Komedian Nurul Qomar Meninggal Dunia, Dimakamkan Hari Ini di TPU Carang Pulang
Indonesia | Kamis, 9 Januari 2025
Komedian Indonesia, Nurul Qomar meninggal dunia. (Dok. Istimewa)
Indonesia | Kamis, 9 Januari 2025
Pifabiz
PIFAbiz - Pevita Pearce, aktris ternama Indonesia, telah berhasil membuat netizen Indonesia iri setelah mendapatkan undangan langka untuk menghadiri premiere film Mission: Impossible 7 Dead Reckoning Part 1 secara langsung di Korea Selatan. Acara tersebut menjadi momen istimewa bagi Pevita, karena dia tidak hanya bisa bertemu dengan bintang utama, Tom Cruise, tetapi juga berinteraksi dengan aktris dan influencer terkenal dari Hollywood maupun Asia. Pada acara tersebut, Pevita memancarkan kebanggaan dan kebahagiaan yang luar biasa. Ia berbagi momen spesial dengan Tom Cruise dan berfoto bersama sang megabintang. Foto-foto tersebut kemudian diunggah di akun media sosial Pevita, memicu kekaguman dan kecemburuan dari netizen Indonesia. Kehadiran Pevita Pearce dalam acara bergengsi tersebut menunjukkan pengakuan atas bakat dan prestasinya di dunia hiburan. Tidak hanya sebagai seorang aktris yang sukses di Indonesia, Pevita juga memperoleh apresiasi internasional dengan undangan eksklusif seperti ini. Tidak hanya bertemu dengan Tom Cruise, Pevita juga berkesempatan berinteraksi dengan aktris dan influencer ternama dari Hollywood maupun Asia. Hal ini menunjukkan posisinya sebagai sosok yang diakui dan dihormati oleh rekan-rekan seprofesi di kancah internasional. Pevita sendiri mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kesempatan yang diberikan kepadanya. Ia berjanji akan terus menghadirkan karya-karya terbaiknya dan mewakili Indonesia dengan bangga di panggung internasional. Keikutsertaan Pevita Pearce dalam premiere Mission: Impossible 7 Dead Reckoning Part 1 tidak hanya membanggakan dirinya sendiri, tetapi juga memberikan inspirasi kepada para penggemar dan rekan-rekan seprofesi di Indonesia. Ia membuktikan bahwa dengan dedikasi, kerja keras, dan bakat yang dimiliki, impian untuk meraih kesuksesan di dunia hiburan internasional dapat terwujud. (hs)
Politik
PIFA.CO.ID, POLITIK - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa dirinya sempat mendapatkan ancaman akan ditersangkakan dan ditangkap jika PDI Perjuangan tetap memecat Presiden Joko Widodo (Jokowi).Dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Jumat (tanggal tidak disebutkan), Hasto membacakan nota keberatan atau eksepsi yang berisi pengakuan bahwa ada pihak yang mengaku sebagai utusan pejabat negara mendesaknya untuk mundur dan melarang pemecatan Jokowi. Jika hal tersebut tetap dilakukan, Hasto mengklaim dirinya akan dijadikan tersangka dan ditangkap.“Tekanan tersebut terjadi terutama pada tanggal 4—15 Desember 2024, menjelang pemecatan Jokowi oleh DPP PDI Perjuangan setelah mendapat laporan dari Badan Kehormatan Partai,” ujar Hasto.Akhirnya, pada 24 Desember 2024, tepat satu minggu setelah pemecatan Jokowi dari keanggotaan PDI Perjuangan, Hasto resmi ditetapkan sebagai tersangka. Menurutnya, penetapan status hukum tersebut bertepatan dengan malam Natal, saat ia tengah merencanakan ibadah Misa Natal setelah hampir lima tahun tidak dapat merayakan Natal bersama keluarga secara lengkap.Tekanan Politik terhadap PartaiHasto menilai bahwa tekanan serupa juga dialami oleh partai politik lain, di mana hukum dijadikan sebagai instrumen untuk menekan dan mengganti pimpinan partai. Ia juga menyoroti adanya berbagai aksi tekanan terhadap dirinya dan PDI Perjuangan, termasuk demonstrasi oleh kelompok tidak dikenal, pemasangan spanduk yang menyerang partai, serta rekayasa gugatan untuk menggugat keabsahan kepemimpinan partai.