Juventus Babak Belur Lagi! Legendanya, Del Piero Sampai Kehabisan Kata-kata
Italia | Senin, 17 Maret 2025
Juventus kembali keok di Liga Italia, kali ini dihajar Fiorentina 3-0. (NurPhoto)
Italia | Senin, 17 Maret 2025
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Taste Atlas mengungkapkan daftar "100 Makanan dengan Peringkat Terburuk di Dunia" atau 100 Worst Rated Foods in the World. Dari peringakat tersebut, dua masakan khas Indonesia masuk dalam daftar itu.Berdasarkan penilaian tersebut, Taste Atlas menyatakan makanan Indonesia berupa tinutuan dan paniki menjadi salah dua dari makanan terburuk di dunia 2025. Tinutuan berada pada peringkat 16 dengan nilai 2,3 bintang. sementara paniki menempati ranking 36 dengan 2,5 bintang.Tinutuan merupakan bubur beras khas Manado, Sulawesi Utara yang biasanya dimakan sebagai hidangan sarapan. Makanan ini umumnya dibuat menggunakan bayam, labu, singkong, dan jagung, ataupun ditambah sayuran lain. Sayuran tersebut direbus bersama beras di dalam panci hingga menjadi bubur. Makanan ini lalu dapat disajikan dalam mangkuk bersama ikan asin dan sambal. Sementara itu, Paniki merupakan makanan mirip sup khas Manado, Sulawesi Utara yang bahan utamanya terbuat dari daging kelelawar. Paniki biasanya disajikan dengan nasi putih. Masakan ini dibuat dengan memanggang kelelawar untuk menghilangkan bulu di tubuhnya. Setelah dibersihkan isi perutnya, daging kelelawar lalu dipotong kecil dan direbus. Daging kelelawar rebus kemudian dimasak dengan santan, serai, daun kari, daun bawang, jahe, cabai, bawang putih, dan diberi taburan bawang goreng.Sebagai informasi, Taste Atlas adalah laman yang memuat ensiklopedia rasa, atlas dunia hidangan tradisional, bahan-bahan lokal, dan restoran autentik yang mengumpulkan data dari seluruh dunia. Daftar "100 Makanan dengan Peringkat Terburuk di Dunia" ditentukan berdasarkan penilaian hingga 8 Januari 2025. Tercatat sebanyak 385.835 suara diberikan dalam daftar tersebut. Peringkat dalam daftar Taste Atlas ditentukan melalui penilaian publik dan mengabaikan mesin bot, nasionalis, atau patriotik lokal.
Sports
PIFA, Sports - Real Madrid resmi mengumumkan skuad berjumlah 34 pemain yang akan berlaga di Piala Dunia Antarklub 2025, yang digelar di Amerika Serikat mulai 14 Juni hingga 13 Juli 2025. Pelatih Xabi Alonso membawa kombinasi pemain bintang, pemain muda, serta beberapa pemain yang tengah dalam proses pemulihan cedera untuk menjaga kekompakan tim dan target juara di turnamen bergengsi ini.Dalam daftar tersebut, dua wajah baru langsung mencuri perhatian, yakni Trent Alexander Arnold dan Dean Huijsen, yang akan menjalani debut resmi mereka bersama Los Blancos di ajang ini. Kehadiran keduanya di lini belakang diharapkan menambah soliditas dan pengalaman skuad Madrid yang sudah kuat. Selain itu, pemain-pemain kunci seperti Kylian Mbappe, Vinicius Junior, dan Jude Bellingham juga masuk dalam daftar skuad.Skuad Real Madrid untuk Piala Dunia Antarklub 2025 terdiri dari penjaga gawang Thibaut Courtois, Andriy Lunin, Fran González, dan Sergio Mestre. Di lini pertahanan terdapat Dani Carvajal, Eder Militão, David Alaba, Lucas Vázquez, Fran García, Antonio Rüdiger, Ferland Mendy, serta para pemain muda seperti Youssef Enriquez dan Jacobo Ramon. Gelandang seperti Luka Modric, Eduardo Camavinga, Fede Valverde, Aurelien Tchouameni, dan Arda Güler turut dibawa, sementara lini depan diperkuat oleh Rodrygo Goes, Endrick, Brahim Diaz, dan Gonzalo.Real Madrid tergabung di Grup H bersama Al-Hilal (Arab Saudi), Pachuca (Meksiko), dan RB Salzburg (Austria). Mereka akan membuka pertandingan fase grup melawan Al-Hilal pada 19 Juni 2025, dilanjutkan menghadapi Pachuca pada 23 Juni, dan menutup babak penyisihan grup melawan RB Salzburg pada 28 Juni. Dengan komposisi skuad yang kuat dan pengalaman pelatih Xabi Alonso, Madrid diharapkan mampu melaju jauh dan mempertahankan reputasi sebagai salah satu klub terbaik dunia di turnamen ini.
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Kesepian bukanlah perasaan yang menyenangkan bagi siapa pun, tetapi bagi para pasien diabetes, kondisi ini dapat menyebabkan masalah serius pada jantung. Menurut sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam European Heart Journal, kesepian mungkin menjadi faktor risiko yang lebih besar bagi pasien diabetes untuk terkena penyakit jantung daripada pola makan yang buruk, merokok, kurang olahraga, atau depresi. Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Tulane University School of Medicine melibatkan lebih dari 18.500 orang dewasa di Inggris yang menderita diabetes dan berusia antara 37 hingga 73 tahun. Dalam penelitian ini, tidak ada dari partisipan yang memiliki riwayat penyakit jantung. Selama dekade berikutnya, sekitar 3.200 partisipan mengembangkan penyakit kardiovaskular. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien diabetes yang melaporkan tingkat kesepian tertinggi memiliki risiko 26 persen lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung. Penemuan ini menyoroti pentingnya kesepian dalam kaitannya dengan risiko penyakit jantung, terutama pada pasien diabetes. Meskipun kesepian sebelumnya juga dikaitkan dengan risiko penyakit jantung pada individu tanpa diabetes, pasien diabetes sudah memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit kardiovaskular. Profesor di Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, Dr. Lu Qi, yang juga merupakan salah satu penulis studi ini, menekankan bahwa pasien diabetes sebaiknya memprioritaskan hubungan yang berkualitas daripada hanya fokus pada jumlah keterlibatan sosial. Hal ini penting untuk melindungi kesehatan jantung mereka. Dr. Lu Qi juga menyarankan agar dokter mempertimbangkan tingkat kesepian pasien dalam praktik mereka, sehingga pasien tersebut dapat dirujuk ke layanan kesehatan mental yang tepat jika diperlukan. Dia menekankan bahwa pentingnya tidak meremehkan dampak kesepian terhadap kesehatan fisik dan emosional. Bagi pasien diabetes yang merasa kesepian, Dr. Lu Qi merekomendasikan untuk bergabung dengan kelompok atau kelas yang sesuai dengan minat mereka. Dengan melakukan hal ini, mereka dapat memiliki kesempatan untuk berteman dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, yang dapat membantu mengurangi tingkat kesepian dan meningkatkan kesehatan jantung mereka. Dalam upaya melawan risiko penyakit jantung pada pasien diabetes, penting bagi kita semua untuk memahami peran penting kesepian dalam kesehatan secara keseluruhan. Dengan menyadari hal ini, kita dapat memberikan perhatian yang lebih besar terhadap masalah kesehatan mental dan memberikan dukungan yang tepat bagi mereka yang membutuhkannya.