Gejolak bentrok di Iran. (Reuters/Costas Baltas)

Berita Internasional, PIFA - Demonstrasi di Iran terkait kematian Mahsa Amini sejak September lalu tembus 92 orang, akibat bentrok dengan aparat. Melansir CNNIndonesia.com (3/10/2022), kelompok pemantau hak asasi manusia Iran Human Rights (IHR) melaporkan total angka kematian itu diperoleh setelah bersusah payah menghimpun data dari berbagai jalur, termasuk jejaring sosial.

Memasuki pekan ketiga demonstrasi, aksi protes masih membara di berbagai penjuru Iran. Mereka merupakan para perempuan yang memprotes pengekangan terhadap kaum hawa di Iran.

Seperti diketahui, Masha Amini menjadi sumbu bara demonstrasi karena diduga ditangkap polisi moral. Masha Amini ditangkap karena tak memakai hijab sesuai dengan standar.

"Beberapa hari setelah ditahan, Amini dinyatakan meninggal dunia pada 16 September. Ia diduga menjadi korban penyiksaan. Gelombang protes pun langsung menerjang jalan-jalan Iran," Dikutip dari CNNIndonesia.com.

Tak hanya soal Amini, pengunjuk rasa juga menyuarakan protes dengan berbagai aksi. Mulai dari membuka hijab hingga mencukur habis rambut.

Gelombang protes juga merambah ke negara lainnya yang mengekang perempuannya, salah satunya di Afghanistan.

CNNIndonesia melaporkan, isu perempuan di Iran kemudian semakin menjadi menjelang akhir pekan lalu, Jumat (30/9). Pada saat itu terjadi kericuhan di tengah demonstrasi di perbatasan Iran-Pakistan.

Menurut laporan AFP yang dimuat CNNIndonesia.com, aksi di daerah itu membara bukan tak hanya karena masalah Amini. Aksi juga bergolak karena kepala kepolisian setempat diduga memperkosa seorang remaja perempuan dari kelompok minoritas Baluch.

Diberitakan, bentrokan antara aparat dan demonstran tak terhindarkan. Iran Human Rights melaporkan bahwa setidaknya 41 orang tewas di tangan aparat dalam aksi demonstrasi itu. (yd)

Berita Internasional, PIFA - Demonstrasi di Iran terkait kematian Mahsa Amini sejak September lalu tembus 92 orang, akibat bentrok dengan aparat. Melansir CNNIndonesia.com (3/10/2022), kelompok pemantau hak asasi manusia Iran Human Rights (IHR) melaporkan total angka kematian itu diperoleh setelah bersusah payah menghimpun data dari berbagai jalur, termasuk jejaring sosial.

Memasuki pekan ketiga demonstrasi, aksi protes masih membara di berbagai penjuru Iran. Mereka merupakan para perempuan yang memprotes pengekangan terhadap kaum hawa di Iran.

Seperti diketahui, Masha Amini menjadi sumbu bara demonstrasi karena diduga ditangkap polisi moral. Masha Amini ditangkap karena tak memakai hijab sesuai dengan standar.

"Beberapa hari setelah ditahan, Amini dinyatakan meninggal dunia pada 16 September. Ia diduga menjadi korban penyiksaan. Gelombang protes pun langsung menerjang jalan-jalan Iran," Dikutip dari CNNIndonesia.com.

Tak hanya soal Amini, pengunjuk rasa juga menyuarakan protes dengan berbagai aksi. Mulai dari membuka hijab hingga mencukur habis rambut.

Gelombang protes juga merambah ke negara lainnya yang mengekang perempuannya, salah satunya di Afghanistan.

CNNIndonesia melaporkan, isu perempuan di Iran kemudian semakin menjadi menjelang akhir pekan lalu, Jumat (30/9). Pada saat itu terjadi kericuhan di tengah demonstrasi di perbatasan Iran-Pakistan.

Menurut laporan AFP yang dimuat CNNIndonesia.com, aksi di daerah itu membara bukan tak hanya karena masalah Amini. Aksi juga bergolak karena kepala kepolisian setempat diduga memperkosa seorang remaja perempuan dari kelompok minoritas Baluch.

Diberitakan, bentrokan antara aparat dan demonstran tak terhindarkan. Iran Human Rights melaporkan bahwa setidaknya 41 orang tewas di tangan aparat dalam aksi demonstrasi itu. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar