Korban Serangan Israel di Lebanon Bertambah, Ketegangan di Perbatasan Meningkat
Indonesia | Kamis, 30 Januari 2025
Perbatasan Lebanon di serang Israel, korban terus bertambah. (ANTARA)
Indonesia | Kamis, 30 Januari 2025
Lokal
PIFA, Lokal - Satreskrim Reserse Polresta Pontianak menangkap 12 anak bawah umur yang hendak tawuran dengan senjata tajam serta perang sarung, Minggu (17/3/2024) dini hari. Enam di antaranya pelaku yang terlibat penyerangan dengan senjata tajam di warung kopi kawasan Tanjung Hulu, Pontianak Timur pada Jumat (15/3/2024) malam. Para bocah ini diamankan di wilayah hukum Polsek Pontianak Kota dan Polsek Pontianak Selatan. Polisi mendapati senjata tajam berupa celurit, parang dan pisau serta sarung yang digulung. Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Adhe Hariadi menerangkan, pelaku penyerangan warung kopi di Tanjung Hulu juga merupakan pelaku penyerangan di Jalan Nirbaya. "Hasil lidik, bahwa pelakunya sama di dua TKP. Pelaku tawuran di Nirbaya dan penyerangan di warung kopi Tanjung Hulu. Mereka membawa senjata tajam," ujarnya. Dia menegaskan, meski masih bocah, pelaku akan dijerat dengan hukuman pidana atas kepemilikan senjata tajam. Mereka dijerat Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951. "Dengan ancaman hukuman 10 tahun. Dan dapat dilakukan penahanan," ujarnya. Sementara, terhadap anak-anak yang terlibat tawuran dan perang sarung dan tak menggunakan senjata tajam akan dilakukan pembinaan. "Kita juga tandai mereka dengan sedikit merapikan rambutnya dan koordinasi dengan KPPAD serta kembalikan ke orang tua," kata Adhe. Adhe memastikan, kondisi Kota Pontianak kondusif. Pihaknya terus meningkatkan pengawasan serta penindakan terhadap aksi-aksi yang meresahkan. (ap)
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Belakangan ini, kabar kasus hukum yang menimpa para "crazy rich" di Indonesia, ramai menjadi perbincangan publik. Seperti baru-baru ini menimpa suami aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis. Harvey Moiesaditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi tata niaga timah di Bangka Belitung senilai Rp 271 Triliun. Tak sendiri, rekannya yakni Helena Lim juga ditetapkan sebagai tersangka. Sebelumnya ada beberapa nama “crazy rich” Indonesia yang juga terlibat kasus hukum. Siapa saja? Berikut diantaranya: 1. Harvey Moeis Harvey Moeis, suami dari aktris cantik Sandra Dewi baru-baru ini tersandung dalam kasus korupsi tata niaga timah di Bangka Belitung senilai Rp 271 Triliun. Kabar ini pun heboh di jagat media sosial. Akibat kasis itu kehidupan Sandra Dewi yang begitu pun turut menjadi sorotan publik. 2. Indra Kenz Indra Kesuma alias Indra Kenz, sosok yang dikenal sebagai crazy rich Medan. Dia terjerat kasus investasi ilegal dan pencucian uang. Selain menjadi influencer, Indra Kenz juga menjadi afiliator atau orang yang mempromosikan aplikasi berkedok trading binary option Binomo. Saat ini Indra telah mendekam dipenjara. 3. Doni Salmanan Crazy rich Bandung, Doni Salmanan juga harus berurusan dengan polisi. Ia ditahan atas dugaan terlibat judi online dan penyebaran berita bohong atau hoaks melalui media elektronik dan/atau penipuan perbuatan curang dan/atau tindak pidana pencucian uang (TPPU) teregistrasi 4. Helena Lim Penyanyi sekaligus model yang memiliki rumah di PIK ini ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi perdagangan komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk (TINS) dari tahun 2015 hingga 2022. Helena Lim memiliki peran yang cukup penting dalam kasus ini. Sosok yang merupakan Manager PT QSE pada 2018-2019 diduga secara kuat terlibat dalam pengelolaan hasil tindak pidana melalui kerja sama sewa-menyewa peralatan untuk proses peleburan timah di wilayah IUP PT Timah Tbk. 5. Budi Said Crazy rich Surabaya Budi Said, jadi tersangka kasus transaksi ilegal pemufakatan transaksi jual beli emas ANTAM. Budi Said disebut melakukan rekayasa transaksi jual beli emas yang dilakukan tersangka dan sejumlah oknum inisial EA, AP, EKA dan Md dengan cara menetapkan harga jual di bawah harga yang telah ditetapkan PT ANTAM, dengan dalih seolah-olah ada diskon dari PT ANTAM. Akibat aksi ini, PT ANTAM tidak bisa mengontrol jumlah logam mulia dan jumlah uang ditransaksikan, sehingga jumlah uang yang diberikan oleh tersangka dan logam mulia yang diserahkan, ada selisih begitu besar.
Teknologi
PIFA, Tekno - Aplikasi Threads, yang kini telah digunakan secara luas oleh jutaan pengguna di berbagai negara, telah menjadi perbincangan hangat sejak kemunculannya. Sebagai pesaing Twitter, aplikasi ini menawarkan fitur-fitur menarik yang membuatnya menjadi favorit bagi banyak orang. Namun, ada fakta yang baru-baru ini terungkap dan menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan dan privasi pengguna Threads. Salah satu masalah yang mencuat adalah jumlah data pribadi yang diakses oleh Threads. Dalam kebijakan privasinya, Threads menyebutkan bahwa aplikasi ini dapat mengakses 14 jenis data pengguna. Data-data ini mencakup informasi seputar kesehatan dan kebugaran, informasi keuangan, kontak pengguna, konten yang dibagikan oleh pengguna, riwayat penelusuran, data penggunaan aplikasi, data diagnostik, pembelian, lokasi, riwayat pencarian, pengenal pengguna, informasi sensitif, dan data lainnya. Lebih rinci, Threads dapat mengakses berbagai jenis data seperti file audio, foto, dan video pengguna, komunikasi dalam aplikasi, email, informasi kartu pembayaran, rincian rekening bank, dan informasi keuangan. Bahkan, aplikasi ini juga dapat mengambil data pribadi yang sangat sensitif seperti data biometrik, orientasi seksual, dan informasi etnis seseorang. Namun, terdapat ketidakjelasan mengenai pengambilan data pada kategori "Data Lainnya" karena kurangnya keterangan yang diberikan oleh Meta, perusahaan di balik Threads. Pengaksesan data pribadi oleh Threads memberikan Meta, perusahaan induk aplikasi ini, potensi untuk memanfaatkan informasi tersebut. Data yang semakin detail dapat menarik minat banyak pengiklan untuk menggunakan layanan iklan pada Threads. Dengan data yang terperinci, iklan dalam aplikasi Threads dapat ditargetkan secara lebih akurat kepada kelompok pengguna tertentu. Data pribadi yang ada di media sosial merupakan aset berharga bagi para pengiklan. Ketika data yang terperoleh sangat detail, harganya pun akan meningkat. Namun, pengumpulan data yang begitu besar oleh Threads menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan keamanan pengguna. Bagaimana data ini digunakan dan dilindungi oleh Meta masih menjadi pertanyaan besar. Ketika data pribadi yang sangat sensitif jatuh ke tangan yang salah, konsekuensinya bisa sangat merugikan individu-individu yang terkena dampaknya.