Kebakaran hutan dan lahan di tiga desa Kabupaten Ketapang. (Dok. Istimewa)

PIFA, Lokal - Kebakaran lahan kembali terjadi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Kali ini api meluas di dua kecamatan yakni Kecamatan Matan Hilir Selatan tepatnya di Desa Sungai Pelang dan Sungai Besar serta Kecamatan Matan Hilir Utara di Desa Sungai Putri. 

Kebakaran lahan yang diprediksi membakar belasan hektare tanah gambut tersebut, terjadi sejak Jumat (26/5/2023) sore. Petugas masih berjibaku untuk memadamkan api yang terus merambat karena kondisi kering dan angin berembus kencang.

Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Kalbar, Daniel mengutarakan Tim Reaksi Cepat (TRC) dari BPBD Kabupaten Ketapang langsung turun ke lokasi tersebut untuk menetralisir api. Mereka dibantu oleh Manggala Agni, TNI/Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan unsur terkait lain.

"Berdasarkan hasil assesment TRC BPBD Ketapang, penyebab kebakaran hutan dan lahan itu pertama akibat rendahnya curah hujan karena sudah memasuki musim kemarau yang puncaknya sampai bulan Agustus," paparnya, Sabtu (27/5/2023).

Kemudian sambung Daniel, kebakaran lahan tersebut juga terindikasi adanya unsur kesengajaan. Meski demikian, hal ini masih diselidiki dan didalami oleh pihak kepolisian dan BPBD. 

"Ada indikasi pengolahan lahan dengan cara dibakar. Yang ini sedang kita dalami apakah memang ada unsur kesengajaan atau tidak," jelasnya.

Daniel mengatakan, upaya pemadaman api di lahan-lahan tersebut sempat terkendala oleh kondisi medan yang berat. Petugas kesulitan sumber air. Selain itu, lokasi tersebut juga susah dijangkau oleh armada pemadaman.

"Akses jalannya susah dilewati oleh kendaraan roda dua dan empat. Sehingga air untuk proses pemadaman ini tidak bisa dibawa ke lokasi, oleh karenanya tim gabungan menggunakan peralatan seadanya. 

Di sisi lain, daniel mengimbau masyarakat agar tak membuka lahan dengan cara membakar. Supaya Karhutla tidak meluas, selain itu meminimalisir dampak kebakaran lahan yang dapat memicu bencana kabut asap. (ap)

PIFA, Lokal - Kebakaran lahan kembali terjadi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Kali ini api meluas di dua kecamatan yakni Kecamatan Matan Hilir Selatan tepatnya di Desa Sungai Pelang dan Sungai Besar serta Kecamatan Matan Hilir Utara di Desa Sungai Putri. 

Kebakaran lahan yang diprediksi membakar belasan hektare tanah gambut tersebut, terjadi sejak Jumat (26/5/2023) sore. Petugas masih berjibaku untuk memadamkan api yang terus merambat karena kondisi kering dan angin berembus kencang.

Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Kalbar, Daniel mengutarakan Tim Reaksi Cepat (TRC) dari BPBD Kabupaten Ketapang langsung turun ke lokasi tersebut untuk menetralisir api. Mereka dibantu oleh Manggala Agni, TNI/Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan unsur terkait lain.

"Berdasarkan hasil assesment TRC BPBD Ketapang, penyebab kebakaran hutan dan lahan itu pertama akibat rendahnya curah hujan karena sudah memasuki musim kemarau yang puncaknya sampai bulan Agustus," paparnya, Sabtu (27/5/2023).

Kemudian sambung Daniel, kebakaran lahan tersebut juga terindikasi adanya unsur kesengajaan. Meski demikian, hal ini masih diselidiki dan didalami oleh pihak kepolisian dan BPBD. 

"Ada indikasi pengolahan lahan dengan cara dibakar. Yang ini sedang kita dalami apakah memang ada unsur kesengajaan atau tidak," jelasnya.

Daniel mengatakan, upaya pemadaman api di lahan-lahan tersebut sempat terkendala oleh kondisi medan yang berat. Petugas kesulitan sumber air. Selain itu, lokasi tersebut juga susah dijangkau oleh armada pemadaman.

"Akses jalannya susah dilewati oleh kendaraan roda dua dan empat. Sehingga air untuk proses pemadaman ini tidak bisa dibawa ke lokasi, oleh karenanya tim gabungan menggunakan peralatan seadanya. 

Di sisi lain, daniel mengimbau masyarakat agar tak membuka lahan dengan cara membakar. Supaya Karhutla tidak meluas, selain itu meminimalisir dampak kebakaran lahan yang dapat memicu bencana kabut asap. (ap)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya