PSSI PSSI menjalin kerja sama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) serta 12 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). (Dok. PSSI)

PIFA, Sports - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan olahraga, khususnya sepak bola, sebagai kunci untuk mengatasi ketertinggalan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia.

Dalam upaya untuk mencapai hal tersebut, PSSI telah menjalin kerja sama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) serta 12 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), termasuk Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Padang, dan Universitas Negeri Semarang yang memiliki FIK.

“Saya amati, salah satu kunci suatu negara yang sepak bolanya maju terdapat pada kemampuan manajerialnya. Selain itu sepakbola saat ini benar-benar memanfaatkan science dan teknologi. Atas dasar itulah, saya antusias menyambut kerjasama dengan UNESA dan LPTK lain karena jika ingin melihat progres yang signifikan dari sepakbola Indonesia, kita butuh basis sport science yang domainnya ada di perguruan tinggi," ucap Erick Thohir, dikutip PIFA dari laman resmi PSSI, Jumat, (8/9).

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini merupakan langkah konkret dalam membangun sinergi antara PSSI dan dunia pendidikan tinggi dalam mengembangkan sepak bola Indonesia. Erick Thohir juga mengadakan sesi tanya jawab terbuka untuk mencari solusi bersama dalam mengatasi tantangan yang dihadapi sepakbola Indonesia.

Menyuarakan pentingnya manajemen yang baik dalam sepak bola, Erick Thohir menekankan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam perkembangan olahraga saat ini. Oleh karena itu, kerja sama dengan UNESA dan LPTK lainnya, yang memiliki basis ilmu olahraga, dianggap sebagai langkah yang tepat untuk memanfaatkan pengetahuan di bidang ilmu olahraga, terutama dalam aplikasi ilmu olahraga yang berdampak positif pada perkembangan sepak bola di Indonesia.

Erick Thohir juga menekankan bahwa PSSI akan menjadi lembaga yang mengaplikasikan ilmu-ilmu olahraga dari perguruan tinggi, serta memberikan sertifikasi kepada individu yang terlibat, seperti pelatih dan wasit, untuk menciptakan sinergi yang saling menguntungkan dan memberikan manfaat bagi perkembangan sepakbola Indonesia.

Selain itu, Erick Thohir juga mengajak mahasiswa untuk berpikir kreatif dan adaptif menghadapi tantangan masa depan di tengah globalisasi dan kemajuan teknologi. Ia menekankan bahwa PSSI bukanlah sebuah entitas yang bekerja sendirian, tetapi tetap membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa yang dapat berperan sebagai wasit, pelatih, ahli gizi, atau berkontribusi dalam memajukan industri olahraga, asalkan sesuai dengan standar yang ditentukan. (hs)

PIFA, Sports - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan olahraga, khususnya sepak bola, sebagai kunci untuk mengatasi ketertinggalan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia.

Dalam upaya untuk mencapai hal tersebut, PSSI telah menjalin kerja sama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) serta 12 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), termasuk Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Padang, dan Universitas Negeri Semarang yang memiliki FIK.

“Saya amati, salah satu kunci suatu negara yang sepak bolanya maju terdapat pada kemampuan manajerialnya. Selain itu sepakbola saat ini benar-benar memanfaatkan science dan teknologi. Atas dasar itulah, saya antusias menyambut kerjasama dengan UNESA dan LPTK lain karena jika ingin melihat progres yang signifikan dari sepakbola Indonesia, kita butuh basis sport science yang domainnya ada di perguruan tinggi," ucap Erick Thohir, dikutip PIFA dari laman resmi PSSI, Jumat, (8/9).

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini merupakan langkah konkret dalam membangun sinergi antara PSSI dan dunia pendidikan tinggi dalam mengembangkan sepak bola Indonesia. Erick Thohir juga mengadakan sesi tanya jawab terbuka untuk mencari solusi bersama dalam mengatasi tantangan yang dihadapi sepakbola Indonesia.

Menyuarakan pentingnya manajemen yang baik dalam sepak bola, Erick Thohir menekankan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam perkembangan olahraga saat ini. Oleh karena itu, kerja sama dengan UNESA dan LPTK lainnya, yang memiliki basis ilmu olahraga, dianggap sebagai langkah yang tepat untuk memanfaatkan pengetahuan di bidang ilmu olahraga, terutama dalam aplikasi ilmu olahraga yang berdampak positif pada perkembangan sepak bola di Indonesia.

Erick Thohir juga menekankan bahwa PSSI akan menjadi lembaga yang mengaplikasikan ilmu-ilmu olahraga dari perguruan tinggi, serta memberikan sertifikasi kepada individu yang terlibat, seperti pelatih dan wasit, untuk menciptakan sinergi yang saling menguntungkan dan memberikan manfaat bagi perkembangan sepakbola Indonesia.

Selain itu, Erick Thohir juga mengajak mahasiswa untuk berpikir kreatif dan adaptif menghadapi tantangan masa depan di tengah globalisasi dan kemajuan teknologi. Ia menekankan bahwa PSSI bukanlah sebuah entitas yang bekerja sendirian, tetapi tetap membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa yang dapat berperan sebagai wasit, pelatih, ahli gizi, atau berkontribusi dalam memajukan industri olahraga, asalkan sesuai dengan standar yang ditentukan. (hs)

0

0

You can share on :

0 Komentar