Foto Ilustrasi: Freepik/svf74

Foto Ilustrasi: Freepik/svf74

Berandascoped-by-BerandaNasionalscoped-by-NasionalKomisi III DPR RI Akan Gelar Rapat Bahas Peluang Pemanfaatan Ganja untuk Medis

Komisi III DPR RI Akan Gelar Rapat Bahas Peluang Pemanfaatan Ganja untuk Medis

Jakarta | Kamis, 30 Juni 2022

Berita Nasional, PIFA - Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil mengungkapkan Komisi III berencana akan menggelar rapat untuk membahas peluang pemanfaatan ganja secara terbatas untuk kebutuhan kesehatan.

Nasir mengatakan dalam rapat dengar agenda, komisisnya akan mengundang para pakar ilmu pengetahuan dan pakar medis dalam rapat dengar pendapat agenda menyerap masukan secara lebih mendalam berkaitan peluang pemanfaatan ganja medis. Bahkan, ungkap Nasir, ia mendengar dari Pimpinan Komisi III DPR RI bahwa Kamis besok (30/6/2022) akan juga hadir Santi Warastuti, ibu dari Fika yang mengalami penyakit Cerebral Palsy (CP) yang beberapa lalu viral di sosial media saat Car Free Day (CFD) di Jakarta, karena membutuhkan ganja untuk kebutuhan medis.

“Jadi sementara itu informasi yang bisa saya sampaikan terkait dengan pernyataan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad bahwa Beliau berkomunikasi dengan Komisi III DPR RI. Rencananya besok Kamis, Komisi III akan mengundang orang yang punya kompetensi untuk menyampaikan masukan dan pendapat. Bukan hanya bicara soal kesehatan tapi juga soal pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Mudah-mudahan saja besok keinginan kami itu bisa terwujud,” ujar Nasir saat diwawancarai Parlementaria di Ruang Rapat Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (29/6/2022) kemarin, demikian dikutip dari laman DPR RI.

Politisi Fraksi PKS ini menegaskan akan secara penuh kehati-hatian dalam menyikapi isu atau aspirasi peluang pemanfaatan ganja secara terbatas untuk kepentingan kesehatan. Mengingat Undang-Undang Narkotika yang ada memberikan peluang pemanfaatan meskipun dalam jumlah terbatas. Nasir mengungkapkan sebagaimana Pasal 8 UU Nomor 35 Tahun 2009 disebutkan dalam jumlah terbatas, narkotika golongan I dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan juga untuk hal-hal yang sifatnya berkenaan dengan moratorium namun harus sepertujuan Kementerian terkait dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan.

“Meski di Pasal 7 UU Nomor 35 Tahun 2009 disebutkan bahwa narkotika golongan I dilarang untuk pelayanan kesehatan. Di satu sisi memang ada pelarangan, tetapi di satu sisi lain juga ada peluang untuk meneliti. Tentu saja, ini harus ada penelitian sehingga kemudian kita harus hati-hati. Sebab nantinya barangkali ada juga pendapat bahwa penyakit itu bisa disembuhkan tanpa harus menggunakan ekstrak ganja dan lain sebagainya. Nah karena itu memang harus hati-hatilah intinya supaya kita tidak lose control dalam menyikapi isu ini,” tegas Nasir.

Nasir mengingatkan, Pemerintah harus mempersiapkan sesuatu untuk mengurangi resiko yang akan berdampak buruk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama menjaga generasi muda. Dengan adanya isu ini, tutur Nasir, besar kemungkinan Pemerintah dan Komisi III DPR RI akan mencari alternatif dalam revisi UU Narkotika. Terlebih, sambung Nasir, Wakil Presiden Ma’ruf Amin telah meminta  Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan fatwa.

“Saya pikir bukan hanya MUI yang diminta untuk merespon soal ini namun juga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diharapkan juga dapat membantu negara untuk melakukan penelitian tanaman ganja untuk medis, bahkan sejumlah perguruan tinggi juga sudah ada penelitian terkait peluang pemanfaatan terbatas tanaman ganja untuk medis ini. Seluruh elemen diharapkan menyikapi peluang pemanfaatan ganja untuk medis ini secara wajar dan jangan sampai kemudian menjadi blunder bagi Indonesia,” pungkas Nasir.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menerima aspirasi dari Santi Warastuti, ibu dari Fika yang mengalami penyakit Cerebral Palsy (CP) yang beberapa lalu viral di sosial media saat Car Free Day (CFD) di Jakarta, karena membutuhkan ganja untuk kebutuhan medis. Kedatangan ibu tersebut ditemani oleh Singgih, seorang pengacara yang melakukan Judicial Review (JR) ke Mahkamah Konstitusi (MK) agar ganja untuk kebutuhan medis diakomodir dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Pasca menerima aspirasi tersebut, Sufmi Dasco menegaskan pihaknya akan mendorong adanya Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III yang saat ini sedang membahas Revisi UU Narkotika. Salah satunya adalah mendorong adanya legalisasi ganja hanya untuk kebutuhan medis. “Kalau kita sempat minggu ini atau kalau tidak sebelum masuk masa reses untuk RDP,” ujar Dasco kepada awak media usai audiensi beberapa waktu lalu.

