Jenazah Ikbal, korban tewas kerusuhan di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah. (Foto: Istimewa)

Berita Nasional, PIFA - Kerusuhan di Kabupaten Dogiyai menyebabkan seorang pria bernama Ikbal meninggal dunia dalam keadaan tak layak ketika ditemukan. Kerusuhan ini dipicu oleh insiden sebuah truk yang menabrak Noldi Goo, balita berusia lima tahun hingga meninggal dunia pada Sabtu (12/11), sekira pukul 14.30 WIT di Kampung Ikebo, Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengatakan jenazah korban itu ditemukan terkubur dengan tidak layak.

"Mayat saudara Ikbal kami temukan di dalam tanah dengan kondisi terkubur secara tak layak," katanya, mengutip CNN Indonesia (15/11). 

Kamal menjelaskan, pihaknya menerima informasi bahwa awalnya para pelaku menyerang para pekerja Jalan CV Mandiri Papua dan Fajar Mustika di Dogiyai. Polisi lantas pun kemudian turun melakukan evakuasi terhadap lima pekerja, yakni M Nasir (34), Alif Padang (48), Randa (37), Lukman (21) dan Willy (35).

"Pencarian itu berhasil menemukan 5 pekerja," lanjutnya.

Kamal mengungkapkan, setelah evakuasi, pihaknya menerima kabar ada korban yang terkubur. Korban berhasil dievakuasi aparat, mayatnya terkubur secara tak layak dalam tanah.

"Kami mengetahui hal tersebut (mayat terkubur) juga atas informasi yang diberikan oleh Simon Petrus Pikey," ujar Kamal.

Korban lainnya, Lukman dan Willy berhasil selamat setelah dibawa oleh anggota DPRD Simon Petrus Pikey ke Polres Dogiyai. Sebelum diantar ke Polres, keduanya bersusah payah menghindar dari amukan massa.

Kamal menambahkan, Lukman dan Willy sebelumnya sempat kabur ke gereja bersama dua rekannya sesama pekerja. Namun karena diikuti oleh massa, seorang pendeta membantu mereka sembunyi di tengah kebun.

"Namun karena adanya informasi bahwa massa akan ke gereja, seorang pendeta menyembunyikan mereka di tengah kebun. Akan tetapi ada 2 temannya yang terpisah dari mereka," tambahnya.

Setelah situasi dipastikan aman, Lukman dan Willy berlari ke arah Gunung Ugapua dan kembali bersembunyi. Di sana mereka bertemu dengan seorang guru yang kemudian membawa mereka ke seorang anggota DPRD bernama Simon Petrus untuk selanjutnya diantar ke Polres Dogiyai.

"Lukman diketahui mengalami kondisi luka bacok dan mengalami patah tulang pada tangannya akibat dilukai oleh salah seorang oknum masyarakat. Sedangkan Willy hingga kini masih mengalami trauma," pungkas Kamal.

Melansir detiksulsel (15/11), massa kerusuhan merusak sejumlah bangunan milik pemerintahan dan rumah warga.

"Dari pantauan aparat gabungan yang melakukan patroli terdapat 6 bangunan pemerintahan di Jalan Trans Nabire-Enarotali arah Kampung Ekimanida yang dibakar. Kantor BPKAD, Kantor Dinas Pendidikan, Kantor Keuangan, Kantor Inspektorat, Kantor Lingkungan Hidup, dan Kantor Dukcapil," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal kepada wartawan, Minggu (13/11) kemarin. (yd)

Berita Nasional, PIFA - Kerusuhan di Kabupaten Dogiyai menyebabkan seorang pria bernama Ikbal meninggal dunia dalam keadaan tak layak ketika ditemukan. Kerusuhan ini dipicu oleh insiden sebuah truk yang menabrak Noldi Goo, balita berusia lima tahun hingga meninggal dunia pada Sabtu (12/11), sekira pukul 14.30 WIT di Kampung Ikebo, Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengatakan jenazah korban itu ditemukan terkubur dengan tidak layak.

"Mayat saudara Ikbal kami temukan di dalam tanah dengan kondisi terkubur secara tak layak," katanya, mengutip CNN Indonesia (15/11). 

Kamal menjelaskan, pihaknya menerima informasi bahwa awalnya para pelaku menyerang para pekerja Jalan CV Mandiri Papua dan Fajar Mustika di Dogiyai. Polisi lantas pun kemudian turun melakukan evakuasi terhadap lima pekerja, yakni M Nasir (34), Alif Padang (48), Randa (37), Lukman (21) dan Willy (35).

"Pencarian itu berhasil menemukan 5 pekerja," lanjutnya.

Kamal mengungkapkan, setelah evakuasi, pihaknya menerima kabar ada korban yang terkubur. Korban berhasil dievakuasi aparat, mayatnya terkubur secara tak layak dalam tanah.

"Kami mengetahui hal tersebut (mayat terkubur) juga atas informasi yang diberikan oleh Simon Petrus Pikey," ujar Kamal.

Korban lainnya, Lukman dan Willy berhasil selamat setelah dibawa oleh anggota DPRD Simon Petrus Pikey ke Polres Dogiyai. Sebelum diantar ke Polres, keduanya bersusah payah menghindar dari amukan massa.

Kamal menambahkan, Lukman dan Willy sebelumnya sempat kabur ke gereja bersama dua rekannya sesama pekerja. Namun karena diikuti oleh massa, seorang pendeta membantu mereka sembunyi di tengah kebun.

"Namun karena adanya informasi bahwa massa akan ke gereja, seorang pendeta menyembunyikan mereka di tengah kebun. Akan tetapi ada 2 temannya yang terpisah dari mereka," tambahnya.

Setelah situasi dipastikan aman, Lukman dan Willy berlari ke arah Gunung Ugapua dan kembali bersembunyi. Di sana mereka bertemu dengan seorang guru yang kemudian membawa mereka ke seorang anggota DPRD bernama Simon Petrus untuk selanjutnya diantar ke Polres Dogiyai.

"Lukman diketahui mengalami kondisi luka bacok dan mengalami patah tulang pada tangannya akibat dilukai oleh salah seorang oknum masyarakat. Sedangkan Willy hingga kini masih mengalami trauma," pungkas Kamal.

Melansir detiksulsel (15/11), massa kerusuhan merusak sejumlah bangunan milik pemerintahan dan rumah warga.

"Dari pantauan aparat gabungan yang melakukan patroli terdapat 6 bangunan pemerintahan di Jalan Trans Nabire-Enarotali arah Kampung Ekimanida yang dibakar. Kantor BPKAD, Kantor Dinas Pendidikan, Kantor Keuangan, Kantor Inspektorat, Kantor Lingkungan Hidup, dan Kantor Dukcapil," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal kepada wartawan, Minggu (13/11) kemarin. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya