Foto: Tribunnews

Berita Nasional, PIFA - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Makassar diamankan oleh Tim Gabungan Polrestabes Makassar dan Polda Sulawesi Selatan pada hari Sabtu (16/4) lalu. Pria berinisial IA tersebut diduga menjadi otak pembunuhan seorang pegawai Dishub Makassar.

Dilansir dari Antara, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto menyatakan bahwa penangkapan tersebut dilakukan di rumah terduga pelaku.

"Benar kita amankan," ucap Budhi Haryanto melalui pesan singkatnya.

Pada saat penangkapan, Kasatpol IA langsung dinaikkan ke mobil Pajero Hitam dan digelandang ke Mapolrestabes Makassar untuk menjalani interogasi.

"Sekarang masih dalam pemeriksaan, mohon kesabarannya," tambahnya.

Penangkapan itu merupakan tindak lanjut penyelidikan kasus penemuan jasad pegawai Dinas Perhubungan Makassar berinisial NS di Jalan Danau Tanjung Bunga pada hari Minggu (3/4) lalu.

Sebelumnya, delapan saksi telah diperiksa oleh penyidik Polda Sulsel terkait kasus pembunuhan tersebut.

"Saksi yang diperiksa delapan orang. Pertama, saksi yang melihat langsung di TKP, kedua saksi dari keluarga dan pihak rumah sakit (RS Siloam)," jelas Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana.

Selain delapan saksi tersebut, kepolisian masih terus mengembangkan kasus ini. Pasalnya pihak berwajib masih menemukan adanya sejumlah saksi lain termasuk pengemudi ojek online (ojol) yang ketika itu terlihat berada di lokasi dan adanya sebuah kendaraan yang terekam CCTV.

"Masih didalami penyidik. Jadi, kita berusaha untuk melakukan pemeriksaan secara profesional. Soal kendaraan yang singgah dan melintas maupun ojol roda dua itu akan segera diperiksa sebagai saksi," tambah Komang.

Rekaman CCTV tersebut memperlihatkan kendaraan roda empat berwarna merah dan pengemudi ojol berjaket warna kuning melintasi korban sebelum terjatuh di lokasi kejadian. Penyidik secara profesional masih terus melakukan penyelidikan terkait apa benar mobil merah itu taksi online atau tidak, begitu pula pengemudi ojol berjaket kuning.

"Seusai yang ada dalam (rekaman) CCTV, semuanya masih dikembangkan penyidik. Penyidik masih mendalami terkait orang berjaket kuning yang melintasi korban sebelum kejadian," papar Komang.

Dilansir dari Tribunnews, sebelum penangkapan IA, polisi terlebih dahulu mengamankan seorang petugas Dishub lainnya berinisial A pada Senin (11/4) lalu. Selain itu, kepolisian juga telah menangkap S dan AKM yang diduga juga terlibat dalam kasus tersebut. 

Kombes Pol Budhi Haryanto juga menyatakan bahwa motif pembunuhan tersebut adalah cinta segitiga antara pelaku, korban, dan seorang wanita yang bekerja di Dinas Perhubungan.

"Jadi saya ulangi tidak ada teror di Kota Makassar ini, tapi ini adalah motif atau masalah pribadi," tegas Budhi. 

Kasus ini bermula dari ditemukannya korban NS yang masih berseragam dinas perhubungan tergeletak di jalan. Oleh keluarganya, NS diduga tewas akibat kecelakaan tunggal. Namun, ketika hendak dikafani, keluarga menemukan adanya lubang di tubuh almarhum yang selanjutnya diketahui bahwa lubang tersebut adalah bekas luka tembakan. 

Setelah itu, keluarga sepakat untuk dilakukan otopsi terhadap jasad NS dan polisi menemukan adanya proyektil peluru yang bersarang di bawah ketiak kiri korban. (b) 

Berita Nasional, PIFA - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Makassar diamankan oleh Tim Gabungan Polrestabes Makassar dan Polda Sulawesi Selatan pada hari Sabtu (16/4) lalu. Pria berinisial IA tersebut diduga menjadi otak pembunuhan seorang pegawai Dishub Makassar.

Dilansir dari Antara, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto menyatakan bahwa penangkapan tersebut dilakukan di rumah terduga pelaku.

"Benar kita amankan," ucap Budhi Haryanto melalui pesan singkatnya.

Pada saat penangkapan, Kasatpol IA langsung dinaikkan ke mobil Pajero Hitam dan digelandang ke Mapolrestabes Makassar untuk menjalani interogasi.

"Sekarang masih dalam pemeriksaan, mohon kesabarannya," tambahnya.

Penangkapan itu merupakan tindak lanjut penyelidikan kasus penemuan jasad pegawai Dinas Perhubungan Makassar berinisial NS di Jalan Danau Tanjung Bunga pada hari Minggu (3/4) lalu.

Sebelumnya, delapan saksi telah diperiksa oleh penyidik Polda Sulsel terkait kasus pembunuhan tersebut.

"Saksi yang diperiksa delapan orang. Pertama, saksi yang melihat langsung di TKP, kedua saksi dari keluarga dan pihak rumah sakit (RS Siloam)," jelas Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana.

Selain delapan saksi tersebut, kepolisian masih terus mengembangkan kasus ini. Pasalnya pihak berwajib masih menemukan adanya sejumlah saksi lain termasuk pengemudi ojek online (ojol) yang ketika itu terlihat berada di lokasi dan adanya sebuah kendaraan yang terekam CCTV.

"Masih didalami penyidik. Jadi, kita berusaha untuk melakukan pemeriksaan secara profesional. Soal kendaraan yang singgah dan melintas maupun ojol roda dua itu akan segera diperiksa sebagai saksi," tambah Komang.

Rekaman CCTV tersebut memperlihatkan kendaraan roda empat berwarna merah dan pengemudi ojol berjaket warna kuning melintasi korban sebelum terjatuh di lokasi kejadian. Penyidik secara profesional masih terus melakukan penyelidikan terkait apa benar mobil merah itu taksi online atau tidak, begitu pula pengemudi ojol berjaket kuning.

"Seusai yang ada dalam (rekaman) CCTV, semuanya masih dikembangkan penyidik. Penyidik masih mendalami terkait orang berjaket kuning yang melintasi korban sebelum kejadian," papar Komang.

Dilansir dari Tribunnews, sebelum penangkapan IA, polisi terlebih dahulu mengamankan seorang petugas Dishub lainnya berinisial A pada Senin (11/4) lalu. Selain itu, kepolisian juga telah menangkap S dan AKM yang diduga juga terlibat dalam kasus tersebut. 

Kombes Pol Budhi Haryanto juga menyatakan bahwa motif pembunuhan tersebut adalah cinta segitiga antara pelaku, korban, dan seorang wanita yang bekerja di Dinas Perhubungan.

"Jadi saya ulangi tidak ada teror di Kota Makassar ini, tapi ini adalah motif atau masalah pribadi," tegas Budhi. 

Kasus ini bermula dari ditemukannya korban NS yang masih berseragam dinas perhubungan tergeletak di jalan. Oleh keluarganya, NS diduga tewas akibat kecelakaan tunggal. Namun, ketika hendak dikafani, keluarga menemukan adanya lubang di tubuh almarhum yang selanjutnya diketahui bahwa lubang tersebut adalah bekas luka tembakan. 

Setelah itu, keluarga sepakat untuk dilakukan otopsi terhadap jasad NS dan polisi menemukan adanya proyektil peluru yang bersarang di bawah ketiak kiri korban. (b) 

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya