatkan perawatan.
Cuplikan video yang beredar di media sosial memperlihatkan detik-detik serangan tersebut, di mana sebuah kendaraan lapis baja Israel terlihat bergerak menuju kawasan yang dikuasai Hamas, diiringi suara tembakan. Dalam video tersebut, seorang pria yang mengenakan jaket bertuliskan "Press" tampak berusaha melarikan diri sebelum terdengar suara yang mengkhawatirkan, "Ibrahim terluka, di mana dia?"
Puluhan orang berkumpul di Rumah Sakit Nasser pada Senin untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Muharab. Jasadnya dibaringkan di lantai dengan ditutupi plastik putih, sementara jaket anti peluru bertuliskan "Press" diletakkan di atasnya sebagai tanda penghormatan.
Pihak militer Israel, ketika dimintai keterangan oleh AFP, menolak memberikan komentar spesifik mengenai kasus ini tanpa informasi lebih lanjut mengenai lokasi dan identifikasi resmi dari Muharab. Seorang juru bicara militer Israel menyatakan, "Tentara Israel tidak pernah, dan tidak akan pernah, secara sengaja menargetkan jurnalis."
Namun, Sindikat Jurnalis Palestina mengecam insiden ini sebagai "pembunuhan" dan menuduh militer Israel melakukan "kampanye terorganisir untuk membunuh jurnalis" di Gaza. Jurnalis Gaza lainnya, Ibrahim Qanan, menuduh Israel berusaha membungkam kebenaran dengan menghalangi penyebaran informasi kepada dunia luar mengenai situasi di Jalur Gaza.
Sejak konflik pecah pada 7 Oktober lalu, beberapa jurnalis telah menjadi korban serangan militer Israel, dengan tuduhan bahwa mereka terlibat dengan cabang-cabang bersenjata Hamas atau Jihad Islam. Menurut laporan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada Senin, setidaknya 113 jurnalis dan pekerja media telah tewas sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai, menjadikan periode ini sebagai yang paling mematikan bagi jurnalis sejak CPJ mulai mencatat data pada tahun 1992.