Ketahui Bahaya Filler Payudara yang Sebabkan Seorang Wanita di Sleman Meninggal Dunia
Sleman | Jumat, 31 Mei 2024
PIFA, Lifestyle - Perempuan berinisial PK (27) mengalami kejang kemudian meninggal dunia usai disuntik filler di payudaranya, pada Sabtu (25/5/2024). Korban diduga menjadi korban malapraktik salon kecantikan yang berada Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.
Filler payudara adalah proses pengisian payudara dengan zat tertentu agar payudara membesar atau memiliki bentuk tertentu. Filler sendiri memang kerap dijadikan jalan pintas untuk memiliki bentuk payudara atau bokong sesuai bentuk yang diinginkan. Akan tetapi, banyak yang tidak mengetahui tentang soal risiko komplikasi yang mengintai prosedur satu ini.
Melansir dari suara.com, Dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin dari Universitas Indonesia, Arini Astasari Widodo mengatakan secara medis payudara merupakan salah satu area filler yang tidak disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Filler payudara tidak disarankan untuk dilakukan.
Penyuntikan akan semakin tidak aman apabila memilih bahan filler yang tidak dapat dihilangkan dari tubuh secara alami. Contohnya, penyuntikan dengan bahan silicon.
“untuk menambah volume payudara sebaiknya berkonsultasi dengan dokter bedah plastik yang kompeten untuk opsi-opsi lain seperti fat transfer atau implant payudara," katanya, dikutip PIFA, pada Jumat (31/5/2024).
Filler biasanya dilakukan untuk memberikan volume atau memperbaiki tampilan wajah yang mengalami penuaan atau membuat wajah tampak lebih menarik. Pada filler payudara, biasanya dilakukan penyuntikan bahan filler ke dalam payudara dengan tujuan menambah volume payudara.
Arini menjelaskan, penyuntikan filler pada payudara berisiko mengingat area ini memiliki berbagai komponen yang tidak cocok dengan suntik filler. Misalnya duktus kelenjar susu dan pembuluh darah.
Filler yang masuk ke dalam duktus kelenjar susu dapat menyebabkan infeksi, sementara filler yang masuk ke pembuluh darah di payudara dapat menyebabkan kematian jaringan setempat yang dapat membuat daerah tersebut menjadi luka, ulkus dan berbagai masalah lainnya.
"Filler pada payudara juga secara umum menggunakan volume besar yang juga menjadi risiko tersendiri," kata dia.
Meskipun tidak disarankan untuk dilakukan, Arini tak memungkiri masih banyak orang yang memilih filler payudara untuk memperbesar volume dada mereka. Laporan kasus komplikasi akibat filler ini pun banyak ditemukan.
Arini menyebut, efek samping dari filler ini juga beragam, ada yang temporer dan permanen. Kejadian yang paling sering adalah pembuluh darah yang tersumbat sebab filler dapat membuat jaringan sekitar pembuluh darah mati karena tidak mendapatkan suplai darah.
Risiko-risiko lain yang juga sering terjadi adalah memar, nyeri, bengkak, reaksi alergi, infeksi, benjolan akibat reaksi berlebihan, dan migrasi atau filler berpindah tempat (bergeser).
"Hal yang paling serius yang dapat terjadi adalah kematian jaringan hingga menyebabkan pembusukan, stroke, dan kematian," kata dia. (ly)