Jurnalis Perempuan di Banjarbaru diduga Dibunuh TNI, Polisi Terus Selidiki
Indonesia | Sabtu, 29 Maret 2025
Jurnalis perempuan di Banjarbaru diduga kena bunuh TNI. (Kolase: Wahana News)
Indonesia | Sabtu, 29 Maret 2025
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS - Venezia harus menghadapi laga krusial melawan Juventus tanpa kehadiran sang kapten, Jay Idzes. Pertandingan yang dijadwalkan berlangsung pada 25 Mei 2024 ini akan menjadi penentu nasib Venezia di Serie A musim 2024/2025.Absennya Jay Idzes terjadi karena akumulasi kartu kuning. Bek tim nasional Indonesia tersebut mendapatkan kartu kuning kelima saat Venezia takluk 0-3 dari Cagliari pada pekan ke-37 lalu. Kekalahan itu sekaligus membuat posisi Venezia merosot ke peringkat 19 klasemen sementara dengan koleksi 29 poin. Mereka disalip Empoli dan Lecce yang sama-sama meraih kemenangan dan kini masing-masing mengantongi 31 poin.Kondisi ini membuat laga terakhir kontra Juventus menjadi laga hidup-mati bagi skuad Eusebio Di Francesco. Venezia wajib menang, namun kemenangan saja belum cukup. Mereka juga harus berharap Empoli kalah dari Hellas Verona dan Lecce takluk dari Lazio agar bisa selamat dari degradasi.Jay Idzes pun mengungkapkan kekecewaannya karena tak bisa turun di laga penting ini. Meski demikian, ia tetap menyuarakan semangat dan harapan untuk rekan-rekannya."Hasil yang sangat mengecewakan. Sekarang kami memiliki satu kesempatan terakhir pada hari Minggu. Saya tidak akan bisa bermain tetapi saya akan bersorak dari tribun," kata Idzes, seperti dikutip dari Tutto Venezia Sports."Tidak peduli seberapa kecil peluangnya, itu masih mungkin. Kami tidak pernah berhenti percaya!" tegasnya.Berikut adalah skenario agar Venezia bisa bertahan di Serie A musim depan:Venezia selamat jika menang atas Juventus, sementara Empoli kalah dari Hellas Verona dan Lecce takluk dari Lazio.Jika Venezia menang tetapi Empoli atau Lecce juga meraih kemenangan, maka Venezia tetap terdegradasi.Hasil imbang atau kekalahan dari Juventus akan membuat Venezia otomatis terdegradasi.Kini, perjuangan Venezia akan bergantung pada penampilan terbaik mereka di kandang dan hasil pertandingan dua tim pesaing mereka. Tanpa sang kapten, dukungan dari Idzes dan para penggemar tentu tetap menjadi semangat tambahan untuk menutup musim dengan harapan bertahan di kasta tertinggi Liga Italia.
