Kejagung Ungkap Peran Dua Tersangka Baru dalam Kasus Korupsi di PT Pertamina Patra Niaga
Jakarta | Kamis, 27 Februari 2025
Kejagung menetapkan dua tersangka baru kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018–2023. (Pro medi
Jakarta | Kamis, 27 Februari 2025
Lokal
PIFAbiz - YouTuber Atta Halilintar akhirnya berhasil menamatkan pendidikan SMA setelah mengikuti pendidikan paket C. Ia mendapatkan ijazah SMA di usianya yang menginjak 29 tahun. Momen kelulusan suami Aurel Hermansyah tersebut diketahui dari unggahan di akun Instagram pribadinya. Dalam foto yang diunggah Atta terlihat berpose dengan mengenakan setelan jas lengkap dan menggenggam buket makanan ringan. "P INFO LOKER.... Akhirnya Wisuda LULUS Juga SMA," tulis Atta Halilintar di kolom caption. Atta mengaku tak malu lulus SMA di usia 29 tahun. Ia bahkan bangga bisa menyelesaikan pendidikan SMA-nya di saat sudah menikah dan punya anak. "Setelah punya 2 Anak dan melalui banyak proses hidup.. Ga ada kata terlambat.. ga ada kata gengsi.. Bagusya Lanjut kuliah ga ya? kuliah Jurusan apa??" katanya. Melalui unggahan itu juga, Atta Halilintar mengucapkan terima kasih pada gurunya. Sebab, guru tersebut sudah mendukung Atta untuk menyelesaikan pendidikannya. Diketahui, Atta sempat berhenti sekolah karena kondisi finansial keluarganya kurang baik sehingga dia membantu kedua orang tuanya untuk bekerja. Terlebih Atta memiliki 10 adik yang harus dibiayai kehidupannya. (ly)
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS - Dua wasit asal Indonesia, Thoriq Munir Alkatiri dan Bangbang Syamsudar, mendapatkan kepercayaan dari AFC untuk memimpin pertandingan di Piala Asia U-20 2025. Mereka bertugas sebagai wasit utama dan asisten wasit 1 dalam laga Grup A yang mempertemukan tuan rumah Tiongkok melawan Kirgistan di Boan Sports Centre Stadium, Shenzhen, pada Sabtu (15/2).Thoriq dan Bangbang saat ini berstatus sebagai FIFA Referee dan AFC Elite Referee.Dalam laga tersebut, Tiongkok menang 5-2 atas Kirgistan. Pertandingan berlangsung sengit dengan tensi tinggi, yang membuat Thoriq Alkatiri harus mengeluarkan 10 kartu kuning dan 2 kartu merah."Alhamdulillah saya dipercaya oleh AFC bersama 11 wasit lainnya dan 16 asisten wasit termasuk teman saya Bangbang Syamsudar. Sangat bangga dan senang dapat bertugas di ajang Piala Asia U-20 2025. Terimakasih untuk AFC dan PSSI atas kesempatan ini," ujar Thoriq Alkatiri."Kemarin saya bertugas di pertandingan Tiongkok versus Kirgistan dan bersyukur dapat menyelesaikan tugas dengan baik sesuai dengan Law of The Game. Saya berharap selain menambah pengalaman, menjadi wasit di Piala Asia U-20 2025 dapat menjadi jembatan untuk bertugas di ajang yang lebih tinggi," tambahnya.Saat ini, Thoriq dan Bangbang masih menunggu penugasan selanjutnya dari AFC. Mereka telah berada di Shenzhen sejak 7 Februari.Sebelumnya, kedua wasit ini juga pernah bertugas di ajang AFC Champions League 2 tahun lalu, saat Sydney FC (Australia) berhadapan dengan Eastern SC (Hongkong) di Stadion Jubilee, Sydney, pada 19 September 2024.
Nasional
Berita Nasional, PIFA - Setiap negara tentu memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda dalam mentransformasikan sistem energinya. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kunci pada S20 High Level Policy Webinar on Just Energy Transition mengungkapkan bahwa transisi energi bukan hanya tentang perubahan pemanfaatan dan penggunaan bahan bakar fosil ke energi terbarukan, namun juga menyangkut aspek yang sangat-sangat kompleks, mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi hingga aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, Kamis (17/03/2022). “Transisi energi akan mengubah banyak hal, perubahan pekerjaan, skenario pembangunan, orientasi bisnis dan lainnya. Karena itu, dibutuhkan strategi dan mekanisme yang tepat untuk mengidentifikasi tantangan saat ini dan tantangan di masa ke depan, agar transisi energi rendah karbon yang adil dan merata dapat terlaksana dengan baik,” ungkap Presiden dalam pidatonya secara virtual, mengutip rilis Humas Setkab RI. Presiden Jokowi memaparkan, ada tiga tantangan besar dalam transisi energi yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Ketiga tantangan itu diantaranya akses energi bersih, proses transisi membutuhkan dana yang sangat besar, dan dukungan riset-teknologi “Kita menghadapi kenyataan bahwa tidak semua warga dunia memiliki akses pada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern. Kita harus mendorong energi bersih untuk semua, terutama energi untuk elektrifikasi dan clean cooking. Leaving no one behind,” terangnya. “Transisi energi membutuhkan proyek-proyek baru, artinya juga dibutuhkan investasi yang baru. Karena itu, dibutuhkan eksplorasi mekanisme pembiayaan yang tepat agar tercipta keekonomian, harga yang kompetitif, dan tidak membebani masyarakat,” timpal Presiden. Jokowi menekankan bahwa dalam transisi energi diperlukan peran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan lebih kompetitif, sehingga bisa menurunkan biaya dan meningkatkan nilai tambah pada produk industri energi baru terbarukan. “Selain itu, diperlukan persiapan berbagai kompetensi dan keahlian dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, sehingga tersedia SDM (sumber daya manusia) yang unggul untuk mendukung transisi energi,” lanjutnya. Di balik semua tantangan-tantangan tersebut, Presiden Jokowi pun optimistis terdapat sejumlah peluang yang terbuka lebar. “Kemampuan kita mengatasi tantangan transisi energi akan membuka peluang baru dan lapangan kerja baru, peningkatan kebutuhan keahlian inovasi teknologi dan digitalisasi, terbukanya peluang ekonomi baru, ekonomi hijau untuk mempercepat pemulihan global,” pungkasnya. Presiden berharap G20 dapat menjembatani dan mendorong negara-negara berkembang dan maju pada keanggotaan G20 untuk mempercepat proses transisi energi, memperkuat sistem energi global yang adil dan berkelanjutan, dalam suatu kesepakatan global. Menurut Presiden, negara yang bebannya berat harus dibantu dan diberikan kemudahan. Sementara negara yang sudah siap bisa jalan terlebih dahulu, sambil membantu negara lain yang belum mampu. "Kita harus membangun lebih banyak kolaborasi untuk mempermudah akses layanan energi yang terjangkau, menciptakan inovasi teknologi dan terobosan pendanaan, merumuskan strategi yang konsisten dan berkelanjutan,” ujarnya. Presiden juga berharap penyelenggaraan diskusi kali ini dapat menghasilkan terobosan untuk mewujudkan ekosistem transisi energi yang berkeadilan. “Saya harapkan webinar ini akan menghasilkan gagasan-gagasan yang implementatif untuk mendorong tercapainya kesepakatan global yang kuat dan fokus, untuk mewujudkan ekosistem transisi energi yang berkeadilan,” tutup Beliau. (yd)