“Bahkan, operasi politik terhadap saya sampai harus menggunakan lembaga survei untuk menggiring opini publik,” tambahnya.Kasus Dugaan Perintangan PenyidikanDalam perkara yang menjeratnya, Hasto didakwa menghalangi penyidikan kasus korupsi yang menyeret Harun Masiku dalam rentang waktu 2019—2024. Ia disebut memerintahkan Harun melalui penjaga Rumah Aspirasi, Nur Hasan, untuk merendam telepon genggam Harun ke dalam air setelah operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2017—2022, Wahyu Setiawan.Tak hanya itu, Hasto juga disebut meminta ajudannya, Kusnadi, untuk menenggelamkan telepon genggam guna mengantisipasi upaya penyitaan oleh penyidik KPK.Selain dugaan perintangan penyidikan, Hasto juga didakwa bersama beberapa pihak, termasuk advokat Donny Tri Istiqomah, mantan terpidana Saeful Bahri, dan Harun Masiku, memberikan suap senilai 57.350 dolar Singapura atau sekitar Rp600 juta kepada Wahyu Setiawan pada periode 2019—2020. Suap tersebut diduga bertujuan agar Wahyu mengupayakan KPU menyetujui pergantian antarwaktu (PAW) anggota legislatif terpilih dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I, yakni dari Riezky Aprilia kepada Harun Masiku.Dengan dakwaan tersebut, Hasto terancam dijerat Pasal 21 dan Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, serta pasal-pasal terkait dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Internasional
PIFA, Internasional - Pentingnya perdamaian dan stabilitas kawasan dalam hubungan kerja sama antara negara anggota ASEAN dan negara mitra telah diakui sebagai aspek yang sangat penting. Oleh karena itu, salah satu isu prioritas dari Keketuaan Indonesia tahun 2023 adalah untuk memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, menyatakan bahwa isu tersebut juga menjadi fokus pembahasan Menteri Luar Negeri pada saat briefing triwulan pertama Keketuaan ASEAN pada awal April 2023. Beberapa isu yang akan dibahas dalam KTT ke-42 ASEAN adalah penguatan institusi ASEAN, penyusunan Visi ASEAN Pasca 2025, pemulihan ekonomi pasca pandemi, penguatan arsitektur kesehatan di kawasan, serta isu penting lainnya di kawasan seperti implementasi 5PC di Myanmar dan perkembangan lainnya di luar kawasan. Inisiatif Indonesia untuk memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN telah dimulai sejak 2022 dengan disahkannya Rekomendasi High Level Task-Force on ASEAN Community's Post-2025 Vision (HLTF-ACV). Hal ini bertujuan agar ASEAN dapat bekerja lebih efektif untuk mengatasi tantangan dalam 20 tahun ke depan. Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam briefing triwulan pertama Keketuaan ASEAN pada awal April 2023 juga menegaskan pentingnya memperkuat kapasitas ASEAN agar dapat bekerja lebih efektif dalam mengatasi tantangan masa depan. Dokumen ASEAN Leaders Statement on the Strengthening of ASEAN's Capacity and Institutional Effectiveness masih dalam tahap persiapan dan diharapkan dapat disahkan pada KTT ASEAN ke-42 mendatang. Disahkannya Statement tersebut akan memperkuat mandat para Menteri Luar Negeri ASEAN untuk menindaklanjuti rekomendasi yang disiapkan oleh HLTF. Pada KTT ke-42 ASEAN yang akan dilaksanakan pada 9-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, para Pemimpin ASEAN akan membahas sejumlah isu penting untuk memperkuat ketahanan ekonomi ASEAN dan mendorong kawasan ASEAN yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan. Hal ini sejalan dengan tema yang diusung dalam Keketuaan Indonesia ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.