Lokal
Berita Lokal, PIFA - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya resmi meluncurkan kurikulum muatan lokal (mulok) gambut dan mangrove di Gardenia Resort Sungai Raya, Rabu (30/11/2022). Kebijakan ini menjadi inisiatif pertama di Kalbar yang mengintegrasikan kurikulum gambut dan mangrove ke dalam mata pelajaran. Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, semangat merdeka belajar adalah upaya menavigasi masyarakat, dari desa hingga pemerintah pusat agar turut serta mengawal restorasi ekosistem gambut dan mangrove. “Pelibatan para pendidik yang digerakkan dari berbagai kecamatan, tergabung menjadi satu semangat yang akan meneruskan perjalanan edukasi gambut dan mangrove di Kubu Raya. Inilah semangat kepong bakul, bergerak serentak dan berinovasi,” kata Muda Mahendrawan saat peluncuran kurikulum mulok gambut dan mangrove. Peluncuran ditandai dengan atraksi pantun berdendang Melayu dari siswa SMPN 3 Sungai Kakap. Pantun berisi pesan ajakan kepada generasi muda untuk mencintai dan mengelola lingkungan, khususnya gambut dan mangrove, serta sebagai #PahlawanGambut generasi muda siap untuk melanjutkan dan memahami ekosistem gambut dan mangrove. Muda menjelaskan bahwa keberhasilan penyusunan kurikulum muatan lokal gambut tidak lepas dari partisipasi aktif tenaga pengajar, pengelola sekolah, pengawas, dan mitra pembangunan. Kemitraan aktif ini penting dibangun dalam proses penyusunan muatan lokal gambut. Penguatan kapasitas tenaga pengajar dalam memahami ekosistem gambut dan mengembangkan bahan ajar adalah kunci utama penerapan kurikulum muatan lokal gambut di tingkat kabupaten. Ini juga menjadi kunci kesuksesan pembelajaran serta pemahaman tentang ekosistem gambut kepada seluruh peserta didik. Penghargaan terbesar berupa sertifikat dan cenderamata menjadi penanda keberhasilan dan ucapan terima kasih yang teramat sangat kepada seluruh Tim Pengembang Muatan Lokal Gambut dan Mangrove yang telah mencurahkan pemikirannya. “Semoga langkah mulia dapat mencetak generasi muda Indonesia yang paham dan juga akan mengimplementasikan pengetahuan yang mereka terima dalam menjaga ekosistem gambut demi kesejahteraan dan keberlangsungan lingkungan di Kubu Raya,” harapnya. Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Suwignya Utama menyampaikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten yang telah menginisiasi seluruh proses penyusunan kurikulum ini. “Kita patut berbangga hati bahwa Kabupaten Kubu Raya inilah yang pertama menerapkan edukasi dan langkah nyata untuk menerapkan kurikulum gambut dan mangrove yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran,” katanya di Sungai Raya. Direktur ICRAF Indonesia Sonya Dewi juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi tak terhingga kepada Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan yang telah menunjukkan komitmen dan konsistensinya untuk kelestarian dan keberlanjutan ekosistem gambut dan mangrove. “Tahun lalu, Indonesia baru saja berkomitmen dengan masyarakat global yang disebut sebagai Strategi Jangka Panjang-Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim. Salah satu hal penting adalah komitmen Indonesia untuk mencapai kondisi netral-karbon di tahun 2060,” kata Sonya. Artinya, sambung Sonya Dewi, pada saat itu jumlah kumulatif emisi dan sequestrasi Indonesia adalah nol. Di dalam dokumen tersebut, kata “gambut” disebutkan sebanyak 27 kali, jauh lebih banyak dari kata “keanekaragaman hayati” bahkan kata “konservasi”. “Hal itu menunjukkan bahwa ekosistem gambut diakui memegang peranan penting dalam pencapaian target penanganan perubahan iklim Indonesia,” tambah Sonya. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya M. Ayub mengatakan manfaat keberadaan gambut dan mangrove ini harus dinikmati oleh seluruh masyarakat Kubu Raya. “Beranjak dari sanalah kita berusaha menyambut baik gagasan itu guna mendukung pemahaman mengenai lingkungan gambut dan mangrove. Ini harus diawali dari generasi muda sebagai penerus bangsa, melalui pembelajaran dan pemahaman edukasi dijenjang SD dan SMP,” katanya. Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Huda Ahsani menyebut penguatan sumber daya manusia merupakan kegiatan utama dari isu gambut dan mangrove. “Pengembangan kurikulum mulok gambut dan mangrove ini penting untuk menyokong ketahanan pangan, konservasi keanekaragaman hayati, dan tata pengembangan pertanian dan kehutanan. Tata kelola melalui pengetahuan harus dilakukan kepada anak-anak sehingga mereka perlu memahami perubahan iklim yang terjadi di dunia,” jelasnya. Lebih jauh Huda Ahsani menyebut karakteristik gambut ini perlu diketahui sejak dini agar mereka mampu melakukan tindakan perubahan (corrective action) yang berbasis ilmu pengetahuan yang ada. Sementara itu, Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Zulfikri menjelaskan bahwa arti kata ‘kurikulum’ adalah jalan untuk menuju satu tujuan. “Bentuknya berupa pengalaman-pengalaman belajar berisi wawasan pembelajaran bagi anak-anak untuk mewujudkan karakeristik anak, pendewasaan diri, agar setiap anak memiliki dan dapat jalan serta ruang yang telah diinginkan untuk menjadi individu yang bermanfaat,” urai Zulfikri. Harapan kami, sambung Zulfikri, agar kurikulum gambut dan mangrove ini menjadi materi ajar yang dapat terintegrasi ke seluruh mata pelajaran. Berdasarkan catatan dari ICRAF Indonesia, ekosistem gambut di Kubu Raya adalah sumber daya alam yang berperan penting bagi penghidupan masyarakat. Sayangnya, ekosistem gambut seringkali tidak dikelola dengan baik karena minimnya pengetahuan tentang karakteristik dan praktik pengelolaan terbaik. Akibatnya, berbagai permasalahan seperti kebakaran dan rusaknya habitat alami seringkali terjadi. Karenanya, pengetahuan tentang pengelolaan gambut perlu ditanamkan sejak dini melalui jalur edukasi formal sejak sekolah dasar. Kendati penelitian sudah banyak dilakukan, hasil-hasil yang ada masih perlu dikembangkan dan disesuaikan agar dapat menjadi konsumsi belajar anak-anak sekolah. (ap)
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE – Luak Kue menjadi salah satu sajian tradisional yang selalu hadir dalam perayaan Imlek. Kue berbahan dasar ketan ini ternyata tak hanya hidangan biasa namun diyakini memiliki makna dalam tradisi Tionghoa, khususnya dalam prosesi sembahyang.Ketua Majelis Agama Konghucu Pontianak, Rudy Leonardo, menjelaskan bahwa Luak Kue melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan. “Manusia bergantung pada Tuhan dan alam semesta. Tuhan memberikan tanah untuk bercocok tanam, dan hasil bumi tersebut disembahyangkan sebagai bentuk syukur atas berkat yang diterima,” kata Rudy.Luak Kue, yang dibuat dari ketan dan digoreng hingga kecokelatan, biasa disajikan dalam sembahyang menjelang Imlek atau pada perayaan Cap Ji Gwe Jiap Si, yakni bulan 12 tanggal 24 dalam penanggalan Cina. Pada tanggal tersebut, umat Tionghoa juga merayakan Ji Si Siang Ang atau Song Wang, yaitu festival untuk mengantar Dewa Dapur, Zao Jun, ke surga.Menurut Rudy, pada masa lalu Luak Kue hanya dibuat dari ketan tanpa isian. Namun semakin berkembangnya jaman, kini variasinya dari kue ini pun turut berkembang dengan adanya tambahan isian seperti kelapa dan kacang hijau.Salah satu pembuat Luak Kue di Pontianak, Yo Xiang Kiang (74), mengatakan permintaan kue ini meningkat tajam setiap menjelang perayaan Imlek. “Saya bekerja sendiri tanpa bantuan, jadi tidak bisa membuat terlalu banyak,” ujarnya.Sebelumnya, Xiang Kiang mampu membuat hingga seribu Luak Kue saat Imlek. Namun, kini ia hanya menerima ratusan pesanan setiap tahunnya karena keterbatasan fisik. Luak Kue buatannya dijual seharga Rp 4 ribu per biji dan tetap diminati pelanggan setianya. Saat ditanyai mengenai resep dari kue ini, Xiang Kiang menyebutkan dirinya telah membuat selama puluhan tahun sehingga tak heran baginya untuk membuat sajian tradisional ini.“Resep Luak Kue itu sebenarnya sudah banyak di internet, tapi karena saya sudah mengerjakannya selama tiga puluh tahun, saya sudah hafal di luar kepala,” tuturnya.Selain Luak Kue, Xiang Kiang juga memproduksi makanan khas Tionghoa lainnya seperti bacang, bapao, dan bola talas yang tak kalah diminati oleh pelanggan setianya.