Keluarga Pasien Cabuli Tenaga Medis Saat Piket di RSUD Ketapang
Ketapang | Kamis, 8 Mei 2025
Pelaku pencabulan tenaga medis di RSUD Ketapang. (Dok. Istimewa)
Ketapang | Kamis, 8 Mei 2025
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Autism and Developmental Disorders mengungkapkan pentingnya aktivitas fisik bagi anak-anak, terutama dalam mengurangi kecemasan dan depresi.Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang aktif cenderung lebih mudah mengalami gangguan mental, dengan dampak yang lebih besar pada anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) dan ADHD.Anak-anak yang berolahraga secara rutin menunjukkan tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah. Di antara anak-anak autisme, 69% dari mereka yang tidak aktif menunjukkan kecemasan tinggi, sementara hanya 55% pada yang aktif setidaknya seminggu sekali. Tingkat depresi pun lebih tinggi pada anak yang tidak aktif, yakni 39%, dibandingkan dengan 23% pada mereka yang aktif 4–7 hari per minggu.Tren serupa ditemukan pada anak-anak ADHD, di mana 42% dari mereka yang tidak aktif melaporkan kecemasan, sedangkan 32% yang aktif lebih sering menunjukkan perasaan yang lebih baik. Anak-anak tanpa gangguan perkembangan juga menunjukkan penurunan signifikan dalam kecemasan ketika mereka aktif lebih sering.Temuan ini menggarisbawahi manfaat besar dari aktivitas fisik rutin, yang dapat membawa perubahan positif pada kesehatan mental anak, baik mereka memiliki gangguan perkembangan atau tidak.
Internasional
PIFA, Internasional - Indonesia berhasil memecahkan rekor dunia untuk pergelaran angklung terbesar dalam sejarah pergelarannya. Event yang diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (5/8/2023) ibu dicatat oleh Guinness World Records (GWR), diikuti oleh 15.110 peserta. “Saya dapat memastikan bahwa dengan 15.110 peserta Indonesia telah mencapai [pemecahan rekor],” kata penilai resmi GWR, Sonia Usirogochi. Sebagai informasi, rekor dunia untuk pergelaran angklung terbesar sebelumnya tercipta di Monumen Washington, Washington D.C., Amerika Serikat, pada 9 Juli 2011 Event ini melibatkan 5.182 peserta. “Seperti diketahui, rekor saat ini adalah 5.182 peserta. Selain itu, di Indonesia per bulan lalu, Indonesia sendiri memiliki 124 Guinness World Record. Jakarta punya 13 rekor,” tambah Sonia. Pada momen tersebut, Sonia memberikan sertifikat rekor dunia kepada Tri Suswati Tito Karnavian, yang merupakan Ketua Umum Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) sekaligus ketua panitia acara ini. Sertifikat berikutnya diserahkan kepada Ibu Negara, Iriana Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya, ribuan pemain angklung yang berpartisipasi dalam acara berjudul "The Largest Angklung Ensemble in the World" menyanyikan lagu nasional "Berkibarlah Benderaku" ciptaan Ibu Sud serta lagu internasional "Wind of Change" yang dikenal dari grup musik Scorpions. Para peserta ini dibimbing oleh Saung Angklung Udjo. Ibu Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Ma’ruf Amin terlihat juga bermain alat musik tradisional Jawa Barat tersebut. Selain itu, acara ini dihadiri oleh anggota OASE KIM, pegawai negeri sipil, anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) dari berbagai kementerian/lembaga, TNI-Polri, organisasi wanita, sekolah kedinasan, pelajar, dan lainnya. Dalam pidatonya sebelum acara dimulai, Tri Tito Karnavian selaku ketua panitia mengungkapkan bahwa usaha pemecahan rekor dunia ini merupakan penghormatan untuk peringatan HUT ke-78 kemerdekaan RI. “Kami bertekad ini menjadi persembahan hadiah ulang tahun ke-78 Republik Indonesia tahun 2023,” ujar Tri. Lebih lanjut, Tri menjelaskan bahwa kegiatan yang digagas oleh OASE KIM bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia yang diwakili melalui pertunjukan angklung terbesar di dunia. Upaya pemecahan rekor ini telah direncanakan sejak tahun sebelumnya, dan para peserta telah berlatih selama tiga bulan. “Kiranya, setelah upaya ini angklung akan terus bangkit, semakin dicintai semua generasi, dan menjadi bagian dari seni musik tidak hanya di daerah asalnya Jawa Barat dan negara Indonesia tapi bergaung di seluruh dunia,” tandasnya. Angklung, sebuah instrumen musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat, adalah kekayaan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya nonbenda sejak tahun 2010. Usaha pemecahan rekor ini diharapkan dapat memperkuat eksistensi angklung, meningkatkan rasa cinta terhadapnya di kalangan semua generasi, dan mengangkat namanya bukan hanya di Jawa Barat dan Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia. Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga turut hadir dalam acara pemecahan rekor ini.
Nasional
PIFA.CO.ID, NASIONAL - Sebanyak 117 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tiba di Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz, Madinah, Arab Saudi, ditolak masuk oleh aparat Imigrasi karena menggunakan visa kerja untuk tujuan ibadah haji secara non-prosedural. Mereka diduga nekat memanfaatkan visa kerja jenis amil untuk melaksanakan ibadah haji, yang bertentangan dengan aturan imigrasi Arab Saudi.Konsul Jenderal RI di Jeddah, Yusron B. Ambary, menjelaskan bahwa Tim Pelindungan Jamaah KJRI Jeddah menerima laporan pada 14 Mei 2025 mengenai sejumlah WNI yang tertahan oleh Imigrasi Arab Saudi. Rombongan tersebut tiba dalam dua gelombang, yaitu 49 orang pada 14 Mei dengan penerbangan Saudia SV827 dan 68 orang pada 15 Mei dengan penerbangan Saudia SV813.Kecurigaan petugas imigrasi muncul karena sebagian besar WNI yang menggunakan visa pekerja bangunan tersebut tampak berusia lanjut, yang tidak sesuai dengan jenis visa yang mereka miliki. Setelah pemeriksaan dan interogasi, beberapa dari mereka mengakui bahwa tujuan sebenarnya adalah untuk menunaikan ibadah haji.Seluruh 117 WNI akhirnya dipulangkan ke Indonesia pada 15 Mei 2025 melalui penerbangan Saudia SV3316 dengan transit di Jeddah. Kasus ini menjadi bagian dari fenomena lebih dari 300 WNI yang mencoba memasuki Arab Saudi menggunakan visa non-haji, seperti visa kerja dan visa ziarah, untuk berhaji secara ilegal.KJRI Jeddah mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak nekat menggunakan jalur non-prosedural dalam menunaikan ibadah haji demi menghindari risiko penolakan dan pemulangan paksa oleh pihak berwenang Arab Saudi. Aparat Arab Saudi juga semakin ketat dalam mendeteksi modus-modus penyamaran visa haji ilegal demi menjaga ketertiban dan aturan pelaksanaan ibadah haji yang sah.