Rekomendasi

Foto: Lagu “Aku Dah Lupa” yang Viral di Medsos Ternyata Karya Musisi Asal Singkawang | Pifa Net

Lagu “Aku Dah Lupa” yang Viral di Medsos Ternyata Karya Musisi Asal Singkawang

Indonesia
| Senin, 10 Maret 2025
Foto: Trump Bujuk Putin dan Zelensky untuk Rujuk, Dorong Gencatan Senjata    | Pifa Net

Trump Bujuk Putin dan Zelensky untuk Rujuk, Dorong Gencatan Senjata

Amerika Serikat
| Minggu, 23 Februari 2025
Foto: Nekat Gunakan Visa Kerja untuk Haji, 117 WNI Ditolak Masuk dan Dipulangkan dari Arab Saudi | Pifa Net

Nekat Gunakan Visa Kerja untuk Haji, 117 WNI Ditolak Masuk dan Dipulangkan dari Arab Saudi

Arab Saudi
| Senin, 19 Mei 2025
Foto: Indonesia Kutuk Penembakan Delegasi Diplomatik di Jenin oleh Pasukan Israel | Pifa Net

Indonesia Kutuk Penembakan Delegasi Diplomatik di Jenin oleh Pasukan Israel

Indonesia
| Jumat, 23 Mei 2025
Foto: KPK Tetapkan Satu Tersangka Kasus Dugaan Gratifikasi Pengadaan di MPR RI, Kerugian Capai Rp17 Miliar | Pifa Net

KPK Tetapkan Satu Tersangka Kasus Dugaan Gratifikasi Pengadaan di MPR RI, Kerugian Capai Rp17 Miliar

Nasional
| Selasa, 24 Juni 2025
Foto: 154 Sekolah di Kalbar Telah Nikmati Program Makan Bergizi Gratis | Pifa Net

154 Sekolah di Kalbar Telah Nikmati Program Makan Bergizi Gratis

Pontianak
| Selasa, 18 Februari 2025
Foto: Rajin Servis di Bengkel Resmi Yamaha, Beragam Keuntungan Ini Bisa Didapat Konsumen | Pifa Net

Rajin Servis di Bengkel Resmi Yamaha, Beragam Keuntungan Ini Bisa Didapat Konsumen

Nasional
| Sabtu, 7 Juni 2025
Foto: Pacar Sendiri jadi Mucikari, Polisi Tangkap 2 Pelaku Prostitusi Anak di Ketapang | Pifa Net

Pacar Sendiri jadi Mucikari, Polisi Tangkap 2 Pelaku Prostitusi Anak di Ketapang

Ketapang
| Sabtu, 8 Februari 2025
Foto: Indonesia vs Brunei di Piala AFF U-23 2025, Garuda Muda Siap Tempur di Laga Perdana | Pifa Net

Indonesia vs Brunei di Piala AFF U-23 2025, Garuda Muda Siap Tempur di Laga Perdana

Sports
| Selasa, 15 Juli 2025
Foto: 87 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Dibatalkan Akibat Erupsi Gunung Lewotobi | Pifa Net

87 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Dibatalkan Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Nasional
| Rabu, 18 Juni 2025

Berita Terkait

Lifestyle

Foto: Kreasi Wastra Kalbar Karya Desainer Muda Pukau Pengunjung Sarinah Jakarta | Pifa Net

Kreasi Wastra Kalbar Karya Desainer Muda Pukau Pengunjung Sarinah Jakarta

PIFA, Lifestyle - Fashion show busana berbahan wastra khas Kalimantan Barat (Kalbar) hasil karya para desainer muda sukses memukau pengunjung Sarinah, Jakarta, pada Minggu (3/11/24). Peragaan busana tersebut merupakan bagian dari rangkaian Xplore Kalimantan Fair 2024, yang bertujuan memperkenalkan ragam budaya dan produk lokal Kalimantan kepada masyarakat luas.Sebanyak 12 koleksi busana yang dipamerkan dari 6 desainer muda asal Kalbar. Salah satu desainer muda asal Kalbar yang terlibat dalam acara ini adalah Josephine Maura Augustine Treescova. Josephine mengatakan busana karyanya itu mengangkat tema “Independen Women” yang menceritakan tentang wanita pekerja karir di ibukota. “Aku ingin menampilkan busana yang sederhana tetapi tetap menarik perhatian. Dengan nuansa etnik Dayak, aku menambahkan sentuhan tenun sidan dari Kapuas Hulu dan payet khas Dayak,” ujar Josephine.Lebih kanjut, kata Josephine, penambahan aksen dayak dalam karyanya itu, karena dirinya orang asli dayak. Ia ingin memperkenalkan tentu khas dayak lewat karyanya. “Aku ingin mengenalkan ke orang biar mereka kenal apa aja kain yang ada di suku dayak. Soalnya orang-orang cuman taunya kain kebat, jarang yang tau ada kain sidan juga,” ungkapnya.Koleksi busana ini sekaligus merupakan bagian dari tugas akhir Josephine di Lasalle College, yang telah ia persiapkan selama empat bulan.Koordinator acara, Uke, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Kalbar, khususnya Dekranasda Kalbar, atas dukungan dalam Xplore Kalimantan Fair 2024. “Fashion show ini bukan hanya mengangkat kain khas Kalbar yang dimodifikasi menjadi lebih modern, tetapi juga memperkenalkan desainer lokal berbakat. Semangat para desainer muda ini, dalam mengangkat produk lokal dan kecintaan terhadap budaya, sangat membanggakan,” tutur Uke.Menurut Uke, saat ini ketertarikan anak muda untuk mengangkat lokal produk, dan budaya lokal perlahan mulai tumbuh. Seperti beberapa desainer muda binaan Dekranasda Kalbar dengan mengangkat wastra lokal justru mereka tampil beda menjadi sesuatu yang menarik.Ia berharap acara ini mampu menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan wastra nusantara. "Wastra lokal itu tidak hanya cocok untuk acara resmi atau ke kantor, tapi juga bisa digunakan untuk acara santai seperti hangout," tambahnya.Uke jug berharap pemerintah terus mendorong dan mempromosikan penggunaan kain tradisional, termasuk dalam kegiatan sehari-hari. “Harapannya, perhatian pemerintah ini tidak hanya terbatas pada event seperti ini, tetapi juga diimplementasikan secara berkelanjutan, misalnya dengan menggalakkan penggunaan kain tenun lokal setiap hari Jumat," ujarnya.Acara fashion show ini sekaligus menjadi bukti bahwa produk budaya lokal bisa dikemas secara modern tanpa meninggalkan identitas aslinya, dan Kalbar memiliki potensi besar untuk dikenal lebih luas melalui industri kreatif yang melestarikan tradisi wastra daerah.

Jakarta
| Senin, 4 November 2024

Lokal

Foto: Kritik Keras untuk Janji Ria Norsan Gratiskan Sekolah Swasta | Pifa Net

Kritik Keras untuk Janji Ria Norsan Gratiskan Sekolah Swasta

PIFA, Lokal – Janji calon gubernur (cagub) Kalimantan Barat (Kalbar), Ria Norsan, untuk menggratiskan pendidikan bagi seluruh pelajar SMA/SMK dan SLB swasta di provinsi ini mendapatkan kritik tajam. Husni, Koordinator Relawan Satu Barisan, menilai pernyataan tersebut hanya sebagai janji manis tanpa dasar yang jelas, bertujuan menarik simpati masyarakat.“Cagub nomor 2 menebar janji soal pendidikan yang terlalu muluk, dan tak masuk akal. Masyarakat tentu sudah cerdas, bagaimana mungkin sekolah swasta bisa digratiskan,” ungkap Husni saat menanggapi pernyataan Norsan yang disampaikan dalam debat publik pertama pada Rabu (23/10).Husni berpendapat, janji menggratiskan sekolah swasta adalah program yang tidak berdasarkan kajian mendalam. Menurutnya, program sekolah gratis yang sudah ada sejak tahun ajaran 2019 oleh Gubernur Kalbar Sutarmidji hanya mencakup SMA/SMK dan SLB negeri. Para pelajar yang sekolah di bawah kewenangan pemerintah provinsi menerima beasiswa sebesar Rp100 ribu per bulan untuk pelajar SMA/SMK dan Rp200 ribu untuk pelajar SLB.Program tersebut telah memberikan bantuan kepada 163.715 pelajar di Kalbar, dengan anggaran tahunan mencapai lebih dari Rp190 miliar. Sementara itu, jumlah pelajar di sekolah swasta tercatat sekitar 48.739 orang.“Beasiswa itu diberikan agar pelajar sekolah negeri tidak perlu lagi membayar SPP, dan nilai SPP sekolah negeri itu seragam. Bagaimana jika diterapkan ke sekolah swasta dengan biaya SPP yang bervariasi?” tanya Husni, yang juga merupakan mahasiswa IAIN Pontianak.Husni menambahkan bahwa pelajar di sekolah swasta biasanya berasal dari keluarga mampu, yang memilih sekolah tersebut berdasarkan kualitas pendidikan dan fasilitas yang ditawarkan. Ia khawatir bahwa jika sekolah swasta digratiskan, akan muncul masalah baru, seperti banyaknya orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.“Membebaskan biaya pendidikan di sekolah swasta justru akan menciptakan masalah baru dan berpotensi melanggar aturan pembiayaan,” jelas Husni, mantan Sekjen Asosiasi Mahasiswa Dakwah Kalimantan Raya.Di sisi lain, Husni juga menolak klaim Norsan yang menyebut program sekolah gratis era Sutarmidji merupakan kelanjutan dari program gubernur sebelumnya, Cornelis. “Program itu baru dimulai pada tahun ajaran 2019. Pak Sutarmidji telah melakukan efisiensi anggaran untuk program tersebut,” tegasnya.Ria Norsan, dalam pernyataannya di debat publik, menyatakan bahwa program sekolah gratis bagi sekitar 170 ribu pelajar negeri masih belum cukup adil dan perlu diperluas hingga mencakup sekolah swasta. “Kami akan berupaya memberikan pendidikan gratis juga kepada 40 ribu pelajar sekolah swasta,” ujarnya.Dengan latar belakang tersebut, perdebatan mengenai janji pendidikan Ria Norsan menjadi sorotan di kalangan masyarakat Kalbar, menuntut kejelasan dan realistis dalam rencana yang ditawarkan kepada publik.

Kalbar
| Senin, 28 Oktober 2024

Nasional

Foto: Bantah Tangkap Irjen Ferdy Sambo, Polri: Ditempatkan Khusus karena Langgar Kode Etik | Pifa Net

Bantah Tangkap Irjen Ferdy Sambo, Polri: Ditempatkan Khusus karena Langgar Kode Etik

Berita Nasional, PIFA – Polri membantah telah menangkap mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang terkait dengan kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Bantahan tersebut disampaikan langsung oleh Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Mabes Polri.  Polri meluruskan bahwa pihaknya tak menangkap Irjen Sambo, namun hanya ditempatkan khusus lantaran diduga telah melakukan pelanggaran kode etik terkait masalah ketidakprofesionalan dalam olah TKP kasus Brigadir J. Karena itu, Irjen Sambo pun dibawa ke Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok. “Iya betul, jadi tidak ada itu (penangkapan). Irjen FS diduga melakukan pelanggaran terkait menyangkut masalah ketidakprofesionalan di dalam olah TKP. Oleh karenanya, pada malam hari ini yang bersangkutan langsung ditempatkan di tempat khusus yaitu di Korps Brimob Polri,” terang Irjen Dedi di Jakarta, Sabtu (6/8/2022) malam, mengutip Detikcom. Menurut Irjen Dedi, salah satu ketidakprofesionalannya adalah masalah CCTV yang disorot oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. “(Ketidakprofesionalan) dalam pelaksanaan olah TKP seperti Pak Kapolri sampaikan, terjadi misalnya pengambilan CCTV dan lain sebagainya,” ungkap Irjen Dedi.  Lebih lanjut, Kadiv Humas Polri pun meminta publik agar menanti hasil pemeriksaan lengkap tim khusus (timsus). Dia mengatakan Polri berjanji akan memaparkan hasil pemeriksaan secara transparan. “Ini nanti, rekan-rekan saya tidak mau menyampaikan terlalu terburu-buru, saya menunggu betul-betul kerja timsus selesai semuanya. Kalau selesai semuanya baru bisa dijelaskan secara komprehensif,” tutupnya. (yd) 

Jakarta
| Minggu, 7 Agustus 2022
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5