Foto Ilustrasi: Freepik

Berita Internasional, PIFA - Pemerintah Indonesia melalui ementerian Luar Negeri mendorong sinergi diplomasi kopi berkelanjutan dan berdaya saing untuk meningkatkan ekspor di pasar global. Hal ini dibahas dalam Jaring Masukan “Commodities Update”: Sinergi Diplomasi Kopi Indonesia Berkelanjutan dan Berdaya Saing, yang digelar secara hybrid pada 21-22 Juni 2022 lalu.

Pertemuan yang digelar Kemlu itu membahas peluang dan tantangan terkini yang dihadapi ekspor komoditas kopi asal Indonesia.

"Kegiatan ini merupakan platform dialog terbuka antar pemangku kepentingan terkait, termasuk pembuat kebijakan, perwakilan RI di luar negeri, asosiasi, dan pelaku usaha. Kegiatan bertujuan untuk bertukar pikiran dan menciptakan pemahaman yang lebih baik mengenai potensi komoditas kopi asal Indonesia. Pertemuan juga membahas beragam ide dan gagasan untuk mendorong pengembangan pasar ekspor kopi Indonesia yang berkelanjutan dan berdaya saing di luar negeri," demikian dikutip PIFA dari pernyataan Kemlu RI di laman resminya, Kamis (23/6).

Dalam sambutan pembukanya, Direktur Perdagangan, Perindustrian, Komoditas dan Kekayaan Intelektual (PPKKI), Antonius Yudi Triantoro menyampaikan pelaksanaan kegiatan "Jaring Masukan" merupakan inisiatif Kementerian Luar Negeri untuk membawa Indonesia menjadi pemain utama dalam rantai perdagangan komoditas kopi dunia dan meningkatkan citra dan daya saing kopi Indonesia di pasar global.

Lebih lanjut, Keynote speech-nya, Dirjen Kerja Sama Multilateral, Duta Besar Tri Tharyat, menekankan pentingnya strategi dan arah kebijakan yang tepat, serta sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam pengembangan sektor kopi. Adapun langkah-langkah yang disarankan diantaranya terkait:

  • Pemanfaatan keanggotaan Indonesia di berbagai organisasi internasional terkait pengembangan ekspor kopi.
  • Peningkatan kemitraan antara industri, eksportir dan petani.
  • Peningkatan citra kopi Indonesia
  • Peningkatan sinergi market intelligence antara perwakilan RI di luar negeri dengan pemangku kepentingan terkait.

Di sesi pertama, perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Sustainable Coffee Platform for Indonesia, dan PMO Kopi Nusantara dari Kementerian BUMN telah membagikan perspektif mengenai tren pedagangan kopi di dunia saat ini serta upaya pemanfaatan peluang dan mengatasi tantangan sehingga komoditas kopi berkelanjutan asal Indonesia dapat bersaing di pasar tujuan ekspor.

Turut hadir Dubes LBBP RI untuk Swedia dan Latvia periode 2016-2020, Bagas Hapsoro beserta wakil dari Specialty Coffee Association of Indonesia, Ditjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham, ARISE+ Indonesia dan PT Sarinah pada sesi kedua yang menyampaikan insights mengenai potensi kopi specialty Indonesia yang berkelanjutan dan peran penting perlindungan indikasi geografis bagi pengembangan komoditas kopi asal Indonesia.

"Untuk promosi ciri khas kopinya, Indonesia dapat mengembangkan pemanfaatan indikasi geografis yang terbukti secara nyata dapat meningkatkan daya saing dan memberikan nilai tambah pada berbagai jenis komoditas," lanjut Kemlu RI.

Kegiatan Jaring Masukan ditutup oleh Sekretaris Ditjen IDP, Tika Wihanasari. Tika menekankan, dukungan seluruh stakeholders terkait untuk memajukan dan mengembangkan sektor kopi Indonesia sangatlah penting. Sinergi dan kerja sama jangka panjang antara pemerintah dan sektor swasta juga penting untuk diimplementasikan.

Kegiatan Jaring Masukan diikuti sekitar 180 peserta yang hadir secara virtual maupun fisik di Bali.

"Hasil diskusi dan masukan dalam kegiatan bermanfaat untuk menjadi bahan rujukan bagi pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan di sektor kopi Indonesia," tutup Kemlu. (yd)

Berita Internasional, PIFA - Pemerintah Indonesia melalui ementerian Luar Negeri mendorong sinergi diplomasi kopi berkelanjutan dan berdaya saing untuk meningkatkan ekspor di pasar global. Hal ini dibahas dalam Jaring Masukan “Commodities Update”: Sinergi Diplomasi Kopi Indonesia Berkelanjutan dan Berdaya Saing, yang digelar secara hybrid pada 21-22 Juni 2022 lalu.

Pertemuan yang digelar Kemlu itu membahas peluang dan tantangan terkini yang dihadapi ekspor komoditas kopi asal Indonesia.

"Kegiatan ini merupakan platform dialog terbuka antar pemangku kepentingan terkait, termasuk pembuat kebijakan, perwakilan RI di luar negeri, asosiasi, dan pelaku usaha. Kegiatan bertujuan untuk bertukar pikiran dan menciptakan pemahaman yang lebih baik mengenai potensi komoditas kopi asal Indonesia. Pertemuan juga membahas beragam ide dan gagasan untuk mendorong pengembangan pasar ekspor kopi Indonesia yang berkelanjutan dan berdaya saing di luar negeri," demikian dikutip PIFA dari pernyataan Kemlu RI di laman resminya, Kamis (23/6).

Dalam sambutan pembukanya, Direktur Perdagangan, Perindustrian, Komoditas dan Kekayaan Intelektual (PPKKI), Antonius Yudi Triantoro menyampaikan pelaksanaan kegiatan "Jaring Masukan" merupakan inisiatif Kementerian Luar Negeri untuk membawa Indonesia menjadi pemain utama dalam rantai perdagangan komoditas kopi dunia dan meningkatkan citra dan daya saing kopi Indonesia di pasar global.

Lebih lanjut, Keynote speech-nya, Dirjen Kerja Sama Multilateral, Duta Besar Tri Tharyat, menekankan pentingnya strategi dan arah kebijakan yang tepat, serta sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam pengembangan sektor kopi. Adapun langkah-langkah yang disarankan diantaranya terkait:

  • Pemanfaatan keanggotaan Indonesia di berbagai organisasi internasional terkait pengembangan ekspor kopi.
  • Peningkatan kemitraan antara industri, eksportir dan petani.
  • Peningkatan citra kopi Indonesia
  • Peningkatan sinergi market intelligence antara perwakilan RI di luar negeri dengan pemangku kepentingan terkait.

Di sesi pertama, perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Sustainable Coffee Platform for Indonesia, dan PMO Kopi Nusantara dari Kementerian BUMN telah membagikan perspektif mengenai tren pedagangan kopi di dunia saat ini serta upaya pemanfaatan peluang dan mengatasi tantangan sehingga komoditas kopi berkelanjutan asal Indonesia dapat bersaing di pasar tujuan ekspor.

Turut hadir Dubes LBBP RI untuk Swedia dan Latvia periode 2016-2020, Bagas Hapsoro beserta wakil dari Specialty Coffee Association of Indonesia, Ditjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham, ARISE+ Indonesia dan PT Sarinah pada sesi kedua yang menyampaikan insights mengenai potensi kopi specialty Indonesia yang berkelanjutan dan peran penting perlindungan indikasi geografis bagi pengembangan komoditas kopi asal Indonesia.

"Untuk promosi ciri khas kopinya, Indonesia dapat mengembangkan pemanfaatan indikasi geografis yang terbukti secara nyata dapat meningkatkan daya saing dan memberikan nilai tambah pada berbagai jenis komoditas," lanjut Kemlu RI.

Kegiatan Jaring Masukan ditutup oleh Sekretaris Ditjen IDP, Tika Wihanasari. Tika menekankan, dukungan seluruh stakeholders terkait untuk memajukan dan mengembangkan sektor kopi Indonesia sangatlah penting. Sinergi dan kerja sama jangka panjang antara pemerintah dan sektor swasta juga penting untuk diimplementasikan.

Kegiatan Jaring Masukan diikuti sekitar 180 peserta yang hadir secara virtual maupun fisik di Bali.

"Hasil diskusi dan masukan dalam kegiatan bermanfaat untuk menjadi bahan rujukan bagi pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan di sektor kopi Indonesia," tutup Kemlu. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar