Kasus Kampanye di Sekolah: Bawaslu Kalbar Sebut Tidak Ada Pelanggaran Pidana
Pontianak | Sabtu, 19 Oktober 2024
Mursyid Hidayat, Ketua Bawaslu Kalbar dan Uray Juliansyah, Koordinator Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Bawaslu Kalbar (Suara.com/Maria)
Pontianak | Sabtu, 19 Oktober 2024
Nasional
Berita Nasional, PIFA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penularan COVID-19 yang diprediksi akan meningkat pada awal tahun 2023. Meski kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia pada Juli hingga Agustus 2022 lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya, Kemenkes mengatakan kewaspadaan perlu tetap dilakukan karena biasanya kasus melonjak pasca libur natal dan tahun baru. ''Ujiannya nanti akan kita lihat di awal tahun depan karena beberapa varian baru seperti BA.2.7.5 sudah terjadi di India,'' ujar Menkes Budi dalam keterangan pers Capaian Kinerja Pemerintah tahun 2022 yang dimuat dalam laman Kemenkes (22/10). Seperti diketahui, kenaikan kasus COVID-19 sudah mulai tampak di negara tetangga Indonesia, Singapura. Kenaikan kasus COVID-19 di Singapura yang mulanya hanya ratusan kasus sekarang naik menjadi 6.000 kasus per hari, lebih tinggi dari kenaikan kasus di Indonesia yang cuma 2.000 kasus per hari. Pada bulan Juli hingga Agustus 2022 kemarin, memang hampir seluruh dunia mengalami kenaikan yang tinggi karena varian Omicron B4 dan B5. Namun, Indonesia termasuk satu dari beberapa negara seperti India dan Cina yang kenaikannya sangat sedikit. Menkes menerangkan, hal itu disebabkan karena strategi penanganan pandemi di Indonesia yang relatif baik. "Selama enam bulan dari awal tahun itu Indonesia tidak mengalami lonjakan masus, padahal biasanya enam bulan awal merupakan siklus kenaikan gelombang karena ada varian baru," demikian dikutip dari keterangan Kemenkes, Senin (24/10). ''Jadi artinya memang Indonesia sudah berhasil menangani pandemi dengan recovery lebih baik. Terutama di bulan Juli hingga Agustus ini masih ada tantangan karena varian baru masih akan tumbuh,'' imbuh Menkes Budi. Menkes menilai, Indonesia merupakan satu diantara negara yang beruntung lantaran vaksinasi berjalan lancar dan sangat baik. Diketahui, hingga saat ini sudah 440 juta dosis disuntikkan ke lebih dari 204 juta populasi Indonesia, sehingga imunitas dari masyarakat pun kian membaik. Kemudian, ditambah lagi protokol kesehatan di Indonesia juga relatif lebih konservatif; sampai sekarang masyarakat masih terbiasa memakai masker, sementara negara-negara lain sudah membuka masker dan itu sebabnya terjadi kenaikan yang cukup tinggi seperti di Singapura. ''Mudah-mudahan nanti di Januari- Februari 2023 kita bisa mencegah kenaikan kasus dengan baik seperti di bulan Juli-Agustus tahun ini. Sehingga Indonesia akan menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang selama 12 bulan berturut-turut tidak mengalami ada lonjakan kasus,'' harap Menkes. (yd)
Politik
PIFA.CO.ID, POLITIK - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan bersama koalisi masyarakat sipil akan menggelar demonstrasi menolak Undang-Undang (UU) TNI di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (27/3) pukul 13.30 WIB.Koordinator Media BEM SI Kerakyatan, Annas Rabbani, menyatakan aksi ini mengusung tuntutan “Indonesia Gelap”, pencabutan UU TNI, dan penolakan RUU Polri. "Gambarannya, aksi akan dihadiri lebih dari 50 organisasi dan aliansi," ujarnya, Rabu (26/3).Peserta aksi juga diimbau mengenakan pakaian bebas tanpa almamater, sebagaimana dilakukan dalam demonstrasi sebelumnya.
Nasional
PIFA, Lokal - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari menilai perhatian Pemerintah Indonesia terhadap masa depan atlet kini jauh lebih baik. Okto menegaskan, hal tersebut tak terlepas dari peran penting Presiden Joko Widodo yang memang fokus mendongkrak bidang olahraga tanah air. "Soal masa depan atlet masalah klasik, tapi itu dulu. Sekarang itu sudah jauh lebih baik. Sejak pemerintahannya Bapak Presiden Joko Widodo saya harus mengatakan bahwa Pak Jokowi itu adalah Bapak Olahraga Indonesia," tegasnya di Pontianak, Rabu (14/2/2024). Okto yang ditemui usai menyalurkan hak pilihnya itu mengungkapkan, dukungan dan perhatian Presiden Jokowi sangat besar bagi perkembangan olahraga Indonesia. "Satu-satunya presiden yang memberikan bonus paling tinggi kepada atlet dalam sejarah Indonesia yang pernah ada itu Pak Jokowi," katanya. Dia menjelaskan, atlet yang berhasil meraih emas dalam ajang internasional misalnya di Olimpiade Rio tahun 2016 lalu mendapatkan bonus sebesar Rp10 miliar. Kemudian Olimpiade Tokyo tahun 2020 lalu mendapatkan bonus sebesar Rp11 miliar. "Bahkan itu juga sama untuk atlet paralimpiknya. Kemudian di Asean Games dan Asean Paragames juga besar. Pelatih juga dapat," kata dia. Bahkan, sambung Okto, di Sea Games yang merupakan multievent paling kecil yang hanya diikuti 11 negara, juaranya sudah langsung jadi pegawai negeri (ASN). "Jadi rasanya sekarang profesi atlet itu sudah jadi profesi yang menjanjikan, orang tua tidak usah ragu lagi," tambahnya. Tak hanya itu, Okto turut mengungkapkan bahwa masih banyak sejumlah keuntungan dan fasilitas lain yang didapat atlet. Atlet-atlet Olimpiade Indonesia itu bisa membawa pulang uang sekitar Rp25 miliar sudah termasuk bonus. "Itu pun belum selesai, para atlet kita ini masih dapat fasilitas lain, misalnya jadi brand ambassador, masih bisa mengikuti event-event, menjadi coach, diangkat menjadi pegawai negeri, menjadi influencer, belum lagi ada yang jadi artis dan sebagainya," kata Okto. Upaya-upaya memajukan olahraga Indonesia juga terus dilakukan dengan berbagai cara oleh Presiden Jokowi. Misalnya, lanjut Okto, dengan berupaya menggiring Indonesia sebagai tuan rumah event olahraga seperti Asean Games, Asean Paragames, Piala Dunia U-17, dan event-event internasional lainnya. "Kita hampir jadi tuan rumah Piala Dunia u-20. Kita masih mengejar cita-cita menjadi tuan rumah Olimpiade tahu 2036 dan Piala Dunia. Kita tidak mau turun, kita maunya olahraga Indonesia semakin baik lagi," pungkasnya. (